INDONEWS.ID

  • Kamis, 29/07/2021 10:39 WIB
  • Vaksin Covid-19 dan Penurunan Titer Antibodi

  • Oleh :
    • luska
Vaksin Covid-19 dan Penurunan Titer Antibodi
Lily Hikam.(Foto:Ist)

Oleh : Lily Hikam, PhD

Jakarta, INDONEWS.ID - Belakangan ini, publik dibanjiri informasi mengenai penurunan kekuatan titer antibodi (titer antibody) yang dimiliki oleh vaksin COVID-19 tertentu. Penurunan titer antibodi sebenarnya sangat umum terjadi setelah vaksinasi. Misalnya, jika kita mendapat vaksinasi tetanus, maka dianjurkan untuk mendapatkan suntikan booster setiap 10 (sepuluh) tahun untuk menjaga kekebalan karena titer antibodi yang akan berkurang dari waktu ke waktu.

Baca juga : Apakah Hari Natal Kita Dalam Ancaman Varian Omicron dari Covid-19?

Itulah sebabnya,  jika vaksin COVID-19 seperti misalnya buatan Sinovac (merek dagang: CoronaVac) ditemukan mengalami penuruan titer antibodi penetralisir setelah 6 bulan, hal ini bukan sesuatu yang luar biasa atau janggal, apalagi bahkan diduga indikasi bahwa Sinovac tidak efektif atau kurang bermutu, atau "buruk". Sama sekali bukan!

Studi yang dilakukan (meskipun belum di peer-review, jadi kita harus berhati-hati saat menafsirkan dan menarik kesimpulan dari data) cenderung menunjukkan bahwa antibodi penetral dari CoronaVac memudar setelah 6 (enam) bulan pasca-injeksi dua dosis utama, tetapi titer antibodi meningkat setelah pasien diberi suntikan ketiga CoronaVac. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa titer antibodi dapat diremajakan dengan menggunakan vaksin COVID-19 lainnya seperti vaksin AstraZeneca dan Pfizer.

Baca juga : Serbuan Vaksin Covid-19 Sebagai Ujud Cinta TNI AL Kepada Rakyat

Adalah sebuah fakta bahwa hampir SEMUA vaksin memerlukan booster untuk menjaga kekebalan tubuh Anda terhadap penyakit yang Anda divaksin. Tetapi mungkin salah satu penyebab mengapa kabar terkait titer antibodi vaksin Sinovac ini ramai diperbincangkan adalah karena banyak dari kita yang masih beranggapan bahwa vaksin itu sama obat yang menyembuhkan atau menghilangkan penyakit. Seolah kemudian muncul pertanyaan yg bernada keraguan: “Jika vaksin hanya "bertahan" selama enam bulan, apa gunanya divaksinasi?”

Pada kenyataannya, vaksin hanyalah salah satu bagian saja dari langkah-langkah untuk mengurangi keparahan penyakit, mengurangi angka kematian akibat penyakit, dan membatasi penyebaran penyakit sehingga varian virus yang perlu dikhawatirkan lebih sedikit. Sampai saat ini kita masih belum memiliki obat-obatan yang secara khusus mengobati COVID-19. Sejauh ini apa yang kita miliki adalah obat-obatan yang mengobati gejala COVID-19 dan vaksin-vaksin yang sangat membantu dalam mengurangi jumlah penularan dan kematian akibat COVID- 19. Tetapi itupun masih dengan catatan vaksin-vaksin ini diberikan kepada banyak orang atau bersifat massal.

Baca juga : Vaksin Nusantara dan Kontroversinya: Sebuah Penjelasan

 

Artikel Terkait
Apakah Hari Natal Kita Dalam Ancaman Varian Omicron dari Covid-19?
Serbuan Vaksin Covid-19 Sebagai Ujud Cinta TNI AL Kepada Rakyat
Vaksin Nusantara dan Kontroversinya: Sebuah Penjelasan
Artikel Terkini
Pj Bupati Maybrat Sambut Kedatangan Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Rekomendasi Jasa Penerjemah Tersumpah Terbaik di Jabodetabek
Gelar Rapat Internal di Istana, Indonesia Semakin Siap Berproses Menjadi Anggota OECD
Di Hadapan Media Jerman, Menko Airlangga Sebut Investasi Tidak Memiliki Bendera, Indonesia Membuka Peluang Investasi dari Semua Pihak
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas