Nasional

Salut! PNM Mataram Komitmen Bina Nasabah Hasilkan Produk Kualitas Ekspor

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 13/11/2023 09:28 WIB

Menteri BUMN dan Nasabah PNM

Jakarta, INDONEWS.ID - PT Permodalan Nasional Madani atau PNM melakukan pendampingan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berada di wilayah kerja Kantor Cabang Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menghasilkan produk-produk yang berstandar ekspor.

 

Ade Cresna Setyawan selaku Pemimpin Cabang PNM Mataram mengatakan, sementara ini beberapa produk UMKM yang sudah dipajang untuk dipamerkan di antaranya produk tas dari ketak, tas dari kain tenun, teh moringa, bantal kursi kombinasi kain tenun dan tikar pandan serta beberapa produk UMKM sejenis lainnya.

Menurut Ade, PNM sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa keuangan juga turut mensukseskan program Kementerian BUMN dengan disediakannya fasilitas pasar digital UMKM. Dimana UMKM dapat menjual produknya di pasar digital BUMN ini. Dengan pangsa pasarnya adalah seluruh BUMN di Indonesia.

“PNM memfasilitasi UMKM binaan untuk masuk ke pasar digital BUMN. Disana seluruh produk UMKM yang sudah dikurasi bisa dijual. Nantinya dibeli oleh insan BUMN seluruhnya di Indonesia. Tidak itu saja, PNM memfasilitas UMKM untuk mengikuti pameran-pameran besar skala nasional, salah satunya pameran Inacraft di Jakarta,” ujarnya.

Ade menambahkan, pendampingan yang dilakukan PNM Cabang Mataram kepada UMKM dengan melibatkan para entrepreneur- entrepreneur yang memang berkompeten dibidangnya. “Setiap tiga bulan kita ada acara klasterisasi, contohnya gula aren di Gunung Sari. Kalau selama ini masih banyak produsen gula aren membuat gula batok, kita dorong mereka berkreasi membuat gula aren semut. Sehingga pangsa pasarnya lebih luas. Kalau selama ini hanya jual gula batok di pasar tradisional, setelah jadi gula semut bisa dibeli oleh hotel restoran, bahkan potensinya bisa dijual ke pasar global,” ujarnya.

Ia juga mencontohkan, model-model pendampingan yang dilakukan PNM kepada nasabah sekaligus UMKM binaannya. Kepada pelaku kerajinan tikar pandan misalnya. Jika selama ini produk yang dibuat uleh UMKM homogen hanya tikar pandan, kreativitas UMKM ditingkatkan lagi dengan  membuat produk kombinasi tikar pandan dengan kain tenun.

Hasilnya adalah, sarung bantal kursi kombinasi kain tenun dengan pandan. Jadilah produk kreatif yang cantik, dan memiliki potensi pasar yang lebih luas. Nilai tambah (harganya) juga menjadi lebih mahal. Ketimbang hanya menjual tikar pandan, atau hanya menjual kain tenunnya. “Apa kekurangan-kekurangan produk UMKMnya, kita dampingi lagi untuk dipenuhi. Supaya UMKMnya memiliki perspektif menjadi eksportir,” imbuhnya.

Menurut Ade, harus belajar dari UMKM China. Mereka membuat produk untuk bersaing dengan UMKM lain di dalam negeri sendiri. Melainkan, UMKM di China membuat produk untuk bersaing di pasar global. “Coba lihat, produk sekecil apapun sekarang diproduksi oleh China. Dan pasarnya negara-negara di dunia. Itulah orientasi yang kita tanamkan kepada UMKM kita, supaya mereka memiliki semangat untuk berkompetisi di tataran global,” demikian Ade.*(Suarantb)

Artikel Terkait