INDONEWS.ID

  • Sabtu, 24/10/2020 09:45 WIB
  • Fenomena Pilkada Didominasi Calon Tunggal, Tanggapan PKS Menohok

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Fenomena Pilkada Didominasi Calon Tunggal, Tanggapan PKS Menohok
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai penyelenggaraan Pilkada 2020 penuh anomali. Dia mengatakan jumlah calon tunggal meningkat signifikan dibandingkan penyelenggaraan pilkada sebelumnya.

"Pilkada sekarang ini jumlah calon tunggalnya tertinggi dibandingkan dari [Pilkada] 2015, 2017, 2018. Nah, 2020 paling tinggi," kata Mardani dalam webinar yang digelar oleh Iluni UI secara virtual, Jumat (23/10).

KPU sendiri mencatat terdapat 25 daerah penyelenggara Pilkada 2020 yang hanya memiliki satu bakal pasangan calon (bapaslon). Angka itu mengalami kenaikan dibandingkan Pilkada 2018 dan 2017 lalu.

Pada Pilkada 2018, KPU mencatat terdapat 13 daerah dengan calon tunggal. Sementara Pilkada 2017 hanya ada sembilan daerah dengan calon tunggal.

Tak hanya calon tunggal, Mardani menilai fenomena kehadiran politik dinasti di Pilkada 2020 makin menguat.

Menurutnya, fenomena itu terjadi karena residu dari sistem politik Indonesia yang masih memberi ruang bagi keluarga pejabat, baik di tingkat lokal dan nasional untuk maju sebagai calon kepala daerah.

"Mestinya berdasarkan merit sistem mestinya Pilkada dia berbasis karya dan gagasan," kata Mardani.

Anggota Komisi II dari Fraksi itu menilai pelbagai anomali itu menunjukkan pilkada di Indonesia belum masuk fase yang berkualitas. Ia membeberkan salah satu faktor hadirnya anomali itu karena minimnya reformasi di tubuh partai politik. Kebanyakan partai politik, kata dia, tak banyak mengalami sirkulasi kepemimpinan yang rutin.

Dalam kaitannya dengan pilkada, partai politik saat ini masih memiliki karakter pragmatis demi kemenangan semata. Parpol, kata dia, enggan mengeluarkan tenaga dan ongkos untuk memperjuangkan calon kepala daerah yang tak memiliki peluang untuk menang.

"Maka gagasan, etika dan karakter boleh jadi bermasalah," kata Mardani.

Nagara Institute membeberkan data terdapat 124 kandidat yang terpapar dinasti politik di Pilkada 2020. Dari jumlah itu, Sulawesi Selatan menyumbang dinasti politik terbanyak, yakni 12 orang dari satu pemilihan wali kota dan empat pemilihan bupati.

Kemudian disusul oleh Provinsi Sulawesi Utara dengan 11 kandidat dari satu pemilihan gubernur, empat pemilihan bupati dan tiga pemilihan wali kota terpapar dinasti. Lalu, Jawa tengah dengan 10 kandidat dari tujuh pemilihan bupati dan dua pemilihan wali kota.

Para pasangan calon itu memiliki kekerabatan dengan sejumlah pejabat politik, baik di level daerah maupun nasional.

Nama-nama seperti putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka kini terdaftar sebagai calon wali kota Solo. Kemudian, menantu Jokowi, Bobby Nasution sebagai calon wali kota Medan.

Lalu, ada putri Wakil Presiden Ma`ruf Amin, Siti Nur Azizah telah terdaftar sebagai calon wali kota Tangerang Selatan, Banten. Bahkan di Tangsel, dua kandidat lainnya turut memiliki hubungan kekerabatan dengan elit di tingkat nasional dan lokal.*

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Kemendagri Dukung Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Melalui Optimalisasi Kebijakan Fiskal Nasional
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas