Opini

KEMULIAAN

Oleh : luska - Sabtu, 31/07/2021 10:16 WIB

by : Noryamin Aini
(Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta) 

"Kaya bukan tanda mulia, dan miskin bukan tanda hina. Jabatan-prestasi puncak bukan ukuran kemartabatan, dan menjadi orang kecil-pesuruh bukan bukan cap kehinaan. Kemuliaan itu adalah buah dari kebaikan".

Sahabat! Saat kita terhimpit kesulitan, uluran tangan yang menyapamu dalaml duka akan menggoreskan ingatan panjang tentang kebaikan. Rasa bahagianya tidak terukur. Ia seluas, setinggi, dan sedalam rasa syukur yang tidak berbatas, dan ia akan menjadi hulu alir dari kemuliaan abadi. Kebaikan tersebut dikenang dalam setiap doa dan ingatan syukur.

Sahabat! Saat susah, kita pasti tersadar dalam senang-bahagia dengan bantuan. Maka, bantulah saudara kita yang sangat merindukan uluran tangan. Pitutur kasih mengingatkan bahwa *sahabat adalah kita dalam wujud lain. Karenanya, kesedihannya adalah duka kita yang mendalam*.

Ini satu kepastian. Kalau besok tidak ada, maka, hari ini adalah kesempatan terakhir untuk kita menitip aset kebaikan yang akan diterima di akhirat nanti. Jangan *ULUR* waktu untuk menjadi orang baik, dan jangan *BOSAN-PUAS* menjadi orang baik.

Pamulang, 17 Dzul Hijjah 1442 H
#Aku belajar mulia

TAGS : KEMULIAAN

Artikel Terkait