Opini

Politik Adu Gagasan Pilpres 2024

Oleh : luska - Rabu, 29/11/2023 14:10 WIB

Penulis : Airlangga Pribadi Kusman Ph.D (Dosen Departemen Politik Fisip Universitas Airlangga)

Politik adu gagasan adalah salah satu momen yang sangat krusial dalam rekruitmen kepemimpinan nasional melalui Pilpres 2024. Dengan adu gagasan yang terselenggara melalui event2 debat maupun diskusi yang diselenggarakan oleh institusi-institusi masyarakat sipil, publik secara terbuka, transparan dan inklusif dapat mempertanyakan, menyetujui, menyanggah, mendukung dan menolak visi-misi yang ditawarkan oleh para kandidat pasangan Capres-Cawapres. Sehingga tampilnya substansi politik adu gagasan dapat membuat warga menilai kualitas dan kompetensi masing-masing pasangan dan memiliki gambaran kemana masa depan Indonesia akan dibawa dalam arah lima tahun kedepan sebagai bekal bagi warga dalam memilih untuk Pilpres 2014. Politik adu gagasan juga memiliki peran penting untuk memoderasi agar potensi polarisasi dan pergesekan keras di akar rumput dapat bertransformasi menjadi ruang publik komunikatif dalam membangun demokrasi yang lebih beradab. 

Dari berbagai event diskusi yang terselenggara mulai Juli sampai November untuk merealisasi politik adu gagasan dalam ranah masyarakat sipil tercatat setidaknya 11 kali pasangan Prabowo-Gibran absen dalam diskusi dalam rangka adu politik gagasan tersebut, sementara pasangan Ganjar-Mahfud MD hanya 1 kali absen dan Anies-Muhaimin juga 1 kali absen. 

Banyaknya ketidakhadiran dari pasangan Prabowo- Gibran dalam diskusi politik serta adu gagasan diantara pasangan lain dalam diskusi di ruang publik memperlihatkan kekalahan pikiran dan nalar publik dari pasangan tersebut dihadapan pasangan lainnya dalam proses politik yang tengah bekerja. 

Kekalahan gagasan tersebut memperlihatkan keterbatasan politik gimmick yang di diusung oleh Prabowo-Gibran. Politik gimmick yang hanya pada tingkat permukaan tersebut merupakan bagian dari strategi politik komunikasi bercorak manipulatif yang ditawarkan kelompok tersebut ke publik. Dengan asumsi bahwa dengan menawarkan politik joged gemoy, riang gembira dst, publik teralihkan dari persoalan-persoalan krusial bangsa saat ini dan masa depan yang membutuhkan kualitas kepemimpinan yang kredibel dan memiliki kualitas tinggi. 

Apabila kita melihat bahwa salah satu konsentrasi para pasangan capres dan cawapres adalah kalangan Millenial dan Gen Zi, politik gimmick dari pasangan Prabowo-Gibran menunjukkan ketidaktepatan anggapan mereka, yang cenderung underestimate terhadap kalangan muda, dengan anggapan bahwa kaum muda tidak memiliki cara pandang kritis dan mendalam dan mudah dirayu oleh hal-hal yang bersifat permukaan. Dengan menggunakan strategi tersebut, mereka berusaha mengalihkan rangkain persoalan yang melekat pada pasangan tersebut seperti dugaan pelanggaran HAM, problem pelanggaran etika berskala berat dalam kandidasi Gibran, maupun kekhawatiran mobilisasi aparatur negara untuk mengintervensi pilpres. 

Berbeda dengan pandangan diatas, sebetulnya kita bisa menyaksikan kritisisme kaum muda masih begitu kuat dalam politik di Indonesia, terbukti dengan suara2 kritis terhadap kecenderungan pelemahan demokrasi yang berlangsung dan dikritisi oleh kalangan mahasiswa.

 

TAGS : Pilpres 2024

Artikel Terkait