Daerah

Dipenghujung Tahun 2022, 10 Penulis Puisi Esai Sumbar mendapat Penghargaan

Oleh : luska - Jum'at, 30/12/2022 12:08 WIB

Padang, INDONEWS.ID - 10 Penulis Puisi Esai Sumbar mendapat penghargaan atas karya mereka masing-masing satu juta rupiah. Kesepuluh penulis puisi esai itu adalah Armaidi, Afriyendra, Hasanuddin, Khalid Efendi, Nenri Gusni,  Yulia Fitrina, Yurnaldi, Ramli Jafar, Ranti Arastri dan Zaitun Ul Husna. 

Luar biasa, tanpa sengaja yang 10 orang terpilih ini ternyata ada dari kalangan wartawan, dosen, guru, sastrawan, PNS, agamawan dan aktivis. Ada yang senior dan ada yang yunior. Mereka sudah banyak prestasi dan penghargaan yang mereka peroleh di dunia kepenulisan, baik tingkat Sumbar maupun Nasional. 

Membaca karya mereka kita menjadi lebih banyak tahu betapa ketidakadilan itu muncul tidak hanya dalam relasi kuasa seperti puisi ”Mempertanyakan Keadilan”, ”Ironi Simponi Negeri”, ”Rasa Dirasa Keadilan dan Kebenaran”  dan ”Surat Terbuka Paduka Raja untuk Tuan Presiden”. Atau dalam komunitas adat  seperti puisi "Negeri Beradat di Simpang Jalan", dan puisi ”Nagari Bundo Kanduang” atau ketidakpahaman sejarah yang menimbulkan ketidakadilan seperti pada puisi "Marah". Bahkan ternyata, dalam keluarga , tempat sumber kasih sayang juga tak jarang terjadi ketidakadilan dan ketakberdayaan seperti dalam puisi "Harga Dirimu Bukanlah Nol Rupiah", ”Surat Cinta Amelia”. Tapi yang menarik sesuai perkembangan zaman ternyata ibu dan anak tidak lagi sesuai dengan anak zaman dulu seperti terungkap dalam puisi ”Aku, Mamak, dan Anakku”. 
Sepuluh orang penulis puisi esai dalam kumpulan puisi ini telah mencoba menyoroti berbagai bentuk realitas faktual kemanusiaan berupa ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kekerasan dan pelecehan bahkan ketidakberdayaan yang menyentuh nurani kita  secara simbolis, kritis dan tajam. Semua puisi esai tersebut membuat kita merenung bahkan menangis tanpa bisa lagi mengeluarkan airmata. Silahkan membaca karya  mereka. 

"Saya berbahagia ketika menerima pesan whatsapp dari  Denny JA bahwa dalam rangka Bulan Puisi Esai, Satupena Pusat akan memberikan penghargaan masing-masing satu juta rupiah untuk penulis puisi esai Sumbar terbaik. Betapa tidak sejak organisasi Satupena Sumbar didirikan, obsesi saya fokus pada empat  program salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan penulis. Artinya,  Satupena Sumbar telah memberikan  satu lagi bukti manfaat organisasi bahwa menulis itu bisa menghasilkan uang" Ujar Sastri Bakry, ketua Satu Pena Sumbar yang sekarang lagi sibuk mempersiapkan iven besar Bertaraf internasional (IMLF )

Artikel Terkait