INDONEWS.ID

  • Jum'at, 24/04/2020 17:30 WIB
  • Keikutsertaan Mahasiswa Jadi Spirit Penting dalam Menghadapi Pandemi Corona

  • Oleh :
    • very
Keikutsertaan Mahasiswa Jadi Spirit Penting dalam Menghadapi Pandemi Corona
Kelompok mahasiswa dari Cipayung Plus yaitu terdiri dari HMI, PMII, IMM, GMNI, PMKRI, KMHDI, Hikmahbudhi, KAMMI dan BEM se-DKI Jakarta dalam pertemuan dengan Tim Koordinasi Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di The Media Hotel, Jakarta, Kamis (23/4). (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID – Pada masa sulit dimana pandemi Virus Corona (Covid-19) menyerang bangsa ini, semua anak bangsa bersatu padu untuk menghadapinya. Tak kecuali, para mahasiswa sebagai bagian dari anak bangsa - yang keterlibatannya tidak bisa dipandang remeh - bergotong royong membantu penanggulangan pandemi tersebut.

Baca juga : Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global

Karena itu, elemen Cipayung Plus yaitu terdiri dari HMI, PMII, IMM, GMNI, PMKRI, KMHDI, Hikmahbudhi, KAMMI dan BEM se-DKI Jakarta tergerak hatinya untuk membantu sesamanya yang dilanda bencana nasional.

Keikutsertaan para mahasiswa itu dinyatakan dalam pertemuan dengan Tim Koordinasi Relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di The Media Hotel, Jakarta, Kamis (23/4).

Baca juga : Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia

Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Najih Prastiyo mengatakan bahwa keikutsertaan para mahasiswa tersebut menjadi spirit penting bagi seluruh elemen bangsa dalam menghadapi pandemi Corona.

“Menjadi seperti spirit bagi seluruh elemen bangsa untuk bersatu padu dan saling rangkul dalam menghadapi pandemi,” ujarnya kepada Indonews.id, di Jakarta, Jumat (24/4).

Baca juga : MRP Desak Presiden Jokowi Pastikan Cakada 2024 Se-Tanah Papua Diisi Orang Asli Papua (OAP)

Dia mengatakan bahwa masing-masing organ perhimpunan mahasiswa tersebut sejatinya sudah memiliki akar yang bergerak juga di bawah. “Jadi tanpa dibentuk juga masing-masing sudah membentuk relawan. Tapi kalau dirumpunkan begini (dalam sebuah wadah, red.) semangat gotong-royong akan lebih terlihat,” ujarnya.

Menurut Najih, Gugus Tugas akan mensuport kebutuhan perkumpulan mahasiswa tersebut. Tugas mahasiswa adalah menginventarisasi kebutuhan apa saja yang mendesak di seluruh provinsi.

Karena itu, dia berharap semoga dengan bersatunya semua elemen bangsa ini, pandemi Covid-19 ini segera berlalu. “Dalam situasi seperti ini kritik harus, tapi bergerak dengan semangat persatuan dan gotong-royonglah yang akan menyelesaikan pandemi ini,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid Medkominfo PP GMKI M.B 2018-2020, Bernardo Sinambela mengatakan bahwa secara nasional, GMKI telah memiliki beberapa kegiatan partisipatif untuk menekan penyeberan virus Corona. GMKI juga telah memiliki wadah berupa gerakan nasional dalam melawan pandemi virus yang disebut dengan #Tangkal Covid-19.

“Data yang kami punya, GMKI telah melakukan aksi ini di 30-an kota/kabupaten melalui cabang dan juga komisariat,” ujarnya.

Aksi partisipatif  tersebut seperti penyemprotan disinfektan di rumah-rumah ibadah, pembuatan hand sanitizer, pembagian masker, pembuatan cuci tangan publik dan pembagian sembako.

“Ke depan, GMKI ingin memfokuskan gerakan ke soal-soal pangan melalui pertanian modern di pekarangan rumah, yaitu sistem pertanian hidroponik atau aqua ponik,” ujar Bernardo.

Menurutnya, GMKI berpandangan bahwa keterdediaan pangan rumah tangga dan gizi akan menjadi masalah ke depan, terlebih kalau Covid-19 terjadi berkepanjangan. Karena itu, ibu-ibu diminta agar tetap produktif dan mampu memberi makanan atau sayuran segar untuk memenuhi asupan gizi anaknya.

Selain itu, GMKI juga menitikberatkan perhatian pemerintah kepada mahasiswa, bahwa mereka juga menjadi bagian yang terdampak dari adanya krisis Covid-19. Kuliah online membutuhkan kuota yang banyak, dan juga butuh asupan biaya hidup untul makan.

“Mahasiswa disatu sisi tak bisa pulang dan harus bertahan di perantauan, di sisi lain juga orang tua mereka tak bisa berpenghasilan karena dampak wabah. Inilah yang harus juga pemerintah perhatikan, juga dengan biaya perkuliahan semester ke depan setelah pandemi Covid 19 berakhir,” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Bidang Relawan Pendukung Yulius Setiarto mengatakan ide untuk membentuk jaringan tersebut berawal dari adanya kesadaran bahwa kekuatan terbesar bangsa Indonesia adalah gotong royong. “Karena itu, kami berusaha untuk menyatukan semua kelompok bangsa agar bahu-membahu menolong semua,” ujarnya.

Yulius mengatakan dalam lintasan sejarah, kaum muda merupakan penggerak bangsa. Karena itu, Relawan Gugus Tugas menyatukan para mahasiswa tersebut, yang memang sudah bergerak secara mandiri sebelumnya.

“Berangkat dari hal itulah, Gugas Tugas berinisiatif untuk mengumpulkan kelompok Cipayung Plus dan BEM DKI untuk bergerak bersama, berkolaborasi menjawab tantangan pandemik ini,” ujarnya.

Yulius yang sehari-hari bekerja sebagai partner di SNP Law Firm itu mengatakan, nantinya para mahasiswa akan melakukan konsolidasi dengan seluruh jaringannya di seluruh Indonesia.

Saat ini, katanya, para ketua umum organ mahasiswa tersebut akan berembug untuk menentukan program andalan. “Hal yang jadi prioritas misalnya memberi perhatian kepada mahasiswa di perantauan yang terdampak Covid-19,” ujarnya.

Yulius berharap kiranya gerakan ini bisa menginspirasi kaum muda atau milenial agar bergandengan tangan menangani virus Corona. “Gerakan ini kiranya dapat menginspirasi kaum muda/milenial khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya untuk bergandengan tangan, berkolaborasi menjawab tantangan wabah Covid-19 secara mandiri,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia
MRP Desak Presiden Jokowi Pastikan Cakada 2024 Se-Tanah Papua Diisi Orang Asli Papua (OAP)
Artikel Terkini
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
PLBN Motamasin Terima Kunjungan Konsulat Timor Leste, Bahas Isu Keimigrasian Antarnegara
Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia
MRP Desak Presiden Jokowi Pastikan Cakada 2024 Se-Tanah Papua Diisi Orang Asli Papua (OAP)
Wawancara Khusus Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Tentang BLBI
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas