Jakarta, INDONEWS.ID – Aksi demonstrasi menuntut pencabutan blokir media sosial dan pemberantasan korupsi di Nepal berakhir ricuh. Kerusuhan yang pecah pada Selasa (9/9) malam hingga Rabu (10/9) dini hari itu diwarnai pembakaran kediaman pejabat, penyerangan kantor kepresidenan, hingga penjarahan di Kathmandu dan sejumlah wilayah lain.
Dikutip dari The Himalayan Times, Angkatan Darat Nepal mengumumkan sedikitnya 27 orang ditangkap antara pukul 22.00 hingga 10.00 waktu setempat karena terlibat aksi anarkis. Dari tangan tersangka, aparat menyita uang hasil jarahan sebesar NPR 3,37 juta (sekitar Rp 393 juta) serta 31 senjata api berbagai jenis di Kathmandu dan Pokhara.
Kerusuhan juga menyebabkan 24 polisi dan tiga warga sipil terluka. Seluruhnya kini dirawat di rumah sakit militer.
Tragedi paling mengejutkan adalah tewasnya Rajyalaxmi Chitrakar, istri mantan Perdana Menteri Nepal Jhalanath Khanal. Ia meninggal akibat luka bakar parah setelah rumahnya di Kathmandu dibakar massa. “Chitrakar sempat dibawa ke Rumah Sakit Kirtipur Burn, namun nyawanya tak tertolong,” tulis Times of India, Rabu (10/9).
Untuk meredam situasi, tentara Nepal dikerahkan berpatroli di jalanan ibu kota. Pos pemeriksaan didirikan di sejumlah titik. “Hari ini tenang, tapi tentara ada di jalanan,” kata seorang prajurit kepada Reuters. Panglima Angkatan Darat Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, mendesak semua pihak agar menghentikan aksi protes dan memilih jalan dialog.
Krisis Politik dan Munculnya Figur Baru
Kerusuhan yang berujung pada mundurnya Perdana Menteri KP Sharma Oli memicu krisis politik. Di tengah situasi itu, nama Wali Kota Kathmandu, Balendra Shah, muncul sebagai calon pemimpin masa depan.
Balendra, 35 tahun, dikenal sebagai mantan rapper sebelum terjun ke politik. Gaya khasnya dengan pakaian hitam dan kacamata gelap membuatnya populer di kalangan anak muda. Kini, dukungan agar ia menjadi perdana menteri baru deras mengalir di media sosial.
“Kau harus menjadi PM baru kami,” tulis seorang pengguna X, Rewant Adhikari.
Tak hanya dari publik, dukungan juga datang dari tokoh hukum. Mantan hakim agung Nepal sekaligus ahli konstitusi, Balakaram KC, menilai Balendra representatif untuk generasi muda yang sedang mengguncang politik Nepal.
“Balendra Shah harus berada dalam perwakilan Gen Z yang berunding dengan Presiden Ram Chandra Poudel memetakan langkah lanjutan bagi Nepal,” ujarnya.