Opini

EURO 2020 Salah Nama Dan Yang Perlu Dikenang

Oleh : luska - Rabu, 16/06/2021 16:45 WIB

Penulis : Reinhard Tawas

Hanya ada satu yang bisa mengganti tahun diselenggarakannya peristiwa olahraga besar tetap sama meskipun tahunnya sudah beranjak. Covid-19! Tahun sudah 2021 tapi Olimpiade Tokyo tetap pakai tahun 2020. Begitu juga kejuaraan empat-tahunan yang dikenal sebagai Euro 2020.

Dan jika sebelumnya kejuaraan antar negara-negara Eropa ini diselenggarakan oleh satu tuan rumah atau dua (2012 Polandia, Ukraina), sekarang 12, apalagi jika bukan untuk meredam Covid-19. Juga untuk pertama kalinya  VAR (video assistant referee) dipakai untuk pertama kali padahal olahraga lain sudah puluhan tahun memakai jasa wasit yang tidak mungkin berpihak ini.

Ketika pertama kali diselenggrakan pada than 1960 dan diikuti hanya empat negara - Uni Sovyet, Yugoslavia, Prancis Dan Cekoslovakia - Dunia sedang dipuncak Perang Dingin.  Tahun itu juga diingat sebagaI tahun Pemimpin Uni Sovyet ketika itu , Nikita Kurschev, membentur-benturkan tumit sepatunya di meja Sidang Umum PBB sebagai protes ketika delegasi Filipina berpidato. Tembok Berlin belum ada karena baru didirikan setahun kemudian. Di Euro perdana 1960 itu Uni Sovyet mengalahkan Yugoslavia 2-1 di final, dengan performa luar biasa Lev Yashin, kiper yang dianggap terbaik sepanjang masa. Empat tahun sebelumnya di Olimpiade Melbourne 1956 gawang Lev Yashin hampir bobol oleh oleh tendangan Ramang, striker PSSI ketika itu. Dua pemimimpin negara yang bermain di final, Nikita Kruschev dan Josip Broz Tito,  bersahabat baik dengan Bug Karno.

Masyarakat Inggris boleh berbangga dengan rasa "football is coming home" karena semi-final dan final akan dilakukan di Stadion Wembley, London, meskipun belum tentu timya sampai ke tahap ini yang rasanya akan terucap kata "amit-amit" di setiap bibir fans Inggris jika memikirkan hal itu bisa terjadi. 

Kejuaraan Sepakbola antara-negara Eropa ini secara kwalitas jelas lebih tinggi daripada Kejuaraan Dunia yang harus memberikan jatah kepada negara anggota berdasarkan konfederasi. Dan di ajang sepakbola yang ditunggu-tungu empat tahun sekali ini terjadi hal-hal yang tak terduga. Pelatih hebat dan peman-pemain mahal bukan jaminan bagi sebuah tim untuk keluar sebagai juara. Di final 2016 Cristiano Ronaldo, pemain termahal dunia tidak tampil di final tapi Tim Portugal mengalahkkan Prncis 1-0 dan keluar sebagai juara. Tentu Ronaldo berkontribusi besar mengantar timnya ke final dan dukungan dari pinggir lapangan menjadikannya pemain ke-12. Tahun 2004 Jerman, Spanyol dan Italia raksasa-raksasa sepakbola tersinggkir di babak grup, yang membuat fans mereka marah-marah. Yunani yang "gak ada apa-apanya" mengalahkan tuan rumah Portugal 1-0 di final di hadapan fans yang penuh harap di Estadio da Luz, Lisbon .  Euro 1992 adalah yang paling menarik.

Denmark yang tidak lolos kwalifikasi dipanggil "last minute" untuk menggatikan Yugoslavia yang dilanda perang saudara. Di babak grup tim Denmark yang diperkuat pemain-pemain yang berkompetisi di dalam negeri, kecuali Peter Schmeichel  (Manchester United 1991-1999), Henrik Andersen  (FC Koln 1990-98) dan Brian Laudrup (Bayern Munich 1990 - 1992) bermain memukau dengan mengalahkan Prancis di babak grup, juara bertahan Belanda di semi-final, dan penaklukkan terhadap Jerman di final melengkapi kiprah mereka yang mencengangkan.

Secara individu Kejuaraan antar-negara Eropa ini mematri nama-nama selain Lev Yashin tadi, ada Cristiano Ronaldo yang memecahkan rekor Michel Platini  dalam hal gol. Gol ke-10 dan ke-11nya terjadi ketika Portugal mengalahkan Hungaria. Michel Platini boleh tetap berbangga dengan sembilan gol karena terjadi hanya di satu Euro 1984. Gol ke-9nya terjadi di Final ketika Prancis mengalahkan Spanyol 2-0. 

Artikel Terkait