Nasional

Berkat Mekaar, Derajat Nasabah Terangkat

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 03/10/2024 09:54 WIB


Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi saat meninjau nasabah PNM Mekaar di Dusun Klemungsari, Banyuwabgi, Jawa Timur, Jumat (27/9/2024).

Jakarta, INDONEWS.ID - Langit Dusun Telembungsari di pedalaman Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur pada Jumat (28/9/24) sore tampak cerah berawan. Rumah Ma Sa`di tampak ramai. Puluhan ibu-ibu paruh baya tengah duduk bersila di ruang depan rumah yang tampak dengan fasilitas seadanya itu.

Sore itu, Rumah Ma Sa`di menjadi tempat digelarnya pertemuan rutin mingguan para ibu-ibu yang diorganisir teman-teman account officer (AO) PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Para ibu-ibu yang berjumlah kurang lebih 15 orang tersebut merupakan nasabah PNM unit program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera atau yang singkat PNM Mekaar. Program yang mulai diluncurkan pada 2016 itu menyasar para ibu pra sejahtera yang ikut menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.

Saat rombongan Journalist Journey PNM 2024 tiba di Rumah Ma Sa`adi, mereka hendak memulai ritual rutin mereka. Antara lain melakukan absensi kehadiran, membaca ulang janji kesediaan memenuhi kewajiban hingga membayar kewajiban atau cilian atas plafon pinjaman mereka.

Menariknya, perusahaan pembiayaan pelat merah itu mewajibkan nasabah Mekaar untuk menghidupi semangat dan nilai gotong royong yang menjadi warisan akar budaya nenek moyang Nusantara di antara para nasabah. Yakni dengan penerapan sosial re-enginering yang disebut dengan sistem tanggung renteng nasabah binaan.

Tanggung renteng ini merupakan sebuah sistem yang mewajibkan para anggota kelompok binaan untuk bersedia menanggung beban cicilan atau kewajiban nasabah lain yang menemui kesulitan memenuhi atau melanjutkan kewajibannya dengan alasan yang beragam.

Bahkan, kesediaan untuk melakukan tanggung renteng menjadi salah satu pra-syarat untuk diterima sebagai nasabah PNM Mekaar dan diucapkan sebagai janji yang terus menerus diperbaharui setiap kali pertemuan rutin mingguan diadakan.

Direktur PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi menjelaskan sosial re-engineering yang menjadi terobosan perusahaan yang dipimpinnya merupakan upaya untuk menghidupkan kembali akar budaya bangsa. Menurutnya, semangat dan nilai gotong royong adalah kearifan lokal yang memiliki dampak vital terhadap ekonomi masyarakat.

"Ini kan ada metode menghidupkan kembali akar budaya bangsa: saling tolong menolong, saling empati. Kita "setengah paksa" dengan modal tanggung renteng. Kalau mau terima pembiayaan kami, janjinya harus membantu anggota yang tidak mampu meneruskan kewajibannya. Jadi itu (tanggung renteng-red) salah satu dampak rekaya sosial yang kami lakukan," kata Arief saat meninjau nasabah PNM Mekaar di Dusun Klemungsari, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (27/9).

Sejak terbentuk pada tahun 2016, Holding Ultra Mikro yang melibatkan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah menjadi salah satu pilar utama pemerintah dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil, terutama bagi kelompok perempuan, khususnya ibu-ibu di kalangan ekonomi lemah.

Dalam perjalanan hampir satu dekade, berbagai pencapaian telah diraih, mulai dari peningkatan jumlah nasabah hingga jumlah pembiayaan yang disalurkan serta pencapaian para nasabah yang berhasil naik kelas ke lembaga keuangan formal.

Sejak awal program, PNM berhasil memperluas jangkauan pelayanan ke berbagai wilayah di Indonesia, terutama di daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi.

Dalam kurun waktu delapan tahun sejak 2016, jumlah nasabah yang telah dilayani melalui program Mekar terus bertambah signifikan. Pada tahun 2023, jumlah nasabah yang tercatat mencapai 12 juta.

Mekar sendiri ditujukan untuk kelompok masyarakat menengah ke bawah yang mayoritas adalah perempuan. PNM memfokuskan program ini kepada ibu-ibu rumah tangga, karena mereka dianggap lebih stabil dalam mengelola usaha kecil dan lebih sensitif terhadap kesejahteraan keluarga.

Pengelompokan nasabah dalam komunitas menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini. Arief mengatakan jumlah nasabah PNM secara nasional tembus 14,71 juta orang per Agustus 2024. Angka ini mengalami peningkatan 0,9 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Arief menyebut, pemberian modal dalam program Mekaar bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan keuangan masyarakat. Khusus di Jawa Timur, terdapat 2,68 juta nasabah. Kemudian di Banyuwangi tercatat sebanyak 154 ribu nasabah yang telah merasakan manfaat dari program ini.

“Dari 25 kecamatan di kabupaten Banyuwangi, semua udah kami cover insyaallah sampai hari ini dengan jumlah nasabah yang kami biayai hampir 200 ribu. Tapi yang aktif sampai hari ini 154 ribu,” ungkapnya Arief.

Derajat Nasabah Terangkat

Ma Sa`di, salah satu nasabah yang merasakan dampak langsung terhadap ekonomi keluarga dari program Mekaar ini.

Sebelum mengenal PNM Mekaar, Ma Sa`di merupakan pencari sapu lidi di hutan. Di usianya yang sudah lanjut itu, Ia masih harus menjadi tulang punggung untuk mencukupi kebutuhan anak dan cucunya.

Dia akhirnya mengenal PNM Mekaar dan mengajukan pinjaman untuk membeli sayur pakis dari buruh tani di desa tersebut untuk selanjutnya dijual. Berjuang dari nol, usaha Ma Sa’adi kini melibatkan beberapa saudaranya untuk membantunya menyiapkan sayur pakis.

Semenjak bergabung dengan PNM Mekaar, Ma Sa`di kini sudah bisa memenuhi kebutuhan keluarganya setiap hari. Tak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari, hasil usahanya kini mampu membawa cucunya duduk di bangku sekolah formal.

Marsiyati, salah satu nasabah PNM Mekaar dan didaulat menjadi Ketua Kelompok PNM Mekaar di Dusun Telembungsari juga memiliki kisah yang sama. Semenjak mengenal PNM Mekaar, derajat keluarganya ikut terangkat.

Marsiyati pertama kali bergabung dengan Program Mekaar pada tahun 2017 silam. Awalnya, ia hanya meminjam dana sebesar Rp2 juta. Namun seiring waktu, jumlah plafon pinjamannya terus meningkat hingga Rp10 juta.

Peningkatan ini terjadi berkat kemampuannya dalam mengelola usahanya dengan baik serta rekam jejak pembayaran yang lancar.

“Ya bertahap, pertama itu Rp2 juta, Rp3 juta, Rp4 juta, Rp5 juta, kayak gitu. Pertahun, misalkan saya sekarang ini kan 2 tahun, kalau dulu kan 1 tahun,” jelas Marsiyati saat ditemui awak media rombongan Journalist Journey PNM 2024, Jumat (28/9/24) sore.

Modal Intelektual dan Sosial

Program Mekaar sebagai program pemberdayaan unggulan PNM memang tidak hanya memberikan pembiayaan tanpa jaminan. Para nasabah yang tergabung juga diberikan pendampingan yang intens untuk mengembangkan usahanya sehingga bisa naik kelas ke pembiayaan lembaga keuangan formal.

Dalam usahanya, Marsiyati tidak hanya bergelut pada satu bidang usaha. Dia menuturkan, awalnya memulai usaha ternak kambing dan kemudian merambah ke bisnis mebel. Dari hasil beternak kambing, ia mampu mendapatkan pendapatan sekitar Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan jika ada pembeli.

Penghasilan tersebut dia putar kembali untuk modal membeli kayu guna usaha mebel yang dikelola bersama suaminya. Usaha mebel ini juga memberikan tambahan pendapatan bagi keluarganya, terutama dari pembuatan lemari, meja, dan tempat tidur.

