Nasional

Mengungkap Kisah di Balik Buku Asa Diulam Literasi Terangkai

Oleh : luska - Selasa, 26/09/2023 07:05 WIB

Pontianak, INDONEWS.ID - Pada Minggu, Tribun Pontianak meluncurkan podcast khusus yang mengangkat tema menarik tentang kisah di balik buku "Asa Diulam Literasi Terangkai". Acara ini juga tersedia dalam format siaran langsung di saluran YouTube Tribun Pontianak dan YouTube Tribun Singkawang yang  memungkinkan para pendengar untuk terlibat secara interaktif.

Acara tersebut dipandu oleh host berbakat, Dea Puspita, dan menghadirkan dua narasumber utama: Ahmad Sofian DZ, seorang penulis terkemuka dari Kalimantan Barat yang juga menjabat sebagai ketua komunitas Reading Grup Oesaha Bersama, serta Dasta Hariansyah, penulis ternama dan ketua Kemah Sastra. 

Buku "Asa Diulam Literasi Terangkai" menjadi sorotan utama, membawa cerita menarik dari sepuluh individu yang mewakili berbagai komunitas literasi dan Taman Baca Masyarakat (TBM) dari Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak. Para kontributor diantaranya Ahamd Sofian DZ (Reading Groups Oesaha Bersama), Dasta Hariansyah (Kemah Sastra), Uray Deky Akbar (Gerakan Literasi Desa), Rendy Kusuma (TBM Harapan Kita), Imam Azhari (TBM Langkau), M.Rafi’I (Pustaka Rumah ALoy), Agusnia Verani (Opinia Kalbar), Iin Parlina (Pojok Baca Harumi), Eka Damayanti (Woman Writing Word), dan Yooce Tutkey (Siberdaya).

Dalam wawancara eksklusif, Dasta Hariansyah berbagi pemikirannya tentang buku ini. Ia mengungkapkan bahwa buku ini adalah hasil dari kerja keras kelompok 1 pemagangan literasi yang merupakan bagian dari program Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat. Dia menekankan bahwa proyek ini murni berawal dari inisiatif kelompok tersebut, bukan suatu kewajiban dari pihak Balai Bahasa karena program inti dari Balai Bahasa adalah pengelolaan perpustakaan. 

Dea Puspita tidak melewatkan kesempatan untuk menanyakan kepada Dasta tentang karya-karya sebelumnya. Dasta membagi karyanya menjadi dua kategori: karya tunggal dan karya bersama. Karya-karya hebat seperti "Jalan Raya Merayakan Deritanya" dan "Seleksi Alam" adalah bukti dari dedikasinya dalam bidang literasi.
Ketika berbicara tentang pencapaian internasional, Dasta mengungkapkan kejutan dan rasa syukurnya karena karyanya juga diakui di luar negeri, termasuk di Pusat Kajian Asia Tenggara di Jepang, Universitas Perpustakaan Leiden di Belanda, dan Universitas Colorado di Amerika Serikat. Ia juga mengakui ada peran besar Almarhumah Zailani Abdullah, Ilham Setia serta Ahmad Sofian DZ dalam membantu karya-karyanya mencapai prestasi ini.

Ahmad Sofian DZ menambahkan dimensi baru dalam percakapan ini dengan membahas isi dari buku tersebut. Menyoroti standar pengelolaan perpustakaan, ia menekankan bahwa tujuan dari proyek ini adalah untuk berbagi energi positif kepada penggiat literasi dan masyarakat umum. Buku ini tidak hanya sekadar panduan, tetapi juga menjadi pemicu bagi mereka yang ingin terlibat lebih dalam di dunia literasi.

Podcast ini ditutup dengan kata-kata bijak dari Ahmad Sofian, "verba valent scripta manent", yang berarti kata-kata akan hilang, tetapi tulisan akan abadi. Semoga pesan ini menjadi sumber inspirasi bagi pendengar, mendorong mereka untuk terus bergerak dan berkontribusi dalam dunia literasi.

Acara ini merupakan tonggak bersejarah bagi Tribun Pontianak dan komunitas literasi di Kalimantan Barat. Buku "Asa Diulam Literasi Terangkai" adalah bukti nyata bahwa semangat berbagi pengetahuan dan energi positif dapat menciptakan dampak yang luar biasa dalam masyarakat. Podcast ini dapat diakses kembali di kanal YouTube Tribun Pontianak untuk siapa pun yang ingin mendalami lebih dalam tentang perjalanan dan makna di balik buku ini.

TAGS : Buku

Artikel Terkait