
Jakarta, INDONEWS.ID-- Setelah berminggu-minggu bahas soal balas serangan rudal balistik Iran, Israel akhirnya bombardir Teheran pada Sabtu (26/10) pukul 02.30 pagi waktu setempat.
Terdengar ledakan dahsyat mengguncang ibu kota negara itu. Disebutkan bahwa jet tempur Israel membom 7 titik yang menjadi sasaran serangan angkatan udara Israel.
Ledakan dahsyat dan raungan jet tempur membangunkan warga yang sedang tidur lelap.
Kantor berita pemerintah Israel, KAN menjelaskan puluhan jet tempur dikerahkan dalam operasi tersebut.
Kantor berita resmi Pemerintah Iran, IRNA, melaporkan bahwa beberapa pangkalan militer di barat dan barat daya Teheran telah menjadi sasaran jet tempur Israel.
Menurut laporan CNN, jet tempur hanya menyasar fasilitas militer. Dalam operasi ini, tidak ada korban jiwa.
Dampak dari penyerangan ini, aktivitas penerbangan di Iran lumpuh. Menurut laporan AFP, otoritas penerbangan Iran mengumumkan menghentikan seluruh penerbangan usai serangan Israel.
Negara tetangga Irak juga menghentikan dan penerbangan. Kementerian transportasi Irak menutup penerbangan sementara di seluruh bandara hingga pemberitahuan lebih lanjut usai Israel serang Iran.
Kantor berita pemerintah Irak INA melaporkan, penutupan penerbangan di Irak dilakukan usai ketegangan antara Israel dan Iran.
Qatar Airways mengumumkan bahwa mereka menangguhkan penerbangan ke Iran, Irak, dan Lebanon serta membatasi penerbangan ke Yordania di tengah meningkatnya ketegangan dan kemungkinan serangan Israel terhadap Iran.
"Karena situasi terkini di kawasan Timur Tengah, Qatar Airways untuk sementara menangguhkan penerbangan ke dan dari Irak, Iran, dan Lebanon hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata pernyataan itu.
Maskapai penerbangan tersebut mengatakan penerbangan ke Yordania akan dibatasi mulai hari ini.
Diketahui, penyerangan dilakukan setelah berminggu-minggu Israel melakukan rapat cukup alot dalam kabinet keamanannya terkait target penyerangan yang akan mereka lakukan.
Disebabkan bahwa penyerangan dilakukan setelah melalui proses pengambilan keputusan yang sangat cermat.
Proses ini juga mencangkup beberapa kali konsultasi dengan pejabat Amerika Serikat.
Termasuk panggilan telepon antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan Presiden Joe Biden.
Sementara itu, Pejabat Gedung Putih yang namanya enggan disebutkan mengatakan bahwa Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris telah mengetahui serangan tersebut.
AS mengklaim tidak terlibat dalam serangan tersebut. Serang tersebut tidak membidik objek energi, melainkan kamp militer Iran.
Terdengar tujuh ledakan terjadi di ibu kota, Teheran, dan Karaj di kota timur
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Israel mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant "mengikuti dengan saksama" serangan di Iran "dari pusat komando dan kendali IDF."
"Mereka memantau bersama wakil kepala staf umum Israel, direktur jenderal Kementerian Pertahanan, dan sejumlah pejabat senior lainnya," kata pernyataan tertulis Kementerian Pertahanan Israel.
Militer Israel mengatakan komandan Angkatan Udara Israel Mayjen Tomer Bar juga hadir memantau serangan terhadap Iran