INDONEWS.ID

  • Senin, 21/12/2020 11:15 WIB
  • Duh! Ada Varian Baru Corona di Inggris, 70 Persen Lebih Cepat Menular

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Duh! Ada Varian Baru Corona di Inggris, 70 Persen Lebih Cepat Menular
Potret Kota London (foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengatakan telah berkomunikasi dengan pejabat Inggris terkait munculnya varian virus corona baru. 

Varian baru ini menyebar lebih cepat dari versi virus aslinya, tetapi diyakini tidak akan lebih mematikan.  Sebagian besar Inggris tenggara, termasuk London, sekarang berada di bawah aturan pembatasan baru yang lebih ketat dalam upaya untuk menekan penyebaran virus yang cepat.

Baca juga : KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik

Pada hari Minggu (20/12.2020), Belanda memberlakukan larangan penerbangan penumpang dari Inggris karena varian baru virus corona tersebut.

Larangan itu akan tetap berlaku hingga 1 Januari, kata pemerintah Belanda. Langkah itu dilakukan setelah pengambilan sampel di Belanda awal bulan ini menunjukkan varian baru virus corona yang sama seperti yang ditemukan di Inggris.

Baca juga : Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo

Sementara mereka menunggu "kejelasan" tentang situasi di Inggris, pemerintah Belanda mengatakan "risiko jenis virus baru yang diperkenalkan ke Belanda harus diminimalkan sebisa mungkin".

Pemerintah Belanda juga mengatakan akan bekerja dengan negara-negara anggota Uni Eropa lainnya dalam beberapa hari mendatang untuk "mengeksplorasi ruang lingkup pembatasan risiko jenis virus yang dibawa dari Inggris itu".

Baca juga : Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa varian baru ini bereaksi berbeda terhadap vaksin.

WHO menulis di akun Twitter bahwa mereka telah melakukan kontak dengan pejabat Inggris terkait varian baru tersebut. Dikatakan juga, Inggris sedang berbagi informasi dari studi yang sedang berlangsung terkait mutasi virus.

Selain itu, WHO akan memberi informasi baru pada negara anggota dan publik tentang karakteristik varian virus ini dan implikasinya.

Meskipun ada ketidakpastian yang cukup besar, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan varian baru mungkin dapat 70 persen lebih menular dari jenis virus yang lama.

Belum Ada Bukti Varian Baru Mematikan

Tetapi para pejabat mengatakan, saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa varian baru tersebut menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau bereaksi secara berbeda terhadap vaksin atau pengobatan yang ada.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, melaporkan kepada para anggota dewan di Majelis Rendah bahwa sedikitnya 60 pemerintah daerah telah mencatat infeksi yang disebabkan oleh varian baru itu.

Hancock menjelaskan bahwa dalam sepekan lalu, terjadi lonjakan tajam dan eksponensial infeksi virus corona di London, Kent, sebagian daerah di Essex, dan Hertfordshire.

"Saat ini kami mengidentifikasi lebih dari 1.000 kasus dengan varian ini terutama di Inggris Selatan meskipun kasus telah ditemukan di hampir 60 wilayah administrasi.

"Kami tidak mengetahui sejauh mana (lonjakan) ini dikarenakan varian baru tetapi apapun penyebabnya kita harus mengambil tindakan cepat dan tegas yang sayangnya teramat penting untuk mengendalikan penyakit mematikan ini sementara vaksin mulai disediakan."

Kepala Petugas Medis Inggris Prof. Chris Whitty berkata tes usap (swab test) untuk virus corona yang tersedia akan mendeteksi varian baru yang sebagian besar ditemukan di Kent dan wilayah sekitarnya dalam beberapa minggu terakhir.

Perubahan atau mutasi terjadi pada protein spike pada virus - bagian yang membantunya menginfeksi sel dan target vaksin-vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan. Masih terlalu dini untuk mengetahui secara pasti pengaruh perubahan ini pada perilaku virus.

"Jangan panik. Ini tidak berarti [virus] lebih mudah menular atau lebih infeksius atau lebih berbahaya. Ini perlu terus kita amati," kata Prof. Alan McNally, pakar di Universitas Birmingham kepada BBC.

"Upaya besar-besaran sedang dilakukan untuk mengkarakterisasi varian ini dan memahami kemunculannya. Kita harus tetap tenang dan berpandangan rasional karena ini adalah evolusi virus yang normal dan kita perkirakan varian-varian baru akan muncul dan menghilang seiring waktu."

Dr. Jeremy Farrar, direktur Wellcome, mengatakan ini bisa jadi persoalan serius. "Pemantauan dan penelitian harus berlanjut dan kita perlu mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mendahului virus."

Artikel Terkait
KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik
Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Artikel Terkini
KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik
Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas