Indonews.id – Menjelang bulan Ramadan, kerap terjadi kenaikan harga pangan karena ketidakseimbangan di pasar antara pasokan dan permintaan. Walaupun kerap demikian, Pemerintah kali ini telah mengambil langkah guna menjaga keseimbangan pasar.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat yakni M. Ismail Wahab menerangkan terkait langkah pengamanan pasokan bawang putih di bulan Ramadan. "Bawang putih tersebut diprioritaskan untuk mengamankan pasokan di bulan puasa dan lebaran," tegasnya.
Adapun Pemerintah impor bawang putih asal Cina dan akan masuk pekan ini ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Diprediksi bahwa 60.000 ton bawang putih yang di impor sejak tanggal 2 – 5 Mei ini, sangat mencukupi kebutuhan mengingat kebutuhan bawang putih nasional sebulan sebanyak 42.000 ton.
Keberadaan bawang impor tersebut tidak hanya untuk ketersediaan pasokan namun diharapkan juga berdampak pada harga pasaran. M. Ismail Wahab menerangkan, "Secara nasional kita hanya butuh sekitar 42.000 ton sebulan. Jadi kalau dalam waktu dekat ini digelontor 60.000 ton, sangat cukup untuk mengamankan pasokan nasional sekaligus mengerek harga turun ke posisi normal,".
Kementan saat ini menerbitkan rekomendasi impor bagi 19 importir yang telah melaksanakan kewajiban tanam dengan baik. Impor dilakukan karena kekurangan kemampuan domestik menyediakan. Saat ini 97% bawang putih di pasaran adalah impor.
Oleh karenanya melakukan impor bawang putih tidak dapat dihindarkan demi memenuhi kebutuhan domestik. Selain itu juga antisipasi terjadinya harga pasaran yang tinggi karena kelangkaan.