Nasional

Menakar Daya Tahan Hamas di Jalur Gaza Lawan Serangan Israel

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 08/11/2023 08:14 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Sebulan berlalu, perang antara Hamas melawan Israel terus memanas. Perang yang kembali dimulai pada Sabtu (7/10) 2023 lalu itu hingga hari ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat.

Bahkan, Israel semakin memperkuat serangan bomnya ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 10.000 warga. Dilansir dari Al Jazeera, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir mengatakan negaranya memperkuat persenjataan karena banyak warga menuntut permohonan membawa senjata pribadi.

Serbuan Israel ke Gaza tidak membuat Hamas gentar menghentikan perang. Diperkirakan saat ini Hamas masih menahan 240 orang sandera.

Hamas menyatakan perang dengan Israel saat meluncurkan 2.000 roket ke Israel awal Oktober lalu. Lebih dari seribu tentara Hamas, beberapa menggunakan pesawat layang bermotor, melintasi perbatasan antara Israel dan Gaza, dikutip dari The Economist.

Dalam kurun waktu 48 jam, Hamas berhasil membunuh lebih dari 900 warga dan menyandera 150 warga Israel dengan menyerang desa-desa kecil.

Hamas didirikan pada 14 Desember 1987 oleh Sheikh Ahmed Yassin selama intifada pertama saat Palestina perang melawan Israel di Gaza dan Tepi Barat. Pada awal pembentukannya, arah gerakan Hamas untuk membebaskan Palestina dari Israel.

Hamas melakukan penyerangan pertamanya ke Israel pada 1989 dan melakukan beberapa aksi bom bunuh diri. Selama ini, Iran dituduh menyokong Hamas dengan persenjataan, dana, dan pelatihan militer. Hal ini mendukung Hamas untuk melakukan operasi militer besar-besaran.
Iran kerap membantah tudingan bahwa negara itu memberi sokongan kepada Hamas.

Hamas terus mengembangkan kemampuan militer dan persenjataannya dalam beberapa tahun ini. Dilansir dari Deutsche Welle, Hamas membangun terowongan yang menghubungkan wilayah Israel dan Mesir.

Pembangunan terowongan ini bertujuan untuk menyulitkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melacak keberadaan Hamas.

Pada 2021, Hamas mampu menyerang Israel dengan 4.000 roket dalam kurun 11 hari. Berbagai sumber menyebutkan bahwa Hamas memiliki pasukan bersenjata antara 7.000 sampai 50.000 orang.

Hamas mempunyai pelatihan atau akademi militer, termasuk terkait keamanan siber yang beranggotakan lebih dari 40.000 orang.

Milisi Palestina itu memiliki persenjataan canggih dalam bentuk roket rakitan, mortir, rudal anti-tank, rudal anti-pesawat, dan bahan peledak lainnya.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengaku memproduksi roket lokal dan mengimpor roket jarak jauh dari Iran, Suriah, serta Mesir.

Hamas disebut-sebut menggunakan jaringan pembiayaan global untuk menyalurkan dukungan dari badan amal atau negara yang bersekutu, dikutip dari Reuters.

Hamas dikabarkan menggunakan mata uang crypto untuk menyalurkan dana ke Gaza demi menghindari sanksi internasional.

Artikel Terkait