Bisnis

Jaga Momentum Keberlanjutan Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemerintah Terapkan Sinergi Kebijakan Fiskal dan Moneter Responsif

Oleh : luska - Rabu, 15/03/2023 13:07 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Menghadapi gejolak ketidakpastian perekonomian global, Indonesia kian menunjukkan resiliensi melalui capaian impresif pertumbuhan ekonomi yang menyentuh angka 5,31% (yoy) pada tahun 2022, dan disertai dengan penguatan geliat berbagai sektor mulai dari sektor konsumsi rumah tangga, ekspor, transportasi dan pergudangan, hingga akomodasi dan makanan minuman.

Sejumlah indikator pada sektor riil dan eksternal juga menunjukkan prospek positif mulai dari Indeks Keyakinan Konsumen yang bertahan pada level optimis, PMI Manufaktur yang terus berada pada level ekspansi, neraca perdagangan yang surplus  selama 33 bulan beruntun, transaksi berjalan yang mencatatkan surplus, hingga rasio utang luar negeri yang kian menurun. 

“Pemerintah juga akan terus melakukan sinergi antara pemangku kepentingan, terutama kemarin antara fiskal da moneter berjalan secara baik, sehingga dengan demikian kita bisa menjaga pertumbuhan ekonomi,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech dalam acara Maybank Indonesia Economic Outlook 2023, Rabu (15/03).

Guna menjaga keberlanjutan pemulihan kondisi perekonomian nasional tersebut, Pemerintah terus mendorong berbagai strategi seperti implementasi program perlindungan sosial bagi masyarakat rentan, transformasi ekonomi melalui Perpu UUCK, hilirisasi SDA, penyesuaian Kebijakan Devisa Hasil Ekspor SDA, pembangunan Infrstruktur, hingga pengembangan SDM melalui berbagai program seperti Kartu Prakerja. 

Selain itu, untuk memitigasi transmisi dari kenaikan harga komoditas global, Pemerintah juga melakukan berbagai extra effort pengendalian inflasi melalui forum Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Tim Pengendali Inflasi Daerah. Melalui strategi kebijakan 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif, inflasi Indonesia pada tahun 2022 mampu terkendali pada level 5,5% (yoy).

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menuturkan bahwa untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi tersebut diperlukan adanya penguatan pada sektor UMKM yang telah menyumbang sekitar 61% terhadap Produk PDB, menyerap 97% terhadap tenaga kerja, serta terbukti resilien dalam menghadapi krisis. 

”Kontribusi daripada Kredit Usaha Rakyat terhadap ekspansi kredit tahun lalu diperkirakan sekitar Rp600 triliun atau lebih dari 50% itu dari KUR. Ini membuktikan bahwa sektor UMKM itu memiliki resiliensi tinggi,” tegas Menko Airlangga. 

Pemerintah telah memberikan dukungan pembiayaan bagi UMKKM melalui Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan pada tahun 2023 sebesar Rp450 triliun yang disertai dengan penambahan target debitur baru paling sedikit 1,76 juta debitur dan target debitur graduasi penyaluran KUR paling sedikit 2,36 juta debitur.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan, Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan, Presiden Direktur Maybank Indonesia, serta Presiden Direktur Utama Metro TV. (Lka)
 

Artikel Terkait