Opini

Evolusi SMK Stella Maris (Refleksi `Telat` Pelaksanaan IHT SMK PK dan Sekolah Penggerak)

Oleh : indonews - Rabu, 01/09/2021 12:01 WIB

Staf pengajar SMK Stella Maris Labuan Bajo, Sil Joni.(Foto:Istimewa)

Oleh: Sil Joni*

INDONEWS.ID - Membaca kondisi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Stella Maris, Labuan Bajo di kekinian, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa lembaga ini sedang berada dalam proses `berubah`. Pencapaian yang ditorehkan oleh lembaga ini tentu tidak terlepas dari `sentuhan kepemimpinan` yang bersifat kreatif dan progresif dari sang Kepala Sekolah, Rm. Kornelis Hardin, Pr dan tentu saja ditopang oleh spirit soliditas dan kohesivitas para staf pengajar dan pegawai.

Terus terang, wajah Stella Maris saat ini sangat beda ketika saya pertama kali masuk kintal sekolah pada tahun 2012. Boleh dibilang, saya menjadi salah satu `saksi sejarah` bagaimana SMK ini menghadapi badai tantangan dan cobaan.

Sekadar untuk diingat, sebelum saya masuk, tepatnya pada tahun ajaran 2011/2012, tidak ada siswa yang daftar di sekolah ini. SMK Stella Maris benar-benar `terpuruk` bahkan terancam `gulung tikar`. Seingat saya, kelas XII angkatan 2012 berjumlah 8 orang, kelas XI (tidak ada siswa, angkatan kosong) dan kelas X berjumlah 40 orang.

Tetapi, spirit perjuangan dan dedikatif yang begitu mengagumkan dari Kepala Sekolah waktu itu, Rm. Ferdinandus Usman, Pr dan didukung oleh para guru, SMK Stella Maris mulai `bangkit`. Saya sendiri menyaksikan dan merasakan secara langsung periode kebangkitan itu hingga memasuki era kejayaannnya seperti sekarang ini.

Seiring dengan `perubahan manajemen kelembagaan`, perhatian Pemerintah terhadap perkembangan SMK semakin menguat. Pada tahun 2016, melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016, program Revitalisasi dan Penguatan SMK, mulai diimplementasikan. SMK Stella Maris menjadi salah satu SMK yang mengikuti program revitalisasi tersebut.

Di bawah kepemimpinan Rm. Kornelis Hardin, Pr, SMK Stella Maris mengalami lompatan kemajuan yang luar biasa. Prestasi yang dialami oleh lembaga ini, mendapat afirmasi dari pemerintah. Hal itu bisa dilihat dari kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah untuk mendapat predikat tertentu dan terlibat aktif dalam program yang ditawarkan pemerintah.

Pada tahun 2020 misalnya, SMK Stella Maris dianggap layak untuk menjadi SMK Pusat Keunggulan (Center of Excellence). Program studi hospitalitas (akomodasi perhotelan) menjadi program pertama untuk mengikuti skema program SMK Pusat Keunggulan (PK) tersebut.

Selanjutnya, pada tahun 2021 ini, SMK Stella Maris ditetapkan sebagai salah satu SMK Penggerak. Kita tahu bahwa hanya sekolah dengan reputasi yang bagus yang dipercayai sebagai Sekolah Penggerak. Bersama SMKN 1 Komodo, SMK Stella Maris masuk dalam kategori sekolah dengan catatan bagus itu.

Status sebagai SMK PK dan Penggerak itu, di satu sisi dilihat sebagai `rahmat` yang perlu disyukuri. Tetapi, di sisi yang lain, predikat semacam itu, menuntut sebuah tugas atau tanggung jawab. Kita mesti mampu mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah. Setidaknya, pihak SMK Stella Maris mesti membuktikan bahwa kepercayaan pemerintah itu tidak salah alamat.

Karena itu, semua pemangku kepentingan (stakeholders) SMK Stella Maris, khususnya Kepala Sekolah dan para guru, mesti berjibaku mengikuti aneka pendidikan dan pelatihan untuk mendongkrak performa lembaga sesuai dengan tuntutan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Komunitas SMK Stella Maris coba mengoptimalkan setiap peluang dan ruang yang ditawarkan oleh pemerintah, terutama program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Upaya peningkatan SDM baik pendidik dan tenaga kependidikan terus dilakukan oleh Kepala SMK Stella Maris Labuan Bajo. Beliau tak lelah dan jeda mendorong para guru untuk mengikuti aneka pelatihan, baik berlangsung secara online maupun secara luring (luar jaringan).

Mulai dari kegiatan magang guru di perusahaan hingga memfasilitasi kegiatan-kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan pelatihan yang dilakukan secara daring oleh Kemendikbud melalui Guru Belajar dan Guru Berbagi melalui akun SIM PKB.

Salah satu bentuk pelatihannya bertajuk Sekolah Penggerak. Sebelumnya, beberapa perwakilan guru mengikuti kegiatan pelatihan secara daring yang diinisiasi dan difasilitasi oleh pihak Kemendikbud. Selanjutnya, beberpa guru itu menjadi instruktur (fasilitator) dalam menjalankan pelatihan internal (in house training) yang mengikutsertakan semua guru. Diharapkan agar para guru dapat mengimplementasikan pelatihan tersebut minimal pada rekan-rekan satu sekolah atau SMK-SMK lain.

