Gaya Hidup

Temukan Inspirasi `Out of the Box` dalam Karya Artist Khairani Barokka di Jakarta Biennale 2021

Oleh : Rikard Djegadut - Minggu, 12/12/2021 23:02 WIB

Salah satu seniman yang turut menampilkan karyanya dalam pameran ini adalah penulis, artis sekaligus seniman pembaca puisi asal Indonesia, Khairani Barokka yang selama ini bermarkas di London, Inggris.

Jakarta, INDONEWS.ID - Pameran Jakarta Biennale, sebuah perhelatan seni rupa kontemporer yang sudah diadakan sejak 1974 di Indonesia ini kembali hadir setelah vakum empat tahun di kota Jakarta. Jakarta Biennale 2021 secara khusus dipersembahkan bagi warga Jakarta yang terdampak pandemi Covid-19.

Jakarta Biennale tahun ini mengangkat tema "Esok" dengan menampilkan karya-karya puluhan seniman yang merefleksikan sejumlah isu seperti pandemi, perubahan iklim, jender, dan hak asasi manusia. Kegiatan ini berlangsung mulai 21 November 2021 hingga 21 Januari 2022.

Perhelatan ini merupakan hasil kolaborasi Disparekraf dengan Yayasan Rujak Center of Urban Studies dan Dewan Kesenian Jakarta. Adapaun tema ESOK digagas untuk menjadi refleksi atas sejarah kemanusiaan dan bagaimana masa depan dapat dibayangkan.

Terdapat puluhan seniman, para kurator, mentor, pegiat kolektif, anggota komunitas, dan aktivis dari berbagai mancanegara, menjelajahi tema ESOK di Jakarta Biennale 2021 ini.

Salah satu seniman yang turut menampilkan karyanya dalam pameran ini adalah penulis, artis sekaligus seniman pembaca puisi asal Indonesia, Khairani Barokka yang selama ini bermarkas di London, Inggris.

"Selamat datang di instalasi SEHAT-SEHAT untuk Jakarta Benalle 2021. Saya sedang berbicara di sebuah layar proyektor yang memenuhi satu tembok. Di dekatnya ada satu tikar lesehan dan di tikar lesehan itu ada dua bangku. Beberapa tumbuhan dalam tanaman pot, ada juga beberapa majalah djadoel (djaman doeloe), ada juga dua patung sendal jepit di dekat tikar untuk menandakan ini tempat lesehan."

Begitulah bunyi tulisan yang dapat dijumpai oleh setiap pengungjung di Galeri milik Okka--sapaan akrab Khairani Barokka sebagaimana dijumpai wartawan Indonews.id, Rikard Djegadut dan beberapa rekan wartawan Bulir.id ketika mendatangi galeri yang berada di lantai ground Museum Nasional Indonesia ini pada Minggu (12/12/21) siang.

Dalam tulisan yang menampilkan text tulisan tangan dan terpampang pada salah satu tembok sebelah kanan galery itu juga memuat beberapa instruksi bagi pengunjung yang datang menikmati karya seni yang ditampilkannya.

"Beberapa catatan: Sendal jepitnya tolong jangan diambil ya, ntar ketauan; Arus lalu lintas pejalan kaki di Museum Nasional ini jangan sampai terganggu ya; Mohon tidak mengunakan instalasi ini atau film proyeksi ini sebagai tempat untuk foto-foto, jadi mohon jangan menutupi layar plis.
Silahkan," lanjut bunyi tulisan itu.

Dari pantaun media ini di lokasi, beberapa pengunjung tampak menikmati karya yang ditampilkan berupa layar proyeksi yang terus menampilkan seniman Khairani Barokka yang berbicara. Namun dalam layar tersebut, tampak sosok seniman ditampilkan secara samar. Dimana seluruh tubuh sang seniman dihalangi bayangan warna biru disertai dengan beberapa garis menyerupai coretan pulpen.

Yen Wati, salah satu pengunjung yang ditemui di lokasi mengaku terkesan dengan kreativitas yang ditampilkan para seniman, secara khusus di galery "sehat-sehat` milik Khairani Barokka. Menurutnya, seni yang ditampilkan Khairani sungguh out of the box.

"Menurutnya saya ini unik dan sangat out of the box. Sangat kreatif. Saya sebagai pengunjung sangat terkesan," kata mahasiswa salah satu universitas di Jakarta ini.

Siapa Khairani Barokka?

Khairani Barokka atau Okka merupakan seorang penulis, sastrawan dan seniman dari Jakarta besar di Amerika. Namun saat ini, ia tinggal di London, Inggris sekaligus sebagai markas kegiatan karya seninya.

Karya-karyanya telah dibawakan secara ekstensif di di 16 negara dan lantas membuatnya diakui dunia seni internasional. Karya seni dan penulisannya berfokus pada tema keadilan bagi para disabilitas, isu lingkungan, anti kolonial dan lain-lain.

Saat ini, Okka merupakan seorang Research Fellow di the University of the Arts London. Selain itu, ia juga merupakan associate artis for Collecting as Practice di Delfina Foundation UK.

Ia juga tercatat sebagai seorang Associate Artist di the National Center for Writing (UK) dan merupakan Modern Poetry Translation’s Inaugural Poet-in-Residence, seorang ArtForum Must-See, dan merupakan serorang NYU Tisch Departmental Fellow.

Atas karya dan perjuangannya, Okka telah mendapat banyak penghargaan di antara adalah UNFPA Indonesian Young Leader Driving Social Change dan karya interdisiplinernya juga dinobatkan sebagai Artforum Must-See.

Buku-buku karyanya yang telah mendobrak dunia adalah Rope (Nine Arches) dan Indigenous Species (Tilted Axis), dan dia adalah co-editor Stairs and Whispers: D/deaf and Disabled Poets Write Back (Nine Arches).

Ia baru saja menerbitkan kumpulan puisi Ultimatum Orangutan (Sembilan Lengkungan). Komisi terbaru termasuk ICA, Southbank Centre, dan Wellcome Collection.

Sebagai associate artis di Inggris untuk Collecting as Practice, Khairani ingin menciptakan karya kreatif baru seputar bagaimana impuls kolonial dan antikolonial membentuk alur dan narasi pengumpulan data dan artefak, dengan fokus pada kolonialisme Inggris di Indonesia dan di tempat lain di Asia Tenggara.

Penulis, artis sekaligus seniman pembaca puisi, Khairani Barokka diapit oleh anggota keluarganya setibanya di Jakarta dari London

Apa Itu Jakarta Biennale

Jakarta Biennale merupakan perhelatan seni rupa kontemporer yang sudah diadakan sejak 1974 di Indonesia ini akan dibuka pada 21 November 2021 hingga 21 Januari 2022.

Perhelatan seni rupa kontemporer dua tahunan ini digelar di di Museum Nasional dan Museum Kebangkitan Nasional (STOVIA) serta memanfaatkan sejumlah ruang publik di kawasan Jakarta Pusat.

Karya-karya yang ditampilkan dalam Jakarta Biennale 2021 tahun ini merupakan hasil karya puluhan seniman Indonesia dan internasional, seperti Amerika Serikat, Cina dan Korea Selatan.

Berbagai kegiatan diadakan di Jakarta Biennale 2021 adalah termasuk simposium publik tentang aktivisme seni, kemanusiaan, dunia hiper-digitalisasi dalam konteks hak asasi manusia, gangguan digital, kejahatan dunia maya, dan kondisi post-human.

Selain itu, pameran ini juga mengadakan program-program yang melibatkan publik, seperti Guided Tour untuk masyarakat, berbagai workshop seni dan pemutaran film.

Acara ini sendiri dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Museum Nasional pada Sabtu (20/11/2021). Dalam kesempatan itu, Anies merasa senang dapat membuka acara yang melibatkan sejumlah seniman.

Dia mengajak kepada semua untuk datang menyaksikan dari dekat, berinteraksi dengan para seniman yang karya-karyanya hadir di sini, agar menjadi inspirasi dan harapannya nanti menjaga tradisi Jakarta Biennale ini.

"Kegiatan ini kami pandang sebagai satu kesempatan untuk kembali mengirimkan pesan pada kita semua di Jakarta, bahwa Jakarta bukan hanya pusat perekonomian dan pemerintahan di Indonesia tapi Jakarta adalah pusat kegiatan kesenian Indonesia, dan yang lebih penting lagi kita ingin Jakarta diperhitungkan dalam kancah internasional," katanya kala itu.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait