Bisnis

Kepemimpinan Kuat Kunci Transformasi BUMN

Oleh : very - Rabu, 01/12/2021 18:20 WIB

Gedung Kementerian BUMN. (Foto: Ant)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Kepemimpinan kuat adalah kunci untuk melakukan transformasi BUMN. Selain itu, diperlukan juga kemauan politik (polical will) dan kesungguhan yang kuat dari pemimpin dan seluruh insan BUMN dalam melaksanakan transformasi tersebut. Untuk itu, dibutuhkan sistem dan kualitas SDM dalam menata harapan (hope) bagi terwujudnya sebuah BUMN yang makin berdaya saing.

Demikian kesimpulan yang bisa dipetik dari hasil diskusi “Kopi Pahit” bertajuk “Transformasi BUMN” yang digelar secara virtual pada Rabu (1/12).

Hadir sebagai narasumber yakni Founder Monday Media Group, dan juga Komisaris Independen PT Jamkrindo Muchlas Rowi, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim, dan Komisaris Independen PT Semen Baturaja Endang Tirtana.

Muchlas Rowi mengatakan bahwa kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir telah mengubah perusahaan BUMN menjadi semakin berdaya saing. Hal itu tidak lain karena upaya transformasi yang dilakukan Erick. 

Muchlas mengatakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan Erick antara lain melakukan restrukturisasi dengan memangkas perusahaan BUMN dari 142 menjadi 107 perusahaan. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Kepres Nomor 40/M Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi BUMN, yang bertujuan menyehatkan BUMN. 

Selain itu, kata Muchlas, Erick juga mencanangkan AKHLAK sebagai core value BUMN. Upaya ini bertujuan untuk melakukan transformasi human capital dan meningkatkan daya saing BUMN agar menjadi pemain global dan menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta bukan pabrik wacana. 

"Kerja keras ET ternyata menuai hasil cukup mengesankan. Paling tidak ini terlihat dari laba bersih konsolidasi BUMN pada Kuartal III tahun 2021 yang mencapai Rp61 triliun. Bandingkan dengan raihan laba bersih konsolidasi BUMN tahun sebelumnya yang hanya Rp 13 triliun," kata Muchlas Rowi seperti dikutip republika.co.id.

Arya Sinulingga mengatakan bahwa Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mendorong ekonomi berkelanjutan. Dengan jumlah usia muda produktif yang cukup banyak, Indonesia masih kekurangan skilled workers atau tenaga terdidik. Rendahnya produktivitas juga masih menjadi persoalan tersendiri. 

Tantangan lainnya, kata Arya adalah pembangunan yang belum merata, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, ketidakpastian global, Revolusi Industri 4.0 dan Ekonomi Digital, dan dampak Covid-19 terhadap perekonomian. 

“Sumber Daya Manusia berputarnya di Jawa. Ini tantangan besar dan Pak Jokowi melakukan banyak pembangunan mendorong pemerataan di seluruh Indonesia sampai dengan mendorong pemindahan ibu kota. Itu semua adalah bagian dari pemerataan,“ ujar Arya. 

Terkait dengan hal itu, Arya menegaskan bahwa Sumber Daya Alam yang baik tidak dapat maksimal tanpa adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Sehingga masih terjadi mobilitas SDM menuju ke Pulau Jawa.

Arya mengungkapkan bahwa BUMN berperan sebagai value creator dan agent of development dalam mengembangkan sektor strategis dan merupakan sepertiga dari perekonomian nasional. 

Selain itu, peran BUMN juga sangat strategis terkait pembangunan infrastruktur dimana swasta tidak meliriknya. Pembangunan yang menguntungkan dalam jangka panjang dan menunjang iklim investasi sangat diperlukan. 

“BUMN hadir terutama di sektor-sektor dimana swasta tidak hadir. Misalnya dalam pembangunan jalan tol di Aceh atau di Pelambang,” ujarnya menjawab pertanyaan terkait pembagian antara sektor ekonomi yang dikelola BUMN dan swasta.

Endang Tirtana menyoroti bahwa kesuksesan transformasi BUMN adalah karena strong leadership atau kepemimpinan yang kuat dari seorang Erick Thohir. Menurut dia transformasi tidak akan berjalan jika tidak ada political will dan kesungguhan yang kuat. 

Misalnya, upaya restrukturisasi dengan merampingkan sejumlah perusahaan BUMN, yang artinya juga merampingkan struktur yang ada di dalamnya. Menurut Endang, hal itu tentunya tidak mudah dilakukan, namun diterobos oleh Erick Thohir. 

"Makanya tidak heran jika Pak Erick Thohir banyak mendapat kritik tuduhan dari pihak tertentu karena adanya upaya restrukturisasi. Karena ini sebelumnya sudah kronis di dalam tubuh BUMN, lalu datang pak Erick, dengan strong leadership lalu mengubah itu semua," kata Endang. 

Menurut Komisaris Semen Baturaja itu, upaya Erick Thohir merampingkan struktur di BUMN juga dalam rangka mendorong agar perusahaan pelat merah itu lebih akuntabel, transparan, dan profesional. 

 

Sistem dan SDM yang Dijembatani oleh Digitalisasi

Sementara itu, Silmy Karim membagikan kunci sukses restrukturisasi di PT. Krakatau Steel. Perusahaan baja yang terletak di Kota Cilegon itu, seperti diketahui, baru mencapai kinerja positif dan menuai keuntungan setelah delapan tahun lamanya mengalami kerugian. 

Kunci sukses pertama,  katanya, yaitu adanya sistem yang memadai. Kedua, adanya sumber daya manusia (SDM). Kedua hal ini, katanya, dapat dijembatani dengan menghadirkan digitalisasi. 

Menurut Silmy, peran digitalisasi ini penting untuk meningkatkan transparansi. Semakin transparan, yang banyak yang mengawasi, semakin transparan proses dari pada pengambilan keputusan, GCG nya (Good Corporate Governence) otomatis lebih baik. 

Selain itu, digitalisasi juga membantu dalam pengambilan keputusan. Ketika informasi itu cepat sampai artinya harus mereponnya juga dengan cepat, begitu juga ketika ada peluang harus juga direspon cepat. 

"Selanjutnya, efisiensi digitalisasi akan memabntu memberikan informasi-informasi dan hal-hal yang kaitannya dengan ruang untuk terjadinya optimalisasi. Apakah itu dalam penggunaan bahan baku, SDM, prasional dan lain sebagainya," pungkas Silmy Karim. ***

 

Artikel Terkait