Nasional

Menikmati Pesona Kebun Teh Pagar Alam Milik PTPN VI Jambi

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 29/09/2021 15:30 WIB

Melepas Penat di kebuh teh Kota Pagar Alam Milik PTPN VI Jambi

Jakarta, INDONEWS.ID - Salah satu ikon wisata Pagar Alam adalah kebun teh Pagar Alam yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VI). Kebun teh ini dapat menjadi pilihan terbaik untuk melepas kejenuhan bagi Masyarakat Sumatera Selatan atau bagi wisataan yang mengunjungi daerah ini.

Untuk diketahui, Kota Pagar Alam sendiri berada di kaki gunung. Kota ini Sungguh menawarkan pemandangan indah yang memukau serta terdapat sejumlah peninggalan prasejarah dan aktivitas memacu adrenalin.

Kota Pagar Alam adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Lahat pada 2001 yang memiliki luas 633,66 kilometer persegi. Dari Palembang jaraknya hanya berjarak sejauh 281 kilometer dan menjadikan kota ini pilihan untuk berlibur

Bagi warga setempat, Gunung Dempo di sisi timur dengan tinggi 3.173 mdpl merupakan anugerah. Bukan hanya menciptakan bentang alam yang indah, gunung ini menghadirkan tanah subur, dan suhu yang sejuk bagi 147.537 jiwa populasinya menurut sensus 2021.

Pegunungan, persawahan, perkebunan dan sungai-sungai yang mengalir kombinasi yang harmonis. Tidak heran "kota bunga" demikian sering disebut menjadi tempat pelarian bagi warga Palembang di akhir pekan.

"Kebun teh ini memiliki luas area tanamnya mencapai 1.523 hektare pada 2020 dengan hasil mencapai 80 ton per hari," menurut laman resmi perusahaan itu.

Pemandangan kebun teh akan terlihat sejauh mata memandang. Berada pada ketinggian rata-rata 1.520 meter udaranya cukup sejuk berkisar antara 15 hingga 26 derajat Celsius. Kelebihan ini menjadi daya tarik wisatawan.

Kebun teh ini didirikan pada 1929. Wisatawan bisa berfoto-foto di area kebun teh, yang dibelah oleh jalan aspal yang mulus. Wisatawan dapat berfoto-foto di di beberapa titik. Tiket masuknya sendiri cukup terjangkau yaitu 5.000 rupiah per orang.

Danau Unik

Berada di deretan Pegunungan Bukit Barisan, Pagar alam memiliki danau unik yaitu Danau Merah. Berada di perbatasan dengan Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu, danau tersebut hanya memiliki luas 6 hektare.

Berada di sekitar Bukit Raje Mandare, danau ini sering disebut juga dengan Danau Rimba Candi. Keunikannya airnya jika dilihat berwarna merah, namun saat diambil dengan tangan akan berubah menjadi warna jernih kecoklatan seperti air danau biasa.

Karena berada di hutan perawan, banyak ditemukan hewan yang langka di sekitar danau yang jarang ditemukan di danau di tempat lain. Contohnya ada kelabang raksasa yang panjangnya 50 sentimeter dan lebar 30 sentimeter.

Di sekitar Danau Rimba Candi ini dahulu berdiri sebuah candi meski sekarang tinggal sisa-sisa. Candi ini dipercaya sebagai candi pertama di Pulau Sumatera. Sampai saat ini Danau Rimba Candi beserta segala keunikannya masih diteliti oleh para arkeolog.

Meski letaknya berada di tengah, Kota Pagar Alam ternyata sudah dihuni manusia sejak lama. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya situs megalitikum atau batu besar di 22 lokasi. Manusia prasejarah memanfaatkan batuan beku jenis andesit dari Gunung Dempo untuk membuat beberapa karya.

Arca, lesung batu, kubur batu, meja persembahan (dolmen), dan tugu batu (menhir), adalah beberapa peninggalan nenek moyang yang berhasil ditemukan. Batuan tersebut dapat dijumpai di di Dusun Tegurwangi, Kelurahan Pagarwangi, Kecamatan Dempo Utara.

Menurut peneliti Belanda bernama Van der Hoop yang mengeksplorasi situs-situs tersebut antara 1930-1931, arca megalitik dari situs-situs yang ditemukan dibedakan menjadi dua jenis. Jenis pertama menggambarkan satu wujud rupa atau sosok tunggal, yaitu berupa manusia atau hewan. Jenis kedua menggambarkan lebih dari satu rupa atau sosok jamak, seperti sosok dengan manusia atau manusia dengan hewan.

Lokasi Desa tesebut terdapat, situs batu beghibu atau batu nisan diyakini sebagai bekas tempat pemakaman sekaligus tempat pemujaan di masa lampau. Sampai kini masyarakat Desa Tegur Wangi Lama masih menganggap peninggalan batu itu sebagai tempat sakral dan disucikan.

Sumber: koranjakarta

Artikel Terkait