“Nanti kalau ada yang beli meja, lemari, tempat tidur itu, buat kayu, itu kan penghasilannya kadang dapat 2 juta, 3 juta, kayak gitu. Itu penghasilannya buat dimakan sehari-hari, buat bayar anak sekolah, kayak gitu,” terangnya.

Menurut Marsiyati, bantuan dari program Mekar sangat membantu usahanya berkembang. Ia bercerita bahwa pinjaman awal yang diterimanya benar-benar menjadi titik balik bagi kehidupannya dan keluarganya. Dengan dukungan dari Mekaar, Marsiyati mampu membiayai kebutuhan sehari-hari, menyekolahkan anak-anaknya, dan terus mengembangkan usahanya.

“Manfaatnya itu banyak, sangat membantu dari Mekaar ini. Saya bilang terima kasih sudah membantu di Mekar,” ucap Marsiyati.

Tugas Baru: Hapus Kemiskinan Ekstrim dan Jurus Tanggung Renteng

Setelah dinilai sukses menjalankan misi pemberdayaan perempuan pra-sejahtera, PNM sebagai lembaga pembiayaan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mendapat tugas yakni mengentas kemiskinan hingga nol persen di Tanah Air.

Target penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia sendiri diketahui semakin mendekati titik nol. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, penurunan angka kemiskinan ekstrem sangat signifikan hingga menyentuh 0.83%.

Sebagai lembaga keuangan khusus pemerintah, PNM diberi tugas khusus oleh pemerintah untuk membantu pencapaian target nasional tersebut. Dimana PNM diberikan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar 1 Triliun rupiah untuk disalurkan.

"Dalam upaya penurunan kemiskinan ekstrem di Indonesia, kami upayakan ada keterlibatan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan mereka," ucap Arief.

Dia melanjutkan, salah satu strategi yang dilakukan PNM, yakni membuat rekayasa sosial untuk menghidupkan kembali akar budaya bangsa Indonesia, yakni gotong royong, saling membantu, dan berempati.

"Dalam praktiknya, banyak nasabah Mekaar yang melakukan usaha bersama-sama dalam satu program ini berhasil, karena ada yang menjadi kepala dan ada yang menjadi anggota," ucapnya.

Arief melanjutkan, satu hal yang penting bagi PNM dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem, yakni memberikan modal sosial, selain modal finansial dan intelektual. Ia pun berharap modal yang diberikan ini bisa terus membuat usaha yang dijalankan tumbuh.

"Kami berharap usaha mereka berkesinambungan dan tumbuh meskipun dimulai dari usaha subsistem dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar. Insyallah nanti juga akan bisa maju dan menjadi pengusaha yang bisa diandalkan," paparnya.

Untuk di Banyuwangi sendiri, pembiayaan dan pendampingan bagi usaha rumah tangga dilayani oleh PNM melalui 60 unit yang telah tersebar di seluruh Kecamatan di Tanah Blambangan itu.

Arief bersyukur pemerintah melibatkan PNM untuk tugas mulia ini. "Tugas utama kami menjadi semakin terarah dan mempercepat ketepatan sasaran. Ke depannya tidak sekedar pembiayaan tapi lebih banyak aspek rekayasa sosial yang PNM lakukan," tambahnya.

Rekayasa sosial ini dikelompokan dalam 866 ribu kelompok Mekaar untuk saling berinteraksi membangun jejaring usaha. Di Banyuwangi sendiri terdapat 9 ribu kelompok yg bisa dilakukan sinergi program untuk pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan kemiskinan biasa.

PNM berkomitmen untuk terus mengoptimalkan pemberian modal finansial, intelektual, dan sosial agar kehidupan kelompok subsisten dapat meningkat menjadi lebih baik.

"Menjaga agar mereka yang sudah menjalani usaha agar sustain dan tidak jatuh lagi ke kemiskinan yang sebelumnya berhasil dilalui," tutupnya.

Artikel Lainnya