Jakarta, INDONEWS.ID - Rencana penerapan new normal di tengah pandemi virus corona masih menuai sorotan, meski beberapa daerah akan memulai pada 1 Juni. Hal ini tak terlepas karena kurva penyebaran COVID-19 masih tinggi.
"Kepentingan basis daerah per daerah, maka kebersamaan kita, bersama kita bisa, itu harus saatnya diterapkan kebersamaan dalam arti sejati," ujar Din dalam sebuah diskusi daring yang digelar Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju dengan tema `The New Normal Indonesia: Apa Maksudnya, Sudah Waktunya, Apa Agenda Semestinya?`,Sabtu (30/5/2020).
Dengan adanya new normal, dipandangnya sebagai sebuah harapan. Sebab, dengan diterapkannya prosedur tersebut diharapkan dapat secara perlahan membuat situasi kembali membaik.
"Bagi kita di Indonesia new normal tentu harus menjadi harapan agar krisis segera berlalu," ujar Din.
Apalagi, new normal dipandangan sebagai sebuah keniscayaan yang pasti akan terjadi. Untuk itu, pemerintah diminta cermat dalam mengkaji hal tersebut.
"Untuk konteks Indonesia, harus kita cita-citakan sesungguhnya. Baik ada krisis berupa pandemi maupun tidak ada krisis, apalagi ada krisis kita harus jalan terus. Biar anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu," tandasnya. (rnl)