Nasional

Chappy Hakim Berbagi Soal Perebutan Pengaruh di Kawasan Pasca Kapitulasi Amerika Serikat dari Afghanistan

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 17/12/2021 21:21 WIB

Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto, Mantan KSAU dan Chairman PSAPI, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Keruntuhan Afganistan oleh rezim Taliban selepas ditinggal pasukan Amerika Serikat menjadi simbol terakhir pendudukan AS dalam konteks perang global saat ini. Selain itu, penarikan pasukan AS dari Afganistan juga menjadi tanda munculnya kekuatan-kekuatan baru di kawasan.

Isu ini kemudian memantik Moya Institute untuk menggelar seminar bertajuk "Perebutan Pengaruh di Kawasan Pasca Kapitulasi Amerika Serikat dari Afghanistan" yang diselenggarakan secara hybrid pada Jum`at (17/12/21) sore.

Hadir dalam diskusi ini sejumlah narasumber kompeten antara lain Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto, Mantan KSAU dan Chairman PSAPI, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah, Pakar Hubungan Internasional Prof Hikmahanto Juwana, Pemerhati Politik Global dan Isu-isu Strategis Prof Imron Cotan.

Dalam pembukaan kegiatan, Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto memaparkan situasi terkini yang memperlihatkan tengah berlangsungnya fenomena perebutan pengaruh di kawasan pasca Amerika Serikat menarik pasukannya dari Afganistan.

"Runtuhnya Afganistan menjadi simbol terakhir pendudukan Amerika dalam konteks perang global saat ini. Bahkan China begitu gesit sekarang sudah masuk ke Afganistan, ke pemerintahaan Taliban dengan bantuan-bantuan yang nyata. Ini merupakan sebuah gerak cepat," kata Hery Sucipto.

Menurutnya, fenomena perebutan pengaruh yang sedang dipertontonkan sangat mempengaruhi peta politik global bagi negara-negara di kawasan, termasuk Indonesia.

"Nah bagaiaman peta ke depan, saya kira bukan hanya Afganistan, tapi juga negara di Asia Pasifik. Indonesia terlibat langsung karena ada himpitan di laut Natuna, begitu juga di laut China Selatan dan yang saat ini sedang ramai diperebutkan mengenai pengaruh Amerika maupun China," imbuhnya.

Sementara itu, Chairman Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim dalam pemaparannya mengatakan bahwa diperlukan persepktif defense and security dalam melihat isu perebutan pengaruh di kawasan pasca kapitulasi Amerika dari Afganistan.

"Tema ini perlu ditinjau, dianalisis dalam perspektif defense and security. Bagaimana pengaruh kapitulasi Amerika di Afganistan. Apa sebabanya?" kata Chappy Hakim membuka pemaparannya.

Sehingga menurutnya, untuk melihat gambaran jelas dan menyeluruh terkait fenomena ini, Indonesia perlu memahami long and winding road dari kekuatan Amerika.

"Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas, kita perlu mengikuti terlebih dahulu long and winding road dari kekuatan Amerika dimulau dari peristiwa Pearl Harbour, perang dingin, peristiwa 911, sampai kapitulasi AS di Afganistan yang sebulan kemudian muncul airbrush," jelas KSAU periode 2002-2005 itu.

Pemred Indonews.id Drs. Asri Hadi bersama Marsekal Chappy Hakim dan Direktur Moya Institute Hery Sucipto 

Lebih lanjut, penulis puluhan buku bidang kedirgantaraan itu membeberkan Indonesia dihadapkan pada tiga pilihan sulit dalam rangka memposisikan dirinya dalam kebijakan global dan fenomena perebutan pengaruh dan kekuatan di kawasan.

"Indonesia dihadapkan pada tantangan yang berat dalam mengambil sikap. Apakah kita memilih bersikap membela atau join dengan western countries, yang berarti kita akan berhadapan dengan China? Atau Indonesia berpihak pada China, yang berarti akan bersebrangan dengan western countries?" ujarnya.

"Atau kita akan maintain sebagai negara yang bebas aktif sesuai konstitusi kita? Akan tetapi bebas aktif ini memerlukan strong leadership. Seperti kita ketahui Bung Karno dulu mengiring dengan negara Asia-Afrika, non-blok dan bebas aktif," tutupnya.

Terpisah, pemimpin Redaksi Indonews.id Drs. Asri Hadi, MA menyampaiakan selamat kepada Moya Institute yang menyelenggarakan seminar membahas isu penting ini.

Dosen senior Institute Pemerintahaan Dalam Negeri (IPDN) itu juga menyampaiakan selamat ulang tahun kepada Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim yang pada hari ini merayakan ulang tahun ke-74.

"Saya mengucapkan selamat hari ulang tahun kepada bapak Chappy Hakim. Semoga tambah sukses sehat sejahtera dan bahagia selalu," kata Asri Hadi di Jakarta.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait