Nasional

Top! Begini Cara Pemkot Tangerang Antisipasi Lonjakan Kasus Omicron

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 08/01/2022 09:31 WIB

Gedung Pemerintahan Kota Tangerang (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Dalam rangka mengantisipasi lonjakan kasus covid-19 varian omicron, Pemerintah Kota Tangerang menyiapkan sejumlah langkah antisipatif.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Banten telah mempersiapkan fasilitas kesehatan seperti Rumah Isolasi Terkonsentrasi dan RSUD sebagai ruang perawatan dan isolasi bagi pasien Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni mengatakan, kasus Omicron alami peningkatan secara nasional perlu diantisipasi secara dini. Langkah penyiapan fasilitas pun telah dilakukan dengan mempersiapkan lantai dua Puskesmas Panunggangan Barat untuk menjadi Rumah Isolasi Terkonsentrasi.

Dinkes juga telah berkoordinasi dengan RSUD dan sejumlah RS lainnya untuk mempersiapkan sarana prasarana, obat-obatan, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) hingga suplai oksigen.

“Kita konversi terus, kemarin kasus menurun kita kembali ke pelayanan dasar dan kesehatan lainnya. Sekarang dengan adanya antisipasi varian baru ini, kita harus bisa fleksibel. Jika diperlukan, kita harus siapkan semuanya. Tapi, semoga tidak ada penambahan kasus yang berlebihan lagi,” katanya di Tangerang, Jumat (7/1)

Dini menjelaskan, Dinkes juga menggencarkan testing dengan rata-rata 500 sampel per hari. Mulai dari pusat keramaian seperti pasar, mal, terminal, pusat perbelanjaan hingga lingkungan sekolah di Kota Tangerang. Tercatat hingga saat ini, lebih dari 4.700 sampel berhasil dikumpulkan dan semua hasilnya dinyatakan negatif.

“Dinkes juga telah menugaskan seluruh RS dan faskes di Kota Tangerang untuk melakukan pencarian kasus pada suveilans aktif dengan pasien-pasien berisiko tinggi. Seperti, pasien Influenza Like Illness (ILI), ibu hamil, lansia, HIV, TBC yang diketahui berisiko tinggi. Selain lingkungan PTM, kita juga akan testing seluruh pegawai rumah sakit,” ujarnya seperti dilansir dari Antara.

Untuk penelusuran (tracing), Dinkes hingga saat ini terus melakukannya pada kontak erat dengan rata-rata 1:15 bahkan lebih.

“Dengan melakukan penelusuran, Dinkes berharap, masyarakat tidak takut dan senang hati menerima petugas investigasi kontak erat. Hal ini demi menolong mereka yang sekiranya sudah tertular secara lebih cepat. Sehingga, tidak terjadi penularan yang lebih jauh lagi,” tutup Dini.*

Artikel Terkait