INDONEWS.ID

  • Sabtu, 27/03/2021 10:45 WIB
  • Doni Monardo Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari IPB, Ini Butir Pemikirannya!

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Doni Monardo Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari IPB, Ini Butir Pemikirannya!
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. (HC.). Doni Monardo dan Pemimpin Redaksi Indonews.id, Drs. Asri Hadi, MA

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo menerima gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) hari ini, Sabtu (27/3).

Rencana pemberian gelar Honoris Causa kepada Doni Monardo telah diputuskan dalam Rapat Pleno Senat Akademik (SA) IPB pada Oktober 2020.

Baca juga : Warga Lembata Diaspora Terkenang Letjen Doni Monardo, Jenderal Enerjik dan Gesit

“Pemberian gelar ini sesuai dengan Peraturan Senat Akademik IPB Nomor 05/2015 tentang Pemberian Gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) di Lingkungan IPB,” kata Rektor IPB Arif Satria dikutip dari laman resmi IPB, Sabtu (27/3/2021).

Doni Monardo dinilai pantas memperoleh pengakuan dan penghargaan atas karya, prestasi, dedikasi, dan kontribusi yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta atas pengabdian dan jasanya yang luar biasa bagi kemajuan pendidikan, pembangunan dalam arti luas, dan kemanusiaan.

Baca juga : Gado-gado Indonews 021: Mengenal Sosok Ganjar Pranowo Calon Presiden Yang Dipersiapkan PDIP

IPB menilai ada lima aksi Doni Monardo yang dinilai luar biasa sehingga berhak menerima gelar honoris causa ini. Pertama, membangkitkan kepedulian lingkungan dan memberikan pelatihan keterampilan (environmental awareness and training).

Kedua, memobilisasi sumber daya (resource mobilization) dan membangun jejaring kerja kolaborasi (pentahelix).

Baca juga : Akhiri Pengabdian di Kampus IPDN Tercinta, Asri Hadi Siap Dedikasikan Diri Bangun SDM NTT

Ketiga, memulihkan dan merehabilitasi keanekaragaman hayati spesies dan ekosistem. Keempat, membangun kolaborasi penegakan hukum. Dan kelima, melakukan advokasi kebijakan.

Doni Monardo yang kini juga menjadi Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 juga memiliki rekam jejak karir yang panjang.

Bahkan, selama berkarir dirinya juga memberikan kontribusi nyata dalam kegiatan pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Salah satunya ketika dia menjabat sebagai Pangdam Siliwangi (2017-2018) dengan program Citarum Harum.

Pemimpin Redaksi Indonews.id, Drs. Asri Hadi menyampaikan ucapan selamat kepada Doni Monardo atas gelar Honoris Causa yang diterima dari IPB ini.

"Selamat kepada Letjend Doni Monardo menjadi Doktor Honoris Causa. Semoga bapak Letjend Doni Monardo tambah sukses dan tetap amanah," ucap Asri Hadi.

Butir Pemikiran Doni Monardo

Dalam orasinya, Doni menyinggung pentingnya pohon untuk mengurangi kerusakan saat ada bencana alam. Salah satu pohon yang membuatnya tertarik adalah trembesi.

Ia menyebut ketika bertugas di Paspampres mulai tahun 2001 dari era kepemimpinan Presiden Gus Dur, Megawati, hingga SBY, dia sering berkunjung ke berbagai daerah.

Saat kunjungan itu, ia mendapati di sekitar bangunan pemerintah peninggalan Belanda, setidaknya ada tiga jenis pohon yaitu: Trembesi, Asam, dan Beringin.

"Diperkuat dengan hasil penelitian Dr. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan IPB, yang mengatakan bahwa pohon Trembesi adalah penyerap polutan terbaik. Satu pohon Trembesi yang lebar kanopinya telah mencapai 15 m, mampu menyerap polutan atau gas CO2 sebanyak 28,5 ton per tahun," ujarnya dalam orasi tersebut.

Doni menyebut pohon tersebut termasuk jenis tanaman die hard. Dapat tumbuh di tempat yang tandus dan di tempat yang lembab atau basah, di daerah tropis yang tumbuh hingga ketinggian 600 meter diatas permukaan laut.

Oleh sebab itu sangat cocok untuk penghijauan kota. Selain Trembesi, ia juga membudidayakan pohon endemik langka Indonesia lainnya seperti Ulin, Eboni, Torem, Palaka, Rao, Cendana, dan Pule yang sudah sulit ditemukan.

"Pohon Palaka saya jumpai di Maluku. Usia pohonnya diperkirakan 400 tahun, dengan keliling banir sekitar 30 rentang tangan orang dewasa, dan ketinggiannya mencapai 40 meter. Demikian juga Pule yang saya temukan di Markas Lantamal Ambon. Diameter batangnya lebih dari 3 meter. Dengan ketinggian sekitar 30 meter. Pohon ini mungkin menjadi salah satu saksi sejarah kejadian gempa dan tsunami yang melanda Ambon pada tahun 1674 sesuai dengan tulisan Rumphius," ujarnya.

Berkat pengetahuan tentang tanaman, Doni menuturkan terbantu ketika ditugaskan sebagai Kepala BNPB. Untuk mitigasi daerah longsor dengan kemiringan lereng diatas 30 derajat, bisa menanam beberapa jenis pohon berakar kuat seperti Sukun, Aren, Alpukat, dan Kopi. Untuk lahan rawan longsor dengan kemiringan yang lebih curam, bisa ditanam Vetiver atau akar wangi.

Dalam upaya menghindari kerusakan akibat kebakaran hutan dan lahan, kata dia, bisa menanam pohon Laban, Sagu, dan Aren. Adapun untuk mereduksi dampak tsunami, bisa menanam pohon Palaka, Beringin, Butun, Nyamplung, Bakau, Waru, Jabon, Ketapang dan Cemara Udang yang memiliki akar kuat.

"Ada banyak jenis vegetasi di tanah air, bila dimanfaatkan secara maksimal, dapat mengurangi risiko timbulnya korban jiwa ketika terjadi bencana. Mitigasi berbasis ekosistem harus menjadi strategi utama kita dalam menghadapi potensi bencana, mengingat Bank Dunia menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu dari 35 negara dengan tingkat risiko ancaman bencana tertinggi di dunia," ucap Doni Monardo.*

Artikel Terkait
Warga Lembata Diaspora Terkenang Letjen Doni Monardo, Jenderal Enerjik dan Gesit
Gado-gado Indonews 021: Mengenal Sosok Ganjar Pranowo Calon Presiden Yang Dipersiapkan PDIP
Akhiri Pengabdian di Kampus IPDN Tercinta, Asri Hadi Siap Dedikasikan Diri Bangun SDM NTT
Artikel Terkini
Perayaan Hari Ulang Tahun ke 15 Kabupaten Maybrat
SMP Islam Al Azhar BSD Raih juara 1 Tari Tradisional di Spanyol
Tanggapi Tuduhan Ade Pencuri, Lawyer Gaul: gak Cocok sama Faktanya
Terus Bermanuver Menuju Pilkada NTT, Cagub Ardy Mbalembout dan Irjen Jonny Asadoma Gelar Pertemuan Tertutup di Jakarta
Tamini Square Gelar Festival Soto dan Masakan Nusantara
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas