Euro 2020: Masih Berani Geser Botol di Meja, Hukuman Menanti Pemain

Oleh : Rulin Purba - Jum'at, 18/06/2021 01:06 WIB

Aksi terbaru geser produk sponsor di Euro 2020, dilakukan Manuel Locatelli (Italia). (Foto: ist)

indonews (Swiss) - Setelah tiga kasus geser botol produk sponsor terjadi, akhirnya UEFA (Asosiasi Sepakbola Uni Eropa) layangkan ancaman denda bagi pelakunya. Sayangnya, aturan itu tak langsung dikenakan kepada pemain bersangkutan.

Fenomena singkirkan produk sponsor saat jumpa pers berawal dari aksi kapten timnas Portugal Cristiano Ronaldo. Ia singkirkan dua botol Coca Cola dari atas mejanya dan menggantinya dengan air mineral. Aksi itu dikabarkan bikin saham perusahaan AS itu anjlok di lantai bursa.

Aksi sama dilakukan pemain Italia Manuel Locatelli jelang laga timnas negaranya melawan Swiss. Persis Ronaldo, Locatelli pun meminggirkan dua botol Coca Cola dari hadapannya dan menggantinya dengan botol air putih. Untuk aksi lanjutan ini belum ada laporan efeknya terhadap saham Coca Cola.

Sebelum Locatelli, aksi sama tapi dengan `korban` botol berbeda dilakukan pemain Prancis Paul Pogba. Sebagai muslim taat, ia menyingkirkan bir Heineken dari hadapannya meskipun minuman itu diklaim bebas alkohol.

Tiga kasus ituelas bikin UEFA gerah. Lembaga ini lantas sebar pernyataan bahwa setiap pemain yang mengiktui aksi sama akan didenda. Direktur Turnamen Euro 2020 Martin Kallen menyebut pihaknya telah mengingatkan setiap tim bahwa kemitraan sponsor adalah bagian integral dari turnamen. 

"Itu tertuang dalam buku peraturan, UEFA mendatangani hal itu dengan setiap peserta. Pemain melalui federasi masing-masing diwajibkan patuhi aturan itu," kata Kallen.

Dalam kasus ketiga pemain di atas, imbuh Kallen, yang dihukum UEFA adalah federasi sepakbola negara si pemain. Karena dengan merekalah UEFA mengikat kesepakatan aturan main. Pihaknya tak langsung berhubungan atau langsung mendenda pemain. Untuk soal itu bergantung pada federasi masing-masing untuk mendenda pemainnya atau tidak. Ia menambahkan tindakan indisipliner bisa dikenakan untuk kasus tersebut.

Namun, khusus untuk Pogba yang melakukan aksinya karena keyakinan agamanya, Kallen menyebutnya sebagai kekecualian.

"Kami cukup terbuka untuk hal demikian. Jika itu karena alasan agama maka di depan pemain bersangkutan tak perlu ada botol yang dilarang berdasarkan keyakinannya."

Kasus ini menarik tak hanya karena aksi pemain sekaliber Ronaldo. Ini terkait aturan main antara penyelenggara dengan pihak sponsor, masing-masing dengan hak dan kewajibannya. Jika Coca Cola dan Heineken merassa dirugikan dan itu termasuk dalam aturan main, bukan tak mungkin mereka ajukan gugatan. Sekalian ramai untuk dapatkan publisitas ekstra seperti saat ini sudah diraih. (rnp)

 

Artikel Terkait