Nasional

Fashion Show Para Istri Dubes Asing Promosikan Batik dan Tenun di Islamabad

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 18/11/2021 17:45 WIB

Acara memamerkan produk batik dan tenun dihadapan 50 tamu undangan yang terdiri dari istri kepala perwakilan asing, organisasi internasional dan pimpinan Pakistan Foreign Office Women`s Association (PFOWA) dan friends of Indonesia di Islamabad pada 18 November 2021

Jakarta, INDONEWS.ID - WASTRA merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang terdiri dari seni tekstil, batik dan tenun. Batik telah dikukuhkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Seni eksklusif ini mencerminkan kreativitas dan bakat seni orang Indonesia sehingga begitu istimewa.

Demikian ungkap Irina Adam dalam sambutan pembukaan pagelaran promosi wastra Indonesia yang bertema “Wastra Indonesia : Celebrating Value of Cultural Heritage and Diversity”.

Acara memamerkan produk batik dan tenun dihadapan 50 tamu undangan yang terdiri dari istri kepala perwakilan asing, organisasi internasional dan pimpinan Pakistan Foreign Office Women`s Association (PFOWA) dan friends of Indonesia di Islamabad pada 18 November 2021. Kegiatan promosi ini dilaksanakan seiring dengan pelonggaran akibat pandemi Covid-19 oleh Pemerintah Pakistan.

Acara tersebut dilaksanakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) bekerjasama dengan KBRI Islamabad dan perusahaan Batik Indonesia, Alleira. Promosi dilaksanakan di Aula KBRI Islamabad dalam bentuk fashion show dengan para model para istri duta besar negara sahabat dengan memakai pakaian batik dan tenun.

Para istri kepala perwakilan asing yang sangat antusias mengikuti acara fashion show. Berbagai macam display batik dan wastra nusantara dari berbagai daerah di Indonesia juga digelar dan dipajang untuk menunjukkan kekayaan wasta nusantara.

Menurut Ketua DWP KBRI Islamabad, Irina Adam, watra merupakan produk istimewa karena mayoritas pembuatnya adalah wanita yang bekerja sebagai Usaha Kecil Menengah. Batik dan Tenun adalah warisan budaya yang mendapatkan popularitas pada industri mode di seluruh dunia.

Wastra juga merupakan peninggalan nenek moyang yang menjadi aset budaya dan memiliki peran sosial yang vital di Indonesia karena setiap lembar wastra memiliki keunikan tersendiri dan cerita.

Disampaikan pula harapannya kiranya pameran ini dapat menginspirasi para undangan untuk mempelajari tentang corak batik dan tenun dan berkunjung ke Indonesia untuk menyaksikan secara langsung bagaimana wastra menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

“Kami menyampaikan apresiasi setinggi tinginya kepada para undangan khususnya para istri duta besar yang turut berpartisipasi dan mendukung acara fashion show,” ujar istri Dubes RI Islamabad ini.

Acara dihadiri Tamu Kehormatan, Mehwish Sohail, President PFOWA yang juga istri dari Sekjen Kemenlu Pakistan, dalam sambutan mengatakan sangat terhormat menjadi bagian dari peragaan busana ini.

Peragaan busana batik sangat indah dan kami sungguh menikmatinya. Kami kagum melihat istri para duta besar tampil sebagai peragawati dan menurut saya batik adalah kain yang sangat berkelas. Kami juga menyukainya makanan Indonesia yang luar biasa.

Kayna Shore menyambut baik undangan pagelaran busana dan sekaligus belajar cara membatik dan melihat beragam jenis batik Indonesia.

“fashion show peragaan busana yang benar-benar menakjubkan. Kami melihat teman-teman kami di atas catwalk mengenakan pakaian yang sangat tradisional dan sangat modern. Sekarang saya tidak sabar untuk menemukan butik di Islamabad. Setelah peragaan busana kami menikmati beberapa makanan Indonesia yang fantastis,” ujar Istri Dubes Australia ini.

Fashion show yang dipandu master ceremony Dina Shahabudin ini juga memperoleh sambutan meriah dari para undangan. Hal ini mengingat para model peragawati adalah para istri duta besar dari negara-negara sahabat antara lain Madam Zhanna Assanova dari Kazakhstan, Madam Irena (Ceko), Madam Reema (Bangladesh), Madam Henriette (Belanda), Madam Pornrat Krachaiwong (Thailand) yang didampingi model senior dari Indonesia, Miyra Mathilda dan Yanti Budi.

Acara fashion show yang melibatkan para istri duta besar ini merupakan pertama kalinya diadakan sehingga menjadikan suasana pagelaran busana menjadi seru dan meriah.

“This is first time we have this kind of fashion show.” imbuh Irena, istri Dubes Ceko. Diusulkannya acara tersebut untuk diadakan setiap bulan dengan dia bersedia menjadi pengajar untuk para istri dubes lainnya menjadi peragawati. “All are beautiful,” ungkap Rema, istri Dubes Bangladesh ketika memilih pakaian untuk tampil. “Where can I buy these clothes” ujarnya.

Umumnya para istri dubes tersebut sangat antusias mengikuti acara pagelaran. “Very exciting,” ungkap Pornrat, istri dubes Tahiland ketika ditanya perasaannya menjadi peragawati pada acara.

Beberapa istri duta besar juga bahkan memamerkan batik milik mereka sendiri pada acara fashion show tersebut. Kegiatan pagelaran juga dilanjutkan dengan promosi kuliner nusantara yang menyajikan makanan seperti sate, lontong, bakso, rempeyek, kue kue tradisional dan lainnya.

Duta Besar RI untuk Pakistan, Adam M. Tugio menyambut baik pelaksanaan ekshibisi dan memuji peran ibu-ibu DWP dalam mempromosikan sosial budaya Indonesia di Pakistan.

