Nasional

Simak! Ini Penjelasan Menlu Retno Terkait Indonesia Terpilih Sebagai Presidensi G20

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 15/09/2021 08:42 WIB

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi mengatakan Indonesia terpilih sebagai Presidensi G20 untuk masa dua tahun terhitung sejak 1 Desember 2021 sampai dengan 30 November 2022.

Untuk diketahui, G20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 20*+ negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa.

Secara resmi G20 dinamakan The Group of Twenty Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Duapuluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.

Menlu Retno mengatakan serah terima Presidensi G20 akan dilakukan saat pelaksanaan KTT G20 di Roma, Italia, pada 30-31 Oktober 2021. Menlu Retno mengatakan ini merupakan kepercayaan sekaligus tanggung jawab yang besar bagi bangsa Indonesia. Namun ia meyakini Indonesia mampu menunaikan kepercayaan dan tanggung jawab tersebut.

“Ini tentunya merupakan kepercayaan tetapi pada saat yang sama juga merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi Indonesia, yang insyaAllah yang akan kita tunaikan sebaik mungkin,” kata Retno Marsudi dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (14/9/2021) malam.

Dalam konferensi pers tersebut, Retno mengungkapkan perkiraan situasi dunia pada 2022 mendatang. Diperkirakan, dunia belum akan sepenuhnya keluar dari pandemi Covid-19.

Dari aspek kesehatan, WHO menyampaikan harapan di akhir 2021, negara-negara di dunia dapat melakukan vaksinasi hingga 40% dari populasinya dan 70% pada pertengahan 2022.

“Sementara itu, dari aspek ekonomi, saya hanya ingin mengambil data dari IMF misalnya, tahun lalu, 2020, ekonomi dunia turun hingga minus 3,2% dan tahun ini terdapat tren positif pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 6%. Dan tren ini diharapkan akan berlanjut pada tahun 2022,” terang Retno Marsudi.

Secara global, Retno juga memperkirakan masih terdapat kerentanan dan kekhawatiran bahwa pertumbuhan belum akan merata. Bahkan dari sisi geopolitik diperkirakan rivalitas antara kekuatan besar masih akan berlanjut, dan trust deficit atau defisit kepercayaan masih menonjol.

“Dengan latar belakang situasi dunia seperti yang saya sampaikan secara singkat tadi, maka selama keketuaan Indonesia, spirit utamanya adalah pulih bersama. Untuk pulih bersama diperlukan spirit solidaritas, kerjasama, kolaborasi, kemitraan dan inklusivitas,” jelas Retno Marsudi.*

Artikel Terkait