INDONEWS.ID

  • Kamis, 20/12/2018 21:10 WIB
  • Melati Putih Indonesia Bakti Sosial di PAUD Mutiara Bambu Cilincing

  • Oleh :
    • very
Melati Putih Indonesia Bakti Sosial di PAUD Mutiara Bambu Cilincing
Anak-anal pelaut dan nelayan, anak-anak pemulung, anak sopir dan buruh kasar ditampung di sekolah sederhana di kawasan Kota Baru Timur Cilincing Jakarta Utara ini. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Anak-anak pelaut dan nelayan, anak-anak pemulung, anak sopir dan buruh kasar ditampung di sekolah sederhana di kawasan Kota Baru Timur, Cilincing, Jakarta Utara ini. Mereka tanpa harus membayar uang sekolah di PAUD Mutiara Bambu ini.

Didirikan  oleh seorang nelayan bersahaja yang kondisi keuangannya juga pas-pasan dan seadanya pada tahun 2006.

Baca juga : Sambut Idulfitri 1445 Hijriah, Kemendagri Gelar Bakti Sosial dan Bazar Ramadan

Mohamad Tahir asal Bone yang sudah melaut selama 45 tahun hanyalah tamatan SD. "Saya gemas lihat anak-anak kecil sehari-hari hanya menguliti kerang hijau dari pagi sampai malam," ujar Tahir.

Lalu tanah empang hasil gusuran air laut ia bangun sekolah dengan bersahaja. "Buku-buku bacaan sangat diperlukan. Uang apalagi," katanya.

Baca juga : Kebhinnekaan Warnai Bakti Sosial di Batam Antara YBI dan BMTI

Namun swadaya keluarganyalah yang menjadi kontributor utama. Sekolah ini hanya satu ruangan kecil ukuran 8x9 m yang nyaris ambruk dan ditopang batang-bambu bambu yang diikat sebagai penyangga, yang bergiliran menampung 138 anak selama 5 hari waktu sekolah.

Guru-gurunya ada empat orang, ibu-ibu muda tamatan SMEA bahkan ada yang lulusan SMP. Dedikasi mereka sungguh luar biasa tanpa memperoleh gaji. 

Baca juga : Peringati HUT ke-72 Satpol PP, Kemendagri Gelar Bakti Sosial Donor Darah

Adik Tahir, Megawati menjadi kepala sekolah yang juga tak bergaji. Anak-anak Indonesia "bau acem" ini tentu bisa jadi aroma wangi sewangi-wanginya kelak dalam hidup mereka selanjutnya.

Oleh sebab itu Melati Putih Indonesia (MPI) dengan kegiatan Gerakan Rabu Birunya mengadakan bakti sosial, pada Rabu 19 Desember kemarin. Sumbangan untuk pihak sekolah diberikan diiringi tawa gembira anak-anak yang masing-masing mendapat celengan untuk menabung dan berbagai macam biskuit.

Tahir kini tak begitu leluasa lagi melaut. "Biasanya sehari bisa dapat Rp 200 ribu. Sekarang Rp 20 ribu saja sudah bagus,” ujarnya.

Hal ini disebabkan karena reklamasi dan buangan limbah yang semakin ganas dari berbagai pabrik. “Ikan banyak mati dan harus cari yang lebih jauh lagi. Padahal kapal kami adalah kapal kecil. Tidak bisa untuk jauh-jauh melaut," ujar Tahir sedih. (Very)

Artikel Terkait
Sambut Idulfitri 1445 Hijriah, Kemendagri Gelar Bakti Sosial dan Bazar Ramadan
Kebhinnekaan Warnai Bakti Sosial di Batam Antara YBI dan BMTI
Peringati HUT ke-72 Satpol PP, Kemendagri Gelar Bakti Sosial Donor Darah
Artikel Terkini
Wawancara Khusus Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Tentang BLBI
Efferty Susu Kambing Malaysia, Solusi bagi Pasutri yang ingin Keturunan
Didik J Rachbini: Gagasan Menyatukan Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta Eksperimen yang Baik dan Berani
Menkes Ungkap Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas