Nasional

Rencana Impor Beras dan Kenaikan Harga Minyak Dunia, PSI: Administrasi Pemerintahan Harus Bersih dan Transparan

Oleh : very - Jum'at, 07/04/2023 21:32 WIB

Impor beras. (Foto: Ant)

Jakarta, INDONEWS.ID - Negara-negara pengekspor minyak (OPEC+) telah mengguncang pasar pada Minggu kemarin. Pasalnya mereka menurunkan target produksinya 1,16 juta bpd.

Situasi dunia ini dibarengi rencana pemerintah Indonesia untuk merealisasikan impor beras 500 ribu ton demi memenuhi kecukupan stok beras pemerintah.

“Administrasi pemerintahan harus professional, bersih dan transparan. Supply, demand dan status persediaan di setiap daerah untuk komoditi strategis mesti dihitung cermat, jangan gegabah dan harus jujur. Supaya pengelolaan komoditas strategis ini bisa bebas dari permainan kepentingan politis,” tegas Andre Vincent Wenas, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia dalam keterangannya, Kamis (6/4).

Soal administrasi pencatatan ini menjadi dasar kebijakan pengadaan, dan jadi persoalan klasik. Andre mengingatkan, jika pencatatannya tidak rapih terkait beras maupun minyak misalnya, bisa jadi kebijakan impornya tidak didukung data yang faktual. “Petani, pengusaha dan pemerintah semuanya bisa dirugikan. Hanya mafianya yang diuntungkan,” ujarnya.

“Kita sudah mendengar berita bahwa OPEC+ (dipimpin Rusia) telah mengguncang pasar dengan pengumuman pada hari Minggu kemarin, bahwa mereka akan menurunkan target produksinya lebih lanjut sebesar 1,16 juta bpd,” kata Andre lebih lanjut.

Akibatnya harga minyak mentah dunia melonjak 6%. Harga minyak mentah Brent naik 6,3% atau USD 5,04 jadi USD 84,93 per barrel. Begitu pula Intermediate West Texas Intermediate naik 6,3% atau USD 4,75 jadi USD 80,42 per barrel.

PSI mengharapkan pemerintah punya back-up plan. Hal itu mengingat kita baru mengalami musibah ledakan kilang minyak Pertamina di Dumai, sebelumnya di Plumpang. Berbarengan dengan itu keputusan pemerintah untuk merealisasikan impor beras 500.000 ton dari total impor beras sebanyak 2.000.000 ton beras demi pemenuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Menurut rencana Perum Bulog melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) dari luar negeri sebanyak 2 juta ton sampai akhir Desember 2023. Diketahui dari data Bulog per 31 Maret 2023, stok beras yang dikuasai Bulog tersisa 245.223 ton. Rinciannya, stok CBP 233.661 ton dan stok komersial 11.561 ton. Namun, penyerapan beras dalam negeri oleh Bulog baru mencapai 84.790 ton.

“Beras dan minyak, yang satu untuk energi orang dan satunya untuk menggerakkan mesin, keduanya komoditi strategis yang perlu dicermati secara periodik. Yang penting harus jujur dan transparan,” pungkas Andre Vincent Wenas menutup pembicaraan. ***

Artikel Terkait