Piala Dunia Qatar 2022

Prancis Datang Dengan 10 Prajurit Eks Rusia 2018, Presidennya Bilang Jangan Mempolitisasi Sepakbola

Oleh : Rulin Purba - Jum'at, 18/11/2022 01:31 WIB

Kylian Mbappe dkk saat mendarat di Doha, Qatar, tanpa embel-embel isu HAM di badan pesawat seperti halnya timnas Inggris dengan pesawat Rain Bow. (Foto: ist)

indonews (Qatar) - Juara dunia bertahan Prancis berangkat ke Qatar 2022 dengan target ambisius: negara pertama yang bisa mempertahankan gelar setelah rekor Brasil pada 1962. Sayang, dukungan publik Prancis sendiri tak seheboh 4 tahun lalu saat mereka juara di Piala Dunia 2018 Rusia.

Dari 26 pemain yang dibawa pelatih Didier Deschamps ke Qatar 2022, 10 diantaranya adalah prajurit Prancis yang manggung di Rusia 2018 seperti kapten tim Hugo Lloris, Kylian Mbappe, dan Antonio Griezman. Kali ini mereka didampingi pemain senior Karim Benzema yang baru saja didapuk sebagai pesepakbola terbaik dunia versi Ballon d`Orr. Deschamps masih yakin bisa andalkan Benzema meski belakangan yang bersangkutan lebih banyak duduk di bangku cadangan Real Madrid. Benzema sendiri tak ikut ke Rusia 2018.

Sayang, Prancis tak didampingi dua pemain top lainnya seperti Paul Pogba dan N`Golo Kante yang sebenarnya adalah pilihan pertama Deschamps di posisinya. Keduanya didera cedera.

Bertavur pemain bintang, Prancis jelas jadi salah satu favorit juara. Mbappe dkk diyakini akan mudah lolos dari penyisihan Grup D yang dihuni bersama Australia, Denmark dan Tunisia.

Celakanya, perjuangan Prancis tak akan dimeriahkan supoternya secara besar-besaran di neger mereka sendiri. Terkait isu HAM di Qatar, organisasi buruh dan aktivis HAM melakukan aksi boikot dengan tidak menggelar nonton bareng di berbagai kota Prancis. Nobar akbar di menara Eiffel, Paris, yang biasanya penuh gemerlap saat Prancis bertanding dipastikan tak berlangsung tahun ini. Berbagai aksi boikot nobar ini didukung oleh pemerintah kota. Bukan karena isu HAM tetapi untuk menghindari kerusakan lingkungan taman kota.

Kondisi yang juga terjadi di beberapa negara Eropa itu tampaknya membuat gusar Presiden Prancis Emmanuel Macron, terlebih karena seruan FIFA untuk fokus pada sepakbola saja dan jadikan Piala Dunia sebagai ajang pemersatu bangsa justru diabaikan banyak pihak.

Macron yang baru pulang dari KTT G20 sembari jalan-jalan di Bali menyebut sebuah ide buruk untuk memboikot Qatar sebagai tuan rumah pada saat ini.

"Saya pikir kita tak boleh mempolitisasi olahraga. Jika memasalahkan Qatar sebagai tuan rumah seharusnya saat FIFA menunjuk mereka pada 2010 lalu," ucap Macron saat singgah di Bangkok,Thailand, untuk menghadiri pertemuan puncak Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik.

Prancis akan melakoni pertandingan perdana Qatar 2022 melawan Australia pada 23 November 2022. (rnp)

 

Artikel Terkait