Opini

KESEDIHAN MEREKA ..., YA ALLAH

Oleh : luska - Minggu, 11/07/2021 08:10 WIB

by Noryamin Aini

Sahabat. Kelu lidah ini; teriris hatiku; menetes airmataku. Tapi ini batas kuasaku. Kutulis ungkapan ini setelah mendapat WA dari keluarga pasien covid 19. Mereka yang terlupa di pojok keramaian.

WA ini mungkin tidak penting. Tidak apa-apa. Biarlah. Tapi, ini cerita sedih, kisah melo dari saudara-saudara kita yang sekarang berjuang untuk sehat; ia mengajarkan empati dan panggilan hati.

Sahabat! Ini fakta. Ada pasien yang hanya punya beras, tapi tidak mampu beli lauk untuk makan, walau cuma sebatas telur; tidak punya duit untuk beli obat, buah dan vitamin. Enteh kemana mereka harus mengadu. Terasa gelap dunia mereka.

Sedih mendengar curhat mereka. Jeritan dari qalbu yang terdalam. Ya Allah mudahkan jalan kesembuhan mereka; beri terang hidup mereka; bisikan harapan kesembuhan untuk mereka. Engkau Zat yang Maha Pengasih-Maha Penyayang.

Sahabat! Kita sangat beruntung dibanding mereka. Saat sedih dan kritis begini, kita seharusnya hadir untuk mereka, atas nama panggilan kegalauan kemanusiaan, atas nama jerit kesedihan tanpa sekat agama, golongan, kelompok, dan asal usul. Mereka menginginkan kesembuhan yang sama seperti keinginan kita. 

Sahabat. Letupan empati ini menjadi entitas kualitas terdalam dari arti kepedulian dan kebersamaan dalam panggilan kemanusiaan. "Pasien covid-19, mereka yang kurang mampu, adalah aku dan kamu dalam wujud yang lain. Mereka adalah kita yang beringinan sama, tetapi berbeda nasib dan jalan hidup". "Membiarkan mereka sedih, itu bermakna sama dengan kita membuat hati kita teriris sedih".

Maaf, saya melo, saat menuliskan perasaan ini. Semoga doa dan uluran tangan kalian terus merangkul dan menghangatkan kesendirian dan kesedihan mereka.

Sahabat! kita terlahir tidak membawa apa-apa, dan akan kembali ke pangkuan ilahi hanya dengan kebaikan kita. Jangan biarkan kepergian kita hampa tanpa kebaikan yang kita titipkan untuk saudara-saudara kita yang sekarang sangat membutuhkan empati dan kepedulian kita. Tuhan selalu membantu hamba-Nya selama hamba-Nya selalu meringankan beban saudaranya (HR. Muslim).

@Saya belajar syukur dan berbagi. Allah Maha Tahu dan Bijak.
Pamulang, 20 Dzul Qa'idah 1442 H

Artikel Terkait