Menurutnya, kegiatan eksibisi ini akan terus dilanjutkan karena memperoleh animo dan antusiame yang tinggi dari masyarakat Pakistan dan warga asing di Islamabad. Fashion show ini juga merupakan bagian dari rangkaian dari promosi batik serta pengantar bagi kompetisi desain Batik dengan motif Pakistan yang dilakukan pada 2022 di Pakistan.

Terkait dengan promosi batik, lanjut Adam, KBRI berencana mengembangkan promosi batik di Pakistan dengan menyelenggarakan lomba desain batik dengan motif Pakistan kepada masyarakat Pakistan bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi seni dan masyarakat pecinta seni di Pakistan dan stakeholders dari Indonesia.

KBRI akan memberikan hadiah bagi pemenang kompetisi untuk berkunjung ke Indonesia dan belajar langsung cara metode pembuatan batik di sentra-sentra industri batik di Indonesia serta mendapat kesempatan untuk mencetak hasil karyanya.

Menurut Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Islamabad, Pramudya Sulaksono mengatakan bahwa KBRI berkomitmen untuk terus meningkatkan promosi batik dan wastra nusantara dalam rangka meningkatkan diplomasi budaya di Pakistan.

Menurutnya, promosi batik juga dilakukan dengan meluncurkan buku yang berjudul “Cultural Beauty dan Nature’s Wonders: Captivating Images of Indonesian-Pakistan Semilarities” pada acara Resepsi Diplomatik HUT ke-74 RI dan peringatan ASEAN Day pada 28 September 2021.

“Buku tersebut mempromosikan batik yang merupakan bagian dari sejarah mode di Indonesia yang memiliki banyak kesamaan antara Indonesia dan Pakistan,“ ujar pejabat yang kerap dipanggil Om Son.

Menurut Minister Counsellor KBRI Islamabad, Boy Dharmawan, Pakistan juga memiliki budaya batik namun memiliki corak, motif dan pembuatan yang berbeda. KBRI akan berupa meningkatkan people to people contact dengan memadukan keunikan dan keindahan batik dan tenun dengan mode dan gaya hidup Pakistan.

KBRI mengharapkan kompetisi batik yang dijadwalkan pada 2022 ini diikuti oleh perancang busana, pecinta seni dan masyarakat Pakistan. Selain mempromosikan batik, kompetisi diharapkan memperkuat hubungan people to people antara kedua negara dan mendorong budaya kreatif Indonesia lebih dekat dengan budaya populer Pakistan.

KBRI juga memperkenalkan batik dengan melakukan berbagai kegiatan presentasi pengenalan Batik kepada mahasiswa Departemen Seni dan Desain di berbagai kampus di Pakistan antara lain Sialkot University, Sialkot; Peshawar University, Peshawar; Faisalabad University, Faisalabad; Government College University (GCU) Lahore; University of Veterinary & Animal Science (UVAS) Lahore; University of the Punjab,Lahore; dan Lahore College for Women University (LCWU), Lahore. KBRI berkerjasama dengan berbagai universitas di Pakistan menyelenggarakan Kompetisi Rancangan Batik Pakistan. Kompetisi ini diharapkan dapat meningkatkan gaung kreatifitas seni batik dalam budaya Pakistan dan juga menjadi wahana meningkatkan hubungan antar masyarakat kedua negara.

Prospek kerjasama dibidang soft diplomacy sangat menjanjikan karena kedua negara miliki hubungan bilateral yang sangat erat dan kokoh. KBRI juga meningkatkan kerjasama dengan lembaga riset, universitas, pakar, mahasiswa dengan mendirikan Indonesian Corners di berbagai universitas di Pakistan serta mempromosikan budaya dan masakan nusantara dengan menyelenggarakan seminar, workshop dan pameran khususnya batik serta pagelaran musik dan acara lainnya yang terkait soft diplomacy dengan melibatkan masyarakat umum, mahasiswa, dosen, seniman dan profesional dari dua negara. Promosi batik juga melibatkan pelaku usaha yaitu pemilik Batik Studio Pakistan, Mohsin Qamar yang memiliki 9 outlet Batik Studio di berbagai kota di Pakistan.

KBRI mengharapkan kompetisi batik yang dijadwalkan pada 2022 ini akan diikuti oleh perancang busana, pecinta seni dan masyarakat Pakistan. Selain mempromosikan batik, kompetisi diharapkan memperkuat hubungan people to people antara kedua negara dan mendorong budaya kreatif Indonesia lebih dekat dengan budaya populer Pakistan.

Beberapa pengamat Pakistan menyatakan ketertarikan dengan budaya batik yang dianggap unik dan menarik. Laraib Fatima Hassan, Manajer Komunikasi dan Koordinasi pada Center for Global and Strategic Studies, Islamabad menyambut baik promosi KBRI guna meningkatkan People to people contact. “KBRI patut diapresiasi dalam mempromosikan soft diplomacy melalui pameran batik di Pakistan,” ujar wanita yang aktif membantu program KBRI di Pakistan.

Menurut Soraya Alyahya, dokter gigi yang bermukim di Islamabad mengatakan batik yang merupakan identitas Indonesia yang berhasil menarik perhatian dunia dan ternyata para istri duta besar negara-negara asing yang hadir juga memiliki perhatian dan kesan tersendiri terhadap batik.

Promosi batik juga memperoleh perhatian pemimpin redaksi media Islamabad POST, DNA News Agency, Centreline Journal, Ansar Mahmood Bhatti dengan mengatakan upaya KBRI mempromosikan batik Indonesia memperkuat hubungan budaya kedua negara. Kegiatan ini memperoleh beragam publikasi dari berbagai media Pakistan dan Indonesia.*

Artikel Terkait