INDONEWS.ID

  • Minggu, 06/12/2020 19:01 WIB
  • Pemahaman Agama yang Sempit Ciptakan Intoleransi dan Radikalisme

  • Oleh :
    • very
Pemahaman Agama yang Sempit Ciptakan Intoleransi dan Radikalisme
Romo Benny Susetyo, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi (BPIP). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menjadi pembicara dalam seminar virtual lintas iman dengan tema "Radikalisme dan Intoleransi" pada Minggu (6/12/2020).

Benny menjelaskan setelah reformasi yang menjadi masalah adalah kurangnya moral Ideologi Pancasila khususnya bagi generasi muda.

Baca juga : Sudah Dibatalkan MK, Partai Buruh Akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada

"Setelah masa reformasi yang terlihat adalah semakin terkikis dan berkurangnya pengaman dan pembelajaran moral Pancasila ini harus segera diatasi," ujarnya melalui siaran pers di Jakarta.

Selain itu, pemahaman agama sempit, dikatakan Benny, menjadi menjamurnya ragam radikalisme dan intoleransi.

Baca juga : Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang

"Radikalisme dan intoleransi salah satunya disebabkan oleh pemahaman agama yang sempit dan biasanya digunakan untuk kepentingan ideologi global atau kepentingan tertentu," jelas Benny.

Selanjutnya disampaikan Benny, saat ini kita sedang menghadapi fenomomena tokoh yang pemahaman agamanya tidak utuh tersingkir dari ruang publik. Negara tidak boleh tunduk terhadap pihak yang ingin menggantikan idelogi Pancasila dan mengganti dengan ideologi berdasarkan kepentingannya masing-masing.

Baca juga : Pos Mahen Satgas Yonif 742/SWY Ajari Murid SDN Baudaok Cara Mengolah Sampah Plastik

"Masyarakat harus memahami secara utuh bahwa ideologi Pancasila adalah ideologi yang dibutuhkan bangsa ini," ujarnya.

Aktivis dan Pemerhati Sosial Rapindo Hutagalung mengatakan seharusnya pemerintah menindak tegas gerakan anarkis dan terorisme.

"Eksistensi kehadiran Pemerintah harus terasa ditengah masyarakat dengan penegakan aturan berbangsa dan bernegera," kata Rapindo.

Radikalisme dan toleransi di negara ini dari aspek sosial disebabkan oleh kondisi mayoritas dan minoritas.

"Seharusnya di dalam masyarakat tidak perlu diprogandakan antara minoritas dan mayoritas yang terjadi pemisahan," ujarnya.

Rapindo menambahkan bahwa bentuk diskriminasi juga dirasakan dalam kebijakan, izin rumah ibadah, dan lainnya. Bentuk diskiriminasi ini menjadi akar masalah yang menimbulkan kebencian di dalam masyarakat.

"Diskriminasi ini akan mewujudkan sikap intoleransi terhadap kelompok lain yang berbeda dan menganggap kelompoknya paling benar," jelasnya.

Rapindo mengatakan kurangnya edukasi terhadap agama yang benar sehingga menjadikan sikap intoleran.

Hal lain disampaikan oleh Centre of Sustainable Nusantara Buddhism, Surtisno Wijaya Kusuma. Menurutnya  radikalisme bertentangan dengan cita-cita bangsa yang ingin terus maju dalam kebhinnekaan. Tantangan bangsa ini ada dua yaitu membina bangsa, tetapi juga ada bina negara.

"Kita menghadapi satu tantangan yaitu keamanan nasioanal. Ada ancaman nyata dan tidak nyata yaitu terorisme, radikalisme, sparatisme, dan  masih banyak lagi. Sedangkan yang belum nyata adalah yang laten dipikirkan," jelas Sutrisno.

Ke depannya aparatur negara  harus bertindak profesional dan bersih diri dalam menegakan aturan.

"Aparatur negara harus taat dan patuh dalam melaksanakan tugasnya harus bersih dari dalam," pungkasnya. (Very)

 

Artikel Terkait
Sudah Dibatalkan MK, Partai Buruh Akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Pos Mahen Satgas Yonif 742/SWY Ajari Murid SDN Baudaok Cara Mengolah Sampah Plastik
Artikel Terkini
Sudah Dibatalkan MK, Partai Buruh Akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada
Update Banjir Bandang di Agam, Korban Meninggal 19 Orang
KNKT Minta Semua Pihak Buat Rencana Perjalanan Wisata yang Baik dan Bijak
Akibat Banjir Bandang Di Tanah Datar, 8 warga Tewas dan 12 Orang Masih dinyatakan hilang
Pj Gubernur Agus Fatoni Lepas Keberangkatan 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas