INDONEWS.ID

  • Minggu, 01/01/2023 12:29 WIB
  • Demokrasi Jabariyah Versus Qadariyah

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Demokrasi Jabariyah Versus Qadariyah

Jakarta, INDONEWS.ID - Loyal pada pengusaha atau kritis.Ikut kami apa di seberang! Tidak boleh abu-abu, tidak boleh lonjong. Harus jelas hitam atau putih.

Setelah dua puluh tahun reformasi, siapapun tidak mengira demokrasi kita seperti ini, ber kubu-kubuan, berkutu-kutub. Sikap kritis dan skeptisisme diperlukan untuk menjaga kesehatan demokrasi.

Loyalis kritis diharamkan, kalau berada dalam lingkaran kekuasaan yang sedang menikmati madu euforia, loyalitas harus penuh tidak boleh lonjong apalagi jajaran genjang.

Kita sedang menyaksikan orde baru dalam versi terbaru, meskipun kita tidak menyangkal ada perubahan positif di sana-sini.

Skeptisisme bukan berarti anti pemerintah secara serampangan dan membabi buta seperti dipertontonkan beberapa tokoh, pokoknya semua salah Jokowi.

Kaum terdidik dan intelektual punya tugas moral untuk merawat "kewarasan politik" dengan tetap mempertahankan sikap skeptis ini.

Juga seharusnya kaum status quo tidak perlu cemas dan phobia kekanak-kanakan pada kaum suara suara kritis yang tetap loyal akan kesehatan demokrasi di negeri tercinta ini.

Sebab hanya sikap seperti inilah pelan pelan kita bisa keluar dari polarisasi politik yang makin hari terasa makin pengap yang membuat kita kesulitan bernapas mencari udara yang lebih segar.*(Zaenal)

Artikel Terkait
Artikel Terkini
KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik
Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas