INDONEWS.ID

  • Senin, 25/04/2022 08:52 WIB
  • Perayaan Hari Bumi Sedunia, Warga Indonesia di Swedia Hadirkan Kebudayaan Dayak

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Perayaan Hari Bumi Sedunia, Warga Indonesia di Swedia Hadirkan Kebudayaan Dayak
Masyarakat Indonesia di kota Malmö, Swedia Selatan, merayakan Hari Bumi pada Sabtu, 23 April lalu dengan menampilkan kebudayaan Kalimantan, khususnya Dayak. Acara ini diinisiasi oleh organisasi nirlaba, The Swedish Indonesia Bagus Association atau disingkat Bagus. Dalam kesempatan ini hadir Rosma Siregar, kepala bidang ekonomi KBRI Swedia, juga Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Denmark, Dewi Savitri Wahab.

Jakarta, INDONEWS.ID - Masyarakat Indonesia di kota Malmö, Swedia Selatan, merayakan Hari Bumi pada Sabtu, 23 April lalu dengan menampilkan kebudayaan Kalimantan, khususnya Dayak.

Acara ini diinisiasi oleh organisasi nirlaba, The Swedish Indonesia Bagus Association atau disingkat Bagus. Dalam kesempatan ini hadir Rosma Siregar, kepala bidang ekonomi KBRI Swedia, juga Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Denmark, Dewi Savitri Wahab.

Acara yang bertajuk ”Stories and Sounds from Borneo” itu berlangsung selama 2 jam di Studiefrämjandet, sebuah lembaga pendidikan Swedia yang telah 5 tahun bekerja sama dengan Bagus.

Hans Hansson selaku ketua Bagus menyatakan bahwa, masyarakat dayak hidup di paru-paru dunia. Selama ribuan tahun mereka hidup secara harmonis dengan hutan.

"Karena itulah Bagus sangat antusias mempromosikan budaya Dayak. Apalagi tiga perempat wilayah kalimantan adalah milik Indonesia. Sayangnya bangsa Swedia lebih mengenal kalimantan sebagai milik negeri tetangga Indonesia," ungkap Hans.

Mengawali acara, sembilan anak Bagus berusia 5 -13 tahun membawakan tarian Gantar. Mereka adalah anak-anak asli Indonesia yang sedang mengikuti orang tuanya bekerja dan bersekolah di Swedia, anak-anak campuran Indonesia-Swedia, juga anak-anak yang berasal dari negara lain.

Puncak acara Stories and Sounds from Borneo, adalah penampilan musik Sape oleh Laetania Belai Djandam, mahasiswi Indonesia berusia 20 tahun yang sedang menempuh pendidikan Kesehatan Masyarakat di Universitas Sheffield, Inggris.

Belai memainkan lagu Lan e dan Leleng yang diiringi tarian oleh Amra Crupic, anggota Bagus. Belai mengakhiri petikan sape-nya dengan mengiringi Nisfi

Roisatul Mubarokah, mahasiswi Indonesia di Universitas Lund yang menyanyikan lagu Indonesia Tanah Air Beta. Lagu yang membuat para penonton Indonesia hening dan rindu tanah air.

Selanjutnya, Belai gadis dayak yang aktif dalam organisasi Climate Reality Indonesia dengan fasih bercerita, bagaimana kondisi hutan Kalimantan dulu dan kini, serta bagaimana seharusnya melindungi hutan tropis disana.

Belai yang masih belia itu terlihat tak kuasa menahan air matanya, saat menceritakan kondisi hutan dan ancaman kerusakan lingkungan masyarakat Dayak.

Dalam acara ini, Bagus juga bekerja sama dengan para mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Scania, Swedia Selatan.

Selama hampir 7 menit, para mahasiswa dan mahasiswi Universitas Lund menampilkan tarian Burung Enggang kreasi yang dinamis dan memukai penonton. Selain itu diiringi permainan piano, para mahasiswa lainnya menyanyikan lagu cik-cik periuk dan Ampar-Ampar Pisang.

Penonton makin takjub dengan tampilan Tarian Balean Dadas oleh 6 anggota Bagus. Selain 2 orang perempuan asli Indonesia, tarian ini juga dibawakan oleh orang asing yang merupakan friends of Indonesia: 2 Thailand, Bosnia, Ekuador.

Para penonton menyatakan kekagumannya terhadap Acara Sounds and Stories from Borneo. Simon Olsson, seorang pria asli Swedia berusia 30an menyatakan: ”Program yang sangat bagus, musiknya bagus juga tari-tariannya memukau. Saya sangat menikmati”.

Desna Qurratul Aini, perempuan Indonesia yang sedang mendampingi suaminya belajar di Swedia mengatakan bahwa dia banyak belajar dan update pengetahuannya tentang Kalimantan. ”Acara yang spektakuler dan menambah wawasan. Saya jadi belajar bagaimana mencintai Indonesia.”

Acara ditutup dengan tarian Manari Manasai yang diikuti oleh para penonton dengan menari bersama berkeliling aula pertunjukan. Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Denmark Dewi Wahab pun ikut ambil bagian dalam tarian tersebut.

Di lain kesempatan, Duta besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia yang berhalangan hadir menyatakan kegembiraannya atas inisiatif Bagus yang menampilkan dan mempromosikan kebudayaan di Kalimantan.

”Terlebih lagi ibu kota baru akan dibangun di sana,” katanya menutup pembicaraan lewat telefon bersama pengurus Bagus Association.

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
PLBN Motamasin Terima Kunjungan Konsulat Timor Leste, Bahas Isu Keimigrasian Antarnegara
Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia
MRP Desak Presiden Jokowi Pastikan Cakada 2024 Se-Tanah Papua Diisi Orang Asli Papua (OAP)
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas