INDONEWS.ID

  • Selasa, 24/08/2021 08:29 WIB
  • Peneliti IPB: Adaptasi Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian Perlu Dipercepat

  • Oleh :
    • very
Peneliti IPB: Adaptasi Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian Perlu Dipercepat
Webinar Yayasan Bina Tani Sejahtera tentang “Strategi dan Adaptasi Sektor Hortikultura terhadap Tantangan Perubahan Iklim,” di Bogor, Senin (16/08). (Foto: Ist)

Bogor, INDONEWS.ID -- Perubahan kondisi iklim di Indonesia saat ini telah mulai dirasakan oleh masyarakat. Perubahan iklim yang terjadi seperti peningkatan suhu, musim yang tidak menentu, curah hujan berubah, hingga cuaca ekstrem makin terasa dampaknya.

Syamsu Dwi Jadmiko, peneliti di Center for Climate Risk and Opportunity Management in Southest Asia and Pacific (CCROM-SEAP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University menyebutkan perubahan iklim berdampak pada meningkatnya curah hujan di musim penghujan. Sebaliknya, curah hujan semakin berkurang pada musim kemarau.

Tidak hanya itu, deret hari kering maksimum atau periode musim kemarau tanpa hujan diproyeksikan akan meningkat hingga lebih dari 30 hari dibandingkan kondisi saat ini. Dengan demikian, perlu strategi adaptasi terutama berkaitan dengan penanganan perubahan iklim.

“Selaras dengan penelitian yang sudah dilakukan, hujan yang terjadi saat ini semakin pendek tetapi intensitasnya semakin tinggi. Kondisi ini menyebabkan kejadian banjir dan pada periode lainnya dapat menyebabkan kekeringan,” ujar Syamsu Dwi Jadmiko dalam Webinar Yayasan Bina Tani Sejahtera tentang  “Strategi dan Adaptasi Sektor Hortikultura terhadap Tantangan Perubahan Iklim,” di Bogor, Senin (16/08).

Peneliti IPB University itu menjelaskan, kekeringan pada wilayah pertanian juga akan semakin meningkat frekuensinya mendekati dua kali lipat pada saat ini dibandingkan masa lalu. Bahkan, di masa mendatang bisa menjadi empat kali lipat lebih sering.

“Perubahan iklim tidak secara langsung berpengaruh secara signifikan pada sektor ketahanan pangan. Akan tetapi dampak simultan akibat berkurangnya produksi pertanian yang pada akhirnya berpengaruh pada empat pilar ketahanan pangan,” ujar Syamsu.

Syamsu menyebut, strategi adaptasi terutama pada pemanfaatan air menjadi suatu faktor yang menentukan keberlangsungan sektor pertanian. Ia menjelaskan, langkah adaptasi yang dapat dilakukan saat ini dan masa mendatang yakni pengembangan varietas unggul agar adaptif dan toleran terhadap cekaman, penyesuaian waktu tanam, pengendalian hama dan penyakit, serta pengembangan teknologi irigasi. Tidak lupa terdapat langkah penting penanganan dampak perubahan iklim sektor hortikultura.

Sementara itu, Prof Suria Darma Tarigan, Guru Besar IPB University dari Fakultas Pertanian mengatakan, aplikasi Sipindo (Sistem Informasi Pertanian Indonesia) dapat dimanfaatkan untuk mengetahu informasi terkait iklim dan tanah. Teknologi tersebut akan terus dikembangkan karena sektor pertanian tidak bisa selalu mengharapkan petani atau praktisi hortikultura untuk menghitung HTH (hari tanpa hujan) dan titik kritis air.

“Saya kira dengan bantuan teknologi informasi yang ada dan didukung dengan data iklim yang semakin akurat aplikasi tersebut bisa dikembangkan secara optimal,” terang Prof Suria Darma Tarigan.

Dosen IPB University itu menjelaskan, diperlukan kombinasi berbagai adaptasi dari sisi teknologi serta off farm dan on farm. Ia menyebut, peran berbagai pihak juga dibutuhkan, tidak hanya di level petani sebagai user. Menurutnya, petani juga membutuhkan bantuan dari sektor swasta dan pemerintah dalam penerapan teknologi dan daerah tangkapan air. (*)

Baca juga : Didik J Rachbini: Gagasan Menyatukan Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta Eksperimen yang Baik dan Berani
Artikel Terkait
Didik J Rachbini: Gagasan Menyatukan Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta Eksperimen yang Baik dan Berani
Menkes Ungkap Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah
Artikel Terkini
Wawancara Khusus Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Tentang BLBI
Efferty Susu Kambing Malaysia, Solusi bagi Pasutri yang ingin Keturunan
Didik J Rachbini: Gagasan Menyatukan Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta Eksperimen yang Baik dan Berani
Menkes Ungkap Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas