INDONEWS.ID

  • Rabu, 20/05/2020 07:20 WIB
  • Ramadhan, Pendidikan, dan Kemanusiaan

  • Oleh :
    • luska
Ramadhan, Pendidikan, dan Kemanusiaan

Oleh : DR H.Abustan, SH.MH

Jakarta, INDONEWS.ID - KITA mungkin hidup di zaman yang serba tertekan, sehingga sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bulan yang biasanya diisi dengan silaturrahim,   kini berbalik dengan pola menjaga jarak sosial antar sesama  manusia. Semua bentuk kegiatan harus dijalani dengan perengganan sosial agar tidak terjadi interaksi physik.

Baca juga : Satu Abad NU: Generasi Muda dan Revitalisasi Gerakan Ekonomi NU

Kondisi ini, tentu berbanding terbalik dengan situasi ramadhan sebelumnya, berbuka puasa bersama dengan menikmati takjil selepas mendengar azan magrib dengan suasana kebatinan yang tenang dan khusuk. Kegembiraan terpancar di wajah masing-masing menikmati sebuah kemenangan, setelah seharian mengalami perjuangan menahan lapar-dahaga dan hawa nafsu lainnya .

Dengan demikian, ramadhan benar-benar terasa kesuciannya, terbayang limpahan pahalanya, dan disambut dengan kegembiraan berbuka puasa bersama dengan kerabat dan atau para senior di organisasi. Terkadang berbuka puasa dengan berpindah-pindah tempat, untuk memenuhi undangan buka puasa bersama. 

Namun, untuk kali ini (tahun 2020) Ramadhan 1441 Hijriah, haruslah diterima bahwa keadaan seperti itu tidak dialami sekarang. Buka puasa bersama setiap petang, shalat tarwih berjamaah, dan bahkan shalat Idul Fitri pada 1 Syawal 1441 H yang biasanya semarak dilaksanakan di mesjid-mesjid atau lapangan juga ditiadakan .

Akan tetapi, betapapun dahsyatnya cobaan itu, kita percaya saudara-saudari kaum muslimin akan tetap ikhlas-istiqomah menunaikan ibadah di bulan suci ramadhan dengan percaya diri dan penuh kebesaran jiwa.

Semua hal tersebut, tentu kita semua faham penyebabnya adalah  adanya bencana penyakit pandemi Covid-19. Kita (pemerintah) memilih pilihan untuk menyelamatkan kesehatan manusia agar tidak terjadi korban besar bagi rakyat Indonesia. 

Meskipun disadari, virus ini telah bersarang di negara kita. Karena itu harus dilawan dengan mengubah gaya hidup dengan memperkuat kekebalan tubuh (imun). Selain itu, harus pula hidup beradaptasi dengan norma hidup yang baru (new normal).

Berbagai bentuk aktifitas, seperti tausiah ramadhan bisa disaksikan dengan konferensi video. Teknologi menjadi infrastruktur yang mampu mengobati kerinduan untuk berbagai ilmu pengetahuan baik seminar nasional, workshop, pelatihan melalui zoom webiner .

Itulah dampak lain pandemi Covid-19 di sektor pendidikan,  sehingga pendidikan di banyak negara "dipaksa" menerapkan pembelajaran daring. Perubahan amat mendadak ini membuat semua pemangku kepentingan jadi gagap.

Di sisi lain,  mahasiswa serba tergesa-gesa mengikuti proses pembelajaran. Dalam sekejap mengalami tumpukan tugas. Mereka dituntut bertransformasi jadi pembelajar mandiri/otonom dari berbagai tugas. Selain itu, suasana hati mahasiswa akibat krisis ekonomi juga otomatis mempersulit pembelajarannya.

Ketergesaan inilah menjadi ciri yang mendominasi pembelajaran selama beberapa pekan ini. Situasi darurat menjadi hal yang tak terbantahkan. Walaupun kondisi darurat tetap menuntut kreatifitas- produktifitas, agar visi pendidikan tidak terbenam dalam tuntutan standar formal yang tercerabut dari realitas yang ada. 

Itulah potret nyata pandemi Covid-19,  menggiring kita memasuki area isolasi yang penuh ketidak pastian. Pada titik inilah, boleh jadi tuntutan formal malah memenjara imajinasi dan inovasi kita.

Yang pasti pula, harus diakui virus corona ini "jahat" dari ukuran kemanusiaan.

Artikel Terkait
Satu Abad NU: Generasi Muda dan Revitalisasi Gerakan Ekonomi NU
Artikel Terkini
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas