Bisnis

Dirut Holding Perkebunan Sampaikan Rencana Aksi Restrukturisasi Bisnis Gula

Oleh : Mancik - Jum'at, 24/09/2021 03:08 WIB

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani, saat menjadi pembicara pada webinar Pusat Kajian Kebijakan Pertanian (PAKTA) UGM. Kamis,(23/09/2021)

Jakarta, INDONEWS.ID - Bisnis gula nasional hingga saat masih menghadapi berbagai tantangan serius. Diperlukan berbagai macam kebijakan sehingga Indonesia keluar dari masalah produksi gula dalam negeri.

Dalam menjawab permasalah yang ada, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan sejumlah langkah penting terkait dengan upaya restruktrusasi bisnis gula secara nasional. Sejumlah langkah tersebut meliputi penataan struktur perusahaan hingga perbaikan manajemen tata kelola produksi gula.

"PTPN III membentuk SugarCo dengan salah satu PTPN gula, kata Mohammad Abdul Ghani dalam seminar virtual yang diselenggarakan oleh PAKTA UGM, Kamis,(23/09/2021)

Selain langkah tersebut di atas, Holding Perkebunan juga melakukan perbaikan terhadap keberadaan saham perusahaan. Dengan demikian, PTPN III menjadi pemegang saham SugarCo.

"PTPN gula melakukan spin of asset dan liabilities bisnis gula sehingga bersama PTPN gula menjadi pemegang saham SugarCo," jelasnya.

Adapun langkah lain yang disampaikan oleh Mohammad Abdul Ghani sebagai rencana aksi restrukturisasi bisnis gula nasional yakni PTPN Group melakukan divestasi saham kepada mitra BUMN dan investor.

Berkaitan dengan langkah mengundang investor gula, Mohammad Abdul Ghani mengatakan, pihaknya telah menentukan berbagai macam kriteria sesuai dengan visi besar perusahaan dan agenda swasemba gula nasional.

PTPN mempertimbangkan pentingnya investor yang memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman dalam menjalankan bisnis gula secara keseluruhan termasuk keahlian dalam meningkatkan produktivitas, inovasi pabrik dunia, akses ke industri gula global, dan pengalaman pendukung lainnya.

Adapun kriteria dari sisi pendanaan, mampu menyediakan modal untuk membiayai revitalisasi dan pembangunan pabrik baru, serta operasional perusahaan.

Kriteria yang paling penting juga, kata Mohammad Abdul Ghani, investor harus mendukung nasional pemerintah. Dengan demikian, tujuan mencapai swasemba gula tercapai sesuai harapan holding perkebunan.*

Artikel Terkait