Gaya Hidup

Pameran Seni `Anak & Budaya`, Soraya Spiro Padukan Potongan Keramik Kuno dan Guratan Warna

Oleh : rio apricianditho - Senin, 22/07/2024 19:48 WIB


Jakarta, INDONEWS.ID - 17 pelukis wanita menampilkan karyanya di Hadiprana Galeri, puluhan lukisan berbagai aliran diterpampang di ruang pamer. Diantaranya karya Soraya Spiro, pecahan keramik kuno dari dinasti Ming jadi karya seni anyar nan menawan.

Potongan keramik dinasti Ming disusun menjadi bunga dan ikan Koi yang digabungkan dengan guratan kuas sang pelukis menjadi karya ciamik. Tiga hasil tangan Soraya berjajar di dekat sudut kiri ruang pamer, karya tersebut kian memikat dengan cahaya lampu di sisinya.

Puluhan karya 17 pelukis wanita memenuhi ruang pamer Hadiprana Galeri, Kemang Raya, Jakarta Selatan, pameran bertema 'Anak & Budaya', selain 17 pelukis ada pula karya pelukis tamu dan seorang fotografer yang ikut menampilkan karyanya. Saat pembukaan hadir Pemred indonews.id, Asri Hadi dan sejumlah tokoh masyarakat.

Kenapa Soraya tertarik menggunakan potongan keramik kuno, dimana bahannya saja kini sulit didapat. Menurutnya, untuk keramik kuno dirinya masih menyimpan stok pecahan keramik dinasti Ming, dan kadang pedagang barang antik kerap menawarkan limbah keramik kuno. Limbah itu, berupa pecahan keramik kuno yang masih bisa dipakai untuk membuat karya seni.

Soraya menuturkan asal muasal tertarik membuat seni dari keramik kuno, karena melihat pecahan keramik kuno hanya digunakan untuk benang layang-layang. Kala itu ada wanita warga pesisir Rembang tengah menumbuk pecahan keramik. Soraya tertarik dengan aktifitas itu, dan menanyakan untuk apa serbuk hasil tumbukan, ternyata hanya digunakan untuk campuran benang layang-layang.

Lalu, ia menawarkan warga pesisir itu untuk menjual potongan yang belum ditumbuh, dan ternyata penumbuk tersebut memiliki simpanan potongan keramik lain selain yang ditumbuk, pulang Soraya membawa ratusan potongan keramik yang kini masih tersimpan di gudangnya guna membuat karya seni.

Soraya sendiri memang memiliki kemauan di bidang seni lukis, ia sempat belajar teknik melukis tahun 2017. Dalam perjalanan seninya ia telah menghasilkan puluhan karya seni dan banyak sudah karya menjadi koleksi penggemar karya seni.

"Sebelumnya saya tak ingin menjual karya saya, karena makin lama makin banyak dan saat pameran ada yang tertarik akhirnya saya menjual karya-karya saya", ungkapnya.

Menurutnya, selain menjadi seni karya merupakan pelestarian benda kuno, para penikmat seni selain dapat keindahan dari sebuah karya juga tahu bahwa karya tersebut punya nilai historis.

Meski dari dinasti yang sama namun ada perbedaan warna antara para penguasa dinasti Ming. Masing-masing pemimpin punya kedekatan dengan wilayah yang berbeda di luar wilayah kerajaan dinasti Ming. "Lihat ini meski sama-sama dari dinasti Ming tapi warna birunya berbeda", tutur Soraya sambil memperlihatkan karyanya yang terpanjang.

Sebelumnya menjadi sebuah karya, Soraya membuat sketsa terlibeh dahulu dan meminta pemotong keramik mewujudkan sketsanya. Ia sendiri memiliki partner pemotong keramik yang sebelumnya menjadi partnernya di bidang permata. Sebelum fokus di dunia lukis, Soraya merupakan pengusaha batu permata.

Dari potongan keramik yang ada, Soraya menentukan corak di keramik akan membentuk gambar apa, lalu dipercantik dengan guratan kuasnya dan menjadi karya lukis yang istimewa.

Untuk itu, Soraya berharap dengan pameran di Hadiprana Galeri, pengunjung bisa menghargai karya kuno lewat karya seni modern. Penikmat juga diharapkan mengtahui bahan seni lukisanya berasal dari mana dengan memperhatikan corak dan warna keramik kuno.

TAGS :

Artikel Lainnya