Jakarta, INDONEWS.ID - Ikatan Wanita Pelukis Indonesia (IWPI) merayakan hari jadinya ke-40, di usia matang tersebut mereka menyiapkan sejumlah agenda salah satunya pemeran seni lukis bertema "Perempuan dan Asa". Tak hanya pameran, kepengurusan IWPI periode 2025 - 2028 siap membawa organisasi ini berkembang dan makin dikenal masyarakat sebagai wadah seniman lukis perempuan Indonesia.
Siang itu, Jumat (10/10) di sebuah resto di Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan tiga pengurus IWPI (Ikatan Wanita Pelukis Indonesia) tengah berbincang santai, mereka berjanji bertemu dengan indonews.id yang ingin tahu lebih jauh dengan IWPI. Tepat pukul 11.00 kami bertemu pengurus IWPI, Pemred indonews.id Asri Hadi bersama rekan jurnalis mewawancara mereka.
Ketua Umum IWPI, Cecilia D. Kristiari mengatakan, organisasinya akan mengadakan pameran lukisan hasil karya para anggota IWPI dan pelukis tamu pada tanggal 19-25 Oktober 2025. IWPI sendiri sudah ada sejak 10 September 1985, jadi di tahun ini kami merayakan tahun ke 40 IWPI.
Menurutnya, perkumpulan seni banyak jumlahnya, tapi sangat jarang yang bisa bertahan, tetap berkegiatan dan berpameran rutin sampai 40 tahun seperti IWPI. Banyak tumbuh grup atau organisasi seni, namun sering beberapa tahun kemudian bubar. IWPI bersyukur sudah berusia 40 tahun dan ini perlu dirayakan sebagai pencapaian tersendiri bagi sebuah sebuah organisasi pelukis, meski tak semua anggotanya adalah pelukis profesional karena banyak juga yang hanya dari hobby melukis.
"Dan kami ingin terus berkembang, IWPI dalam perjalanannya semula bernama IPWI lalu dirubah jadi IWPI. Itu berbeda arti, yang pertama pelukis dengan gender wanita sedangkan yang kedua berarti wanita yang melukis", tandas Ketua IWPI yang biasa disapa Ari.
Dikatakan, perubahan nama itu karena organisasi ini mewadahi semua perempuan yang punya minat di seni lukis untuk bergabung. Bila kami membatasi dengan pelukis profesional saja, nanti jika ada yang hobby melukis juga tapi tidak punya latar belakang pendidikan seni, jadi enggan bergabung dengan IWPI, makanya kami lebih terbuka.
Lalu ia mengatakan, karena banyak juga anggotanya yang berangkat dari hobby corat coret warna ternyata punya karya-karya yang bagus, Mereka seringkali mencari wadah untuk mengasah karyanya dan berpameran, sementara untuk mereka bergabung di grup seniman profesional mungkin sulit, karena melukis bukanlah profesinya. Maka di IWPI ini kita jadi mewadahi semuanya, yang penting perempuan yang melukis.
"Mudah jadi anggota IWPI, asalkan sudah punya karya-karya yang bisa dipamerkan. Jadi apakah itu berlatar hobi atau profesi, jika sudah memenuhi persyaratan keanggotaannya dan punya portifolio hasil karyanya, tidak jadi masalah. Pokoknya kita welcome untuk para perempuan yang suka melukis", ujarnya.
Adapun keuntungan menjadi anggota IWPI, antara lain kerap menggelar workshop, berpameran rutin tiap tahunnya, juga menjadi sarana menjalin persahabatan antar anggota-anggotanya yang punya minat yang sama. Kegiatan itu tentu dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka yang senang melukis.
Meski bukan organisasi profesi pelukis namun IWPI punya anggota sejumlah pelukis senior yang hingga kini pun masih produktif diantaranya Lanny Andriani dimana karyanya menghiasi istana Kepresidenan di Cipanas, begitu juga dengan karya dari salah satu pendiri IWPI Sri Yunah, lalu ada pula Jenny Mahastuti yang karyanya dibeli Sekretariat Negara. Dimana ia punya kekhususan di lukisannya yaitu mengangkat budaya masyarakat Badui, Banten.
Selaku Ketua Umum IWPI di periode yang belum lama berganti ini (2025-2028) Ari berharap IWPI bisa terus langgeng selama nama Indonesia yang disandang organisasi ini terus ada. Sementara tantangan ke depan adalah menyatukan semangat dan kesamaan visi dalam merespon perkembangan jaman, sangat diperlukan adanya regenerasi karena kini banyak anggota yang sudah sepuh. Dengan menyiapkan estafet IWPI akan dapat diteruskan keberlangsungannya oleh generasi yang lebih muda.
Untuk itu IWPI terus berkerja sama dengan berbagai pihak dan juga mengadakan agenda tahunan seperti workshop, mengunjungi galeri atau museum, gelar pameran, bakti sosial dan banyak lagi kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan diri sebagai wadah perempuan pelukis.
Dalam waktu dekat, 19 - 25 Oktober IWPI akan menggelar pameran lukisan bertema "Perempuan dan Asa", perempuan mewakili IWPI sementara Asa merupakan harapan, usaha atau karya, jadi bila diartikan tema itu adalah perempuan dengan karyanya atau upayanya. Bagi pengunjung yang berminat dengan lukisan yang dipamerkan bisa membeli dan dibawa langsung tanpa menunggu pameran berakhir.
Pada Pameran ini ia berharap, menjadi puncak perayaan perjalanan 40 tahun IWPI, sekaligus menampilkan organisasi ini masih eksis dan tengah menyegarkan kembali wadahnya dengan tujuan dan target ke depan yang lebih baik dan lebih update.