Bisnis

Peran PTPN Group dalam Mengubah Hidup Petani Tebu di Bondowoso

Oleh : very - Senin, 12/06/2023 18:29 WIB

Petani tebu. Foto dok PTPN Group.

Bondowoso, INDONEWS.ID –Pada 2009 lalu, Teguh Cahyono memberanikan diri mengikuti ajakan orangtuanya untuk bekerja di perkebunan tebu. Sebelumnya, ia hanyalah pekerja di perusahaan kontraktor bangunan dengan gaji Rp 1,6 juta per bulan.

Saat merintis usaha petani tebu pada 2010 lalu, Teguh hanya mengelola lahan seluas 2 hektare yang disewa Rp 2,5 juta per hektare per tahun.

Itu pun, tanah yang dikelolanya merupakan lahan berbatu yang ditanami pohon jati. Berbekal ilmu yang didapat dari internet, dia mencoba melakukan upaya penggemburan.

“Di tahap pertama sampai musim panen ketiga, saya melakukan eksperimen pupuk terlebih dahulu,” ujar Teguh seperti dikutip dari JPNN.com.

Berkat kegigihannya, ia meraih hasil dan terus memperluas lahan tebunya. Kini, dia memiliki lahan seluas 80 hektare.

Keberhasilan tersebut terletak pada konversi lahan sengon dan jati menjadi lahan tebu yang produktif. Meski lahan awal yang dikelolanya berbatu dan tanahnya tidak subur, dia berhasil mencapai produktivitas tebu yang luar biasa, yakni sekitar lebih dari 185 ton per hektare, jauh di atas rata-rata Indonesia yang hanya sekitar 75 ton per hektare.

Selain itu, kunci kesuksesan kata ayah dua orang anak ini juga terletak pada praktik bertani yang tepat yaitu penggunaan bibit berkualitas, pemupukan yang lengkap, dan penyediaan air dari sumur bor.

Dengan asumsi rendemen tebu sebesar 8,5 persen, Teguh bisa menghasilkan sekitar 15,7 ton gula per hektare, lebih dari tiga kali lipat rata-rata produksi gula di Indonesia. Dengan perjanjian bagi hasil gula sebesar 70:30 persen, Teguh bisa memperoleh sekitar 10,99 ton gula atau setara dengan Rp132.979.000.

Di samping itu, Teguh juga mendapatkan tambahan pendapatan dari bagi hasil tetes sebesar 3 persen per kuintal tebu, yang menambahkan Rp11.100.000. Dengan demikian, total pendapatan Teguh mencapai Rp144.079.000.

Setelah dikurang biaya sewa lahan, tanam, pemeliharaan, dan ongkos tebang muat angkut, maka ia bisa memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 62.119.000 per hektare per tahun.

“Dari penghasilan itu, sebagian buat operasional kebun, buat keperluan sehari-hari, dan sisanya buat perluasan sewa,” tuturnya.

Kini, Teguh juga bisa mendonasikan sebuah kulkas kepada masjid setempat.

Kesuksesannya dalam mengelola lahan berbatu menjadi lahan tebu produktif juga dia tularkan kepada masyarakat sekitar, di Desa Prajekan Kidul, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso.

Saat ini sudah ada empat orang binaannya yang ikut merasakan manisnya menjadi petani tebu.

Teguh mengatakan, kesuksesannya tersebut tak lepas dari peran dan dukungan dari PTPN Group, melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN)/SugarCo, termasuk yang berkaitan dengan biaya garap dan pembelian hasil panen.

“Selama ini pola kemitraan kami berjalan dengan baik. Kami berharap, ke depan harga gula bisa terus naik dan harga pupuk juga bisa lebih rendah lagi, sehingga kami sebagai petani lebih semangat,” ungkap Teguh. ***

Artikel Terkait