INDONEWS.ID

  • Rabu, 22/04/2020 17:30 WIB
  • Keluhan Petani Manggarai Barat, Sayur Tidak Terjual saat Wabah Covid-19

  • Oleh :
    • Mancik
Keluhan Petani Manggarai Barat, Sayur Tidak Terjual saat  Wabah Covid-19
Petani sayur di Manggarai Barat mengeluh karena hasil pertanian mereka tidak laku terjual selama wabah Covid-19.(Foto:Istimewa)

Labuan Bajo, INDONEWS.ID - Para petani sayur di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) rugi akibat sayur hasil panen di lahan mereka tidak lagi laku terjual selama wabah Covid-19 masuk ke Indonesia.

Keadaan memuncak selama dua bulan terakhir, sayur mereka sampai dibagikan secara gratis kepada kenalan mereka daripada membusuk.

Baca juga : Pelaku Usaha di Labuan Bajo Harus Berani Melawan Oknum LSM Pemeras

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Mabar, Anggalinus Gapul, pada Hari Rabu (22/4/2020), menyampaikan pihaknya sudah mendata para petani sayur itu.

"Dari hasil pendataan yang kami lakukan, petani sayur yang mengalami kerugian itu sebanyak 329 orang Kepala Keluarga. Mereka berada di tiga kecamatan, yaitu di sembilan desa," kata Anggalinus.

Baca juga : Sambut KTT ASEAN di Labuan Bajo, Kapolda NTT Minta Personil Beri Pelayanan Humanis

Petak sayur milik petani di Manggarai Barat

Tiga kecamatan dan sembilan desa itu yakni, di Kecamatan Komodo sebanyak 5 desa, Lembor 3 desa dan Lembor Selatan 1 desa.

Baca juga : Waspada Sertifikat Tanah Bodong di Labuan Bajo

"Mereka mengalami kerugian karena hasil panen sayur mereka tidak laku terjual. Biasanya saat musim panen ramai, selain mereka hantar ke pelanggan di pasar, ada juga pembeli yang datang ke lahan sayur mereka untuk membeli dan dijual lagi. Saat ini sepi pembeli, sayur hasil panen tidak laku," kata Anggalinus.

Ditemui terpisah, salah satu petani sayur di Kecamatan Komodo Selni, menyampaikan bahwa walaupun dijual murah namun tidak semua sayur laku seperti waktu-waktu sebelumnya.

"Biasanya saat musim panen selama ini banyak sekali yang pesan. Ada yang pesan sawi, kangkung atau jenis sayur lainnya. Saat ini memang masih ada yang pesan tetapi tidak seramai dulu sebelum Covid-19. Dulu satu kali panen bisa lebih dari dua juta. Sekarang hanya di angka ratusan ribu," kata Selni. (Van)

 

Artikel Terkait
Pelaku Usaha di Labuan Bajo Harus Berani Melawan Oknum LSM Pemeras
Sambut KTT ASEAN di Labuan Bajo, Kapolda NTT Minta Personil Beri Pelayanan Humanis
Waspada Sertifikat Tanah Bodong di Labuan Bajo
Artikel Terkini
Sudah Dibatalkan MK, Partai Buruh Akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada
Update Banjir Bandang di Agam, Korban Meninggal 19 Orang
KNKT Minta Semua Pihak Buat Rencana Perjalanan Wisata yang Baik dan Bijak
Akibat Banjir Bandang Di Tanah Datar, 8 warga Tewas dan 12 Orang Masih dinyatakan hilang
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas