Nasional

Kepala BPS Sebut Ekonomi RI Tumbuh 5,01% di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 09/05/2022 12:46 WIB

Ilustrasi (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I (Q1) 2022 terkontraksi 0,96%. Namun, jika dibandingkan pada Q1 2021, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,01%.

"Tingginya angka pertumbuhan ekonomi pada Q1 2022, selain karena pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat, faktor lain juga karena low base effect pada Q1 2021 dimana ekonomi Indonesia pada Q1 2021 itu terkontraksi 0,70%," ujar Margo dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (9/5/2022).

Adapun nilai PDB atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp4,513 triliun, dan nilai PDB atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp2,819 triliun di Q1 2022.

Dia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang Indonesia pada Q1 2022 seperti China, Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, Vietnam, Taiwan, dan Uni Eropa juga menunjukkan pertumbuhan positif.

Bahkan, angka pertumbuhan ekonomi China dan Uni Eropa lebih tinggi di Q1 2022 dibandingkan Q4 2021.

"Jadi, mitra dagang kita sepanjang kuartal I 2022 ini tumbuh positif, dan ada dua negara yang pertumbuhannya melebihi pertumbuhan di Q4 2021," tambahnya.

Dengan adanya ketegangan konflik antara Rusia-Ukraina dan dampaknya terhadap global, terutama peningkatan harga komoditas pangan dan energi, maka IMF pun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global secara signifikan.

ebelumnya, pada tahun 2022 IMF memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh 4,4%, namun dengan mengikuti perkembangan terkini, merevisi angkanya menjadi 3,6%.

"Proyeksi inflasi negara maju yang tadinya 3,9% meningkat menjadi 5,7%. Sementara inflasi pada negara berkembang yang semula 5,9% menjadi 8,7%," ungkapnya.

Dia menjelaskan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan proyeksi perkembangan inflasi pada negara maju dan berkembang perlu mendapatkan antisipasi dari pemerintah Indonesia tentang bagaimana mengelola ekonomi di Q2 2022.*

Artikel Terkait