Gaya Hidup

Pop diKota Album Kompilasi Warna Warni Masa Kini Jakarta

Oleh : luska - Kamis, 09/09/2021 15:30 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Beberapa tahun terakhir ini, istilah “city pop” ramai dan gemerlap tampil ke permukaan, dipilih oleh muda-mudi.  Rekaman-rekaman dari Tatsuro Yamashita, misalnya, menjadi incaran para peminat musik, juga populernya kembali nomor-nomor dari eksponen “pop kreatif” era 1980an Indonesia seperti Fariz M yang suka diasosiasikan sebagai “city pop”-nya Indonesia.    

Istilah city pop datang dari musik pop Jepang di akhir 1970an hingga mencapai puncaknya pada 1980an, yang saat itu dianggap sebagai “musik baru” bagi kaum muda urban.  City pop adalah ramuan dari musik-musik AOR, soft rock, R&B, funk, boogie, disko, hingga jazz fusion. Cita rasanya berbeda dengan tradisi musik Jepang sebelumnya. City pop tumbuh mekar juga bersama kemajuan teknologi membuat kreasi dan menikmati musik saat itu, mulai dari MIDI (Musical Instrument Digital Interface) hingga Walkman dan mobil yang dilengkapi pemutar kaset dan stereo FM.

Merebaknya city pop pada akhir 1970an dan 1980an adalah mengikuti ledakan ekonomi dan munculnya kelas sosial menengah baru di Jepang, seperti halnya yang terjadi di Indonesia kurang lebih di masa yang sama. Dan pada akhirnya roda memang berputar; musik yang pernah begitu hits di zamannya kembali ke permukaan di masa kemudian.

Masih di tengah tren City Pop, hari ini lahir album kompilasi bernama “Pop diKota” yang diprakasai dan dikerjakan oleh 5 muda-mudi Jakarta-Tangerang: Raka Syahreza, Felix Sirinando, Della Vivilia Sinta, Suci Rahmatunisa,  dan Hillfrom T.Lamhot. Album kompilasi ini sekaligus sebagai penanda10 tahun berdirinya SRM Bookings & Services, sebuah unit Manajemen dan Booking Agent Musik yang berdiri sejak 2011 di Jakarta. 

Namun “Pop diKota” tidak melulu berisi lagu bernuansa “City Pop” yang merebak pada era 1980an dahulu, melainkan tampil variatif. Sepuluh lagu di kompilasi ini menghadirkan musik pop beragam gaya, termasuk menghadirkan indiepop hingga  ambient.  

Para penggagas kompilasi “Pop diKota” mengundang band-band atau musisi potensial masa kini: Sunwich, Voxxes, Jazeed bersama Faishal Tanjung, Groovebox Story, Guernica Club, Tanayu bersama Logic Lost, Ranu Pani, Purpla, Bilal Indrajaya, dan Irama Pantai Selatan. Hasilnya menjadi album kompilasi yang berwarna warni, dari cerah hingga cenderung gelap, seperti halnya warna-warni kota Jakarta. 

Satria Ramadhan dari SRM Bookings & Services menyampaikan bahwa bukan tidak mungkin proyek “Pop diKota” akan terus berlanjut dengan tematik musisi dari kota-kota lainnya.
  
Album kompilasi “Pop diKota” kini telah dirilis di berbagai digital streaming platform dan rencananya kemudian akan dicetak dalam bentuk fisik. (Harlan Boer)

Artikel Terkait