
Jakarta, INDONEWS.ID – Indonesia dan Tiongkok miliki peluang besar tingkatkan kemitraan dibidang teknologi tinggi. Berbagai peluang ini dibahas pada Business Roundtable yangdiselenggarakan oleh Direktorat Asia Timur, Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Kemlu bekerja samadengan KBRI Beijing di Jakarta pada 22 Juli 2024.
Kegiatan ini diikuti oleh 26 perusahaan ternama asal Tiongkok di bidang teknologi, AI, teknologitransportasi, kesehatan, dan venture capital yang berminat kembangkan usahanya di Indonesia.Business Roundtable ditujukan untuk mempromosikan peluang usaha berikut regulasinya sertamemfasilitasi minat investasi kalangan usaha RRT disektor teknologi di Indonesia.
Business Roundtable dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kemlu RI, Cecep Herawan, yang juga bertindak sebagai pembicara kunci. Acara juga
menghadirkan narasumber Deputi bidang Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rakhmat Kaimuddin; Direktur Promosi Investasi
Asia Timur, Selatan, Timteng dan Afrika Kementerian Investasi/BKPM, Cahyo Purnomo; danKepala Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan
Teknologi Kesehatan Kemenkes, Bonanza P.Taihitu.
Dalam sambutannya, Sekjen Cecep Herawan antara lain menegaskan bahwa Indonesiaberkomitmen meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam pembangunan nasional, dan RRT adalah mitra strategis yang juga merupakan salah satu pusat pengembangan teknologi dunia.
“Dengan besarnya potensi ekonomi yang dimiliki dan komitmen kuat pemerintah untukmeningkatkan kualitas iklim usaha, Indonesia semakin menjadi pilihan yang tepat bagi investorasing, termasuk Tiongkok, untuk bekerja sama dan berinvestasi, termasuk sektor teknologi ,” ujarSekjen Cecep.
Sementara itu, Dubes Djauhari optimis potensi kerja sama konkret kedua negara, khususnyakerja sama
bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.
“Selama 10 tahun terakhir, kerja sama ekonomi, khususnya perdagangan dan investasi keduanegara tumbuah pesat, dengan perdagangan menurut
data Bea Cukai Tiongkok mencapai USD138 miliar di tahun 2023. Sementara investasi tahun 2023 mencapai USD 7,4 miliar,” ujar DubesDjauhari.
Deputi Rakhmat Kaimuddin menawarkan berbagai peluang menjanjikan bagi kalangan usahaRRT untuk berinvestasi dan mendukung program hilirisasi industri dan transisi energi diIndonesia, termasuk percepatan pembangunan ekosistem kendaraan
listrik dimana Indonesiamenawarkan berbagai insentif yang menarik.
Sementara Kapus Bonanza Taihitu menekankan pentingnya penguatan kerja sama teknologidengan Tiongkok untuk turut mendukung implementasi pilar-pilar kebijakan kesehatan di Indonesia sepertidisektor teknologi alat kesehatan, pengembangan industri farmasi, bioteknologidan AI.
Terkait regulasi, Direktur Cahyo menjelaskan berbagai kebijakan fiskal dan insentif yang ditawarkan bagi investor asing seperti tax hol-
iday, tax allowance, super deduction dan importallowance. Indonesia juga menjadi tujuan investasi prospektif dengan meningkatnya daya saing Indonesia secara global dari peringkat 34
ke 27 berdasar IMD World Competitiveness.
Usai Business Roundtable, kalangan usaha RRT melanjutkan kegiatan business match-makingdi Wisma KADIN.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh KADIN dan KADIN Indonesia KomiteTiongkok bekerja sama dengan KBRI Beijing dan Dit. Asia Timur Kemlu RI.