Kita tahu bahwa melalui program Sekolah Penggerak, sekolah melakukan transformasi diri untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dan mengembangkan hasil belajar peserta didik secara holistik dalam upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila (P3). Pengembangan ini akan terwujud apabila Kepala Sekolah bersama guru memiliki kompetensi dan kapasitas untuk melakukan reformasi dan restrukturisasi pendidikan. Dari alur pikir ini, maka kegiatan In House Training (IHT) SMK PK dan Sekolah Penggerak cukup relevan dan urgen dilaksanakan.

Pengimplementasian pelatihan di masa pandemi ini dilaksanakan secara daring. Namun, untuk konteks SMK Stella Maris, pelatihan itu dibuat juga secara luring. “In House Training” (IHT) di SMK Stella Maris dilaksanakan selama 10 hari mulai tanggal 28 Juli 2021 hingga 7 Agustus 2021. Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Bupati Manggarai Barat (Mabar), Pak Edistasius Endi, S.E.

Tentu saja IHT itu diawali dengan mengadakan pertemuan antara Kepala Sekolah, para guru, termasuk Pengawas Sekolah guna persiapan IHT secara keseluruhan, selanjutnya menganalisa hasil pertemuan dan pengambilan keputusan oleh Kepala Sekolah, penyusunan panitia beserta jadwal, sosialiasi implementasi, penyelenggaraan IHT, pelaporan, dan diharapkan peserta selanjutnya dapat menerapkan Pembelajaran Paradigma Baru di sekolah yang mengacu pada Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Harapannya adalah setelah IHT selesai akan ada peningkatan kualitas baik hardskill dan softskill para peserta didik melalui pembelajaran Paradigma Baru oleh para guru, sehingga menjadikan SMK Stella Maris sebagai sekolah unggulan sekaligus sekolah rujukan internasional dapat terwujud. Saat ini, komunitas SMK Stella Maris terus berjuang agar visi SMK PK dan Sekolah Penggerak bisa termanifestasi dengan baik.

Beberapa materi yang dipaparkan dalam IHT tersebut antara lain tentang Konsep Pembelajaran Paradigma Baru, Filosofi Pendidikan, Merdeka Belajar, Profil Pelajar Pancasila, Pembelajaran Andragogi, Kurikulum Operasional, Alur Tujuan Pembelajaran, Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, Asesmen dan Modul Ajar

Para guru berada pada barisan depan dalam mewujudkan spirit dan idealisme sebagai SMK PK dan Penggerak tersebut. Peran yang dimainkan oleh guru cukup vital dan strategis dalam skema implementasi Sekolah Penggerak ini. Guru harus mampu memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik dengan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Apalagi dalam era revolusi 4.0 ini, praksis pembelajaran tidak boleh stagnan dan hindarkan pembelajaran dengan cara-cara lama serta mampu menyesuaikan perubahan zaman.

Meski saat ini kita sedang menjalani pembelajaran daring, namun tugas pokok sebagai guru harus tetap dilaksanakan dengan semangat, penuh tanggung jawab, dan selalu berkolaborasi sebagai teamwork yang solid. Termasuk pembuatan perangkat pembelajaran. IHT yang dilaksanakan melalui aplikasi Google meet di SMK Stella Maris selama 10 hari dan diikuti para guru berjalan lancar.

Dengan itu, tidak diragukan lagi bahwa para guru di SMK Stella Maris semakin bertambah ilmunya sebagai bekal dan pedoman mengarungi Tahun Ajaran 2021/2022 ini. Sudah waktunya, semua ilmu dan keterampilan praktis yang kita timba dalam IHT itu diterapkan secara kreatif dan konsisten dalam setiap proses pembelajaran baik secara daring maupun secara luring.

Dari sisi sumber daya, saya sangat optimis bahwa SMK Stella Maris bisa mengemban tugasnya sebagai SMK PK dan Sekolah Penggerak dengan tuntas. Mayoritas tenaga pengajar adalah para sarjana pendidikan yang masih energik dan penuh vitalitas. Umumnya, mereka tidak gagap atau kesulitan menggunakan perangkat teknologi pembelajaran dalam mendesain dan melaksanakan proses pembelajaran.

Kendati demikian, perlu ditegaskan juga bahwa program SMK PK dan Sekolah Penggerak hanya sebagai `alat bantu` untuk mendongkrak mutu praksis pendidikan di lembaga ini. Kecakapan para guru dan ketersediaan pelbagai fasilitas penunjang di lembaga ini, mesti dikembangkan dan digunakan untuk meningkatkan mutu lulusan (peserta didik) itu sendiri.

Kita sedang bergerak dalam orbit sejarah SMK yang sedang berevolusi menuju SMK yang kompetitif, unggul, dan berkarakter. Gerak pendulum sejarah ini, seirama dengan kemajuan kota Labuan Bajo yang telah dibaptis sebagai destinasi super premium. SMK Stella Maris mesti menjadi `kawah candradimuka`, memasok tenaga kerja yang sesuai dengan standar `super premium` itu. Tegasnya, SMK Stella Maris sedang mengukir sebuah sejarah indah pada pentas sosial dan budaya di level lokal.

*Penulis adalah Staf pengajar SMK Stella Maris Labuan Bajo.

Artikel Terkait