Oleh: Evelin Wijaya*)
Pembukaan
Teknologi, generasi milenial dan masa depan adalah tiga kata yang saling berkaitan satu sama lain. Teknologi ibarat teman dekat yang menemani waktu sebagian besar kaum milenial. Bahkan, seorang anak milenial tumbuh dan berkembang bersama teknologi yang dimilikinya.
Salah satu produk teknologi tersebut adalah gadget. Produk ini sangat dekat dengan kehidupan kaum milenial. Bahkan ada anekdot yang mengatakan bahwa seorang generasi milenial boleh saja ketinggalan dompet daripada ketinggalan gadget di rumah.
Pertanyaannya, bagaimana hubungan itu bisa membentuk kehidupan seorang generasi milenial? Apa dampaknya terhadap perkembangan seorang anak milenial?
Argumen:
Salah satu kelompok yang paling banyak bersinggungan dengan teknologi adalah generasi milenial. Generasi ini lahir pada penghujung abad ke-20 hingga awal abad ke-21.
Di era serba digital ini, hampir tidak ada yang luput dari sentuhan teknologi. Kecanggihan perangkat dan aplikasi terus berkembang pesat. Teknologi sudah mampu mengubah cara manusia beraktivitas, berkomunikasi, bahkan berpikir.
Di satu sisi, kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi generasi milenial. Mereka dapat mengakses informasi dengan cepat, terhubung dengan dunia melalui media sosial, serta memiliki perangkat canggih yang mendukung gaya hidup modern.
Teknologi juga membuat mereka terampil mengoperasikan berbagai perangkat lunak dan aplikasi sejak dini. Komunikasi dan kolaborasi jarak jauh pun menjadi lebih mudah berkat teknologi.
Namun di sisi lain, kehadiran teknologi juga membawa dampak negatif. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat membuat generasi milenial kurang bersosialisasi secara personal dan kehilangan kemampuan berinteraksi langsung.
Mereka juga cenderung lebih konsumtif dan instan, serta kurang sabar menghadapi proses panjang. Perhatian pun mudah terpecah oleh banyaknya notifikasi dan konten menghibur di dunia maya.
Pakar psikologi perkembangan menyoroti bahwa walaupun melek teknologi sejak kecil, generasi milenial kurang diajari keterampilan regulasi diri dalam menggunakan gadget. Akibatnya, mereka rentan kecanduan internet, game online, media sosial, hingga pornografi. Hal ini justru dapat menghambat perkembangan sosial dan psikologis yang sehat.
Karena itu, jika tidak diperhatikan dan diawasi secara baik dan serius maka penggunaan gadget justru bisa merugikan perkembangan kaum milenial dalam menggapai masa depan.
Peran penting keluarga dan pendidikan dalam membimbing generasi milenial menggunakan teknologi secara bijak dan proporsional seharusnya tidak diabaikan. Dibutuhkan filterisasi konten serta batasan dan arahan dari orang dewasa. Kepekaan mengantisipasi dampak buruk penyalahgunaan teknologi penting untuk dibina sejak dini.
Kesimpulan:
Teknologi ibarat pisau atau pedang bermata dua. Manfaat dan mudharatnya sangat bergantung pada penggunanya.
Generasi milenial yang dibesarkan bersamaan dengan perkembangan teknologi perlu mendapat bekal untuk memanfaatkannya secara cerdas dan bertanggung jawab. Karena itu, dibutuhkan hubungan yang seimbang antara kaum milenial dengan teknologi.
Menyeimbangkan hubungan dengan teknologi akan sangat menentukan apakah mereka dapat menghadapi tantangan zaman dengan gagah atau terjebak dalam dunia maya yang semu.
*) Evelin Wijaya mahasiswi Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pamulang, Tangsel