INDONEWS.ID

  • Jum'at, 08/03/2019 18:30 WIB
  • Bertemu Presiden, Petani Tebu Minta HPP Gula Dinaikkan

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Bertemu Presiden, Petani Tebu Minta HPP Gula Dinaikkan
Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani tebu Rakyat (DPP APTRI) bersama pemerintah sepakat akan mengkaji usulan kenaikan Harga Pembelian Pokok (HPP) gula. (Foto: Antara)

Jakarta, Indonews.id - Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani tebu Rakyat (DPP APTRI) bersama pemerintah sepakat akan mengkaji usulan kenaikan Harga Pembelian Pokok (HPP) gula dengan Tim Independen. Dalam waktu dekat akan ada keputusan mengenai HPP yang bisa diterima masyarakat tetapi di sisi lain tidak merugikan petani tebu.

Kesepakatan dicapai dalam pertemuan yang dilakukan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi oleh Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dengan pengurus Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani tebu Rakyat (DPP APTRI) di Istana Merdeka, Jakarta,

Baca juga : KSP: Kemitraan PT RNI 2 Jatitujuh Harus Sejahterakan Petani

“Kita membahas langkah-langkah ke depan bagaimana petani bisa untung tapi konsumen juga tersenyum. Kita melihat nanti HPP-nya seperti apa, kita akan bahas bersama dengan tim yang independen,” kata Mentan.

Intinya, lanjut Mentan, bagaimana pemerintah membuat petani untung tapi konsumennya juga merasa terlindungi dan tidak terbebani. Saat ditanya mengenai deadline keputusan soal HPP itu, Mentan Amran Sulaiman menegaskan, dalam beberapa hari ini.

Baca juga : Pilu! Bupati Morowali Utara Dimakamkan Sesuai Protokol Penanganan Corona

Saat ini HPP Gula sebesar Rp9.700 per kilogram dinilai terlalu rendah di pasaran. Untuk mengimbangi biaya pokok produksi, DPP APTRI meminta agar harga ini ditinjau kembali.

Sementara itu Ketua Dewan Pembina APTRI, Arum Sabil mengemukakan, ada beberapa poin yang disampaikan APTRI kepada Presiden dalam pertemuan itu.

Baca juga : Kasus Suap Distribusi Gula, KPK Periksa Ketua APTRI XI

Intinya, sambung Arum Sabil, pertanian tebu khususnya industri gula di dalam negeri yang berbasis tebu dari rakyat itu tidak mengalami kenaikan yang siginifikan, karena pertanian tebu hampir tidak punya nilai ekonomi.

Artikel Terkait
KSP: Kemitraan PT RNI 2 Jatitujuh Harus Sejahterakan Petani
Pilu! Bupati Morowali Utara Dimakamkan Sesuai Protokol Penanganan Corona
Kasus Suap Distribusi Gula, KPK Periksa Ketua APTRI XI
Artikel Terkini
ERP HashMicro, Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan dan Mengurangi Tingkat Presenteeism
Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik
Lembaga Pemeringkat Moodys Pertahankan Rating Kredit Indonesia sebagai Negara Layak Tujuan Investasi dengan Outlook Stabil
Mendagri: Halalbihalal Idulfitri 2024 Jadi Momentum Penguatan Internal yang Lebih Solid
J&T Cargo Beri Penghargaan Best Service Otlet
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas