INDONEWS.ID

  • Senin, 18/11/2019 22:59 WIB
  • Menteri ESDM Tegaskan Persediaan Solar Masih Aman

  • Oleh :
    • Ronald
Menteri ESDM Tegaskan Persediaan Solar Masih Aman
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan ‎saat ini kuota solar subsidi belum habis, penyaluran yang dilakukan PT Pertamina pun masih berjalan normal. (Foto : Ilustrasi)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan kuota BBM Solar bersubsidi di tahun ini dapat mencukupi kebutuhan masyarakat dengan jumlah sebesar 14,5 juta kiloliter (KL).

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, ‎saat ini kuota solar subsidi belum habis, penyaluran yang dilakukan PT Pertamina pun masih berjalan normal.

Baca juga : Pengamat: Pemerintah Tak Punya Instrumen Pengendali Kontrol BBM Subsidi

"Engga kok (sudah habis).‎ Masih oke," kata‎ Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (18/11/2019).

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto pun membantah adanya perkiraan kelebihan kuota solar bersubsidi. Ia bilang realisasi penyerapan Solar hingga Oktober pun sebesar 13,3 juta KL.
 
"Proyeksi itu ngaco semua. Sampai hari ini kuota masih ada 1,2 juta. Sampai Oktober serapannya 13,3 juta KL," ujarnya.

Baca juga : Pemerintah Naikkan Harga BBM Mulai Sabtu Ini

Djoko menjelaskan jikalau nantinya ada kekurangan kuota, dalam aturan perundang-undangan ditegaskan, berapapun kebutuhan masyarakat harus dipenuhi agar tidak ada kelangkaan. Artinya Pertamina sebagai penyalur tetap harus siap siaga mengantisipasi kekurangan.
 
Djoko bilang stok BBM Pertamina masih mencukupi. Perusahaan pelat merah itu, kata Djoko, masih memiliki kelebihan stok Solar. Sementara itu dari sisi pemerintah, dia mengatakan, siap untuk membayarkan kelebihan tersebut. Namun tentunya harus menunggu audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
 
"Kalau nanti setelah diperiksa BPK ada kelebihan, ya dibayar. Tidak masalah, efeknya cuma nambah subsidi," tutur dia.
 
Berdasarkan prognosa per Oktober 2019, konsumsi solar bersubsidi hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 11,34 persen lebih tinggi dari total kuota yang ditetapkan pemerintah sebesar 14,5 juta KL pada tahun ini. Data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), total penyaluran solar bersubsidi hingga Oktober 2019 sebanyak 13.387.040 KL.
 
Adapun estimasi over kuota solar batas bawah diperkirakan sebesar 963.624 KL, sementara batas atas 1.645.327 KL. Data penyaluran Oktober ini merupakan laporan badan usaha dan belum diverifikasi.
 
Di sisi lain, untuk mengantisipasi kelebihan tersebut, pemerintah pun akan menambah kadar campuran unsur nabati (fatty acid methyl eter/FAME) pada solar (Biodiesel) dari 20 persen (B20) menjadi 30 persen (B30) yang mulai diberlakukan sejak akhir November.
 
"Makanya ini tambahan B30-nya di mulai. Dengan adanya B30 itu kita sudah tidak perlu impor, dengan adanya itu tidak kurang," jelas Djoko. (rnl)
 

Baca juga : Deputi Marves Dorong KIP Pasang Solar PV Menuju Green Port di Selat Sunda
Artikel Terkait
Pengamat: Pemerintah Tak Punya Instrumen Pengendali Kontrol BBM Subsidi
Pemerintah Naikkan Harga BBM Mulai Sabtu Ini
Deputi Marves Dorong KIP Pasang Solar PV Menuju Green Port di Selat Sunda
Artikel Terkini
Efferty Susu Kambing Malaysia, Solusi bagi Pasutri yang ingin Keturunan
Didik J Rachbini: Gagasan Menyatukan Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta Eksperimen yang Baik dan Berani
Menkes Ungkap Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas