INDONEWS.ID

  • Selasa, 30/05/2023 10:42 WIB
  • Dihadiri Menkopolhukam, Mantan Menristek Luncurkan Buku "Demokrasi Sebagai Tanggung Jawab"

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Dihadiri Menkopolhukam, Mantan Menristek Luncurkan Buku "Demokrasi Sebagai Tanggung Jawab"
Pemred Indonews.id Asri Hadi bersama mantan Menristek AS Hikam (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Negara Riset dan Teknologi RI era Gus Dur, Muhammad AS Hikam meluncurkan buku berjudul "Demokrasi sebagai Tanggung Jawab". Buku yang bersisi kumpulan esai-esai pendek tersebut digelar di Gedung Widya Graha BRIN, Jakarta pada Selasa (30/5/23).

Acara diisi dengan diskusi yang menghadirkan Menkopolhukam Prof Mahfud MD, Peneliti politik Prof Syamsudin Haris, Mohammad Sobari dan  Prof M. Alie Humaedi selaku Kepala Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa dan Konektivitas (PR KSDK) BRIN.

Baca juga : Dr. Justin Wejak: Buku "Jokowi" Karya Ansel Deri Hadir di Saat yang Tepat

Dalam kesempatan tersebut, Menkopolhukam Mahfud MD menyampaikan buku ini enak dibaca karena berisi tulisan ringan dan ragam topik. Bahkan beberapa tulisan diambil dari cuitan-cuitan di akun sosial media.

Mahfud menjelaskan bahwa esensi demokrasi harus bertanggung jawab. Maka dari itu, demokrasi membutuhkan teman yang selalu berjalan seiringan yakni nomokrasi.

Baca juga : Bedah Buku Hitam Prabowo Subianto di Kota Padang Sumatera Barat Diwarnai Tengkar Argumen yang Diduga "Penyusup"

Menurutnya, demokrasi itu untuk kebebasan. Namun demokrasi jika berjalan sendiri cenderung mengejar kebebasan tanpa batas. Untuk mengontrol kecenderungan pada kebebasan tanpa batas tersebut, maka dibutuhkan nomokrasi.

"Demokrasi membutuhkan nomokrasi untuk menjalankan demokrasi itu secara bertanggung jawab. Demokrasi adalah kedaulatan rakyat, dan nomokrasi adalah kedaulatan hukum," kata Mahfud.

Baca juga : Sejumlah Elemen Masyarakat Gelar Bedah Buku Hitam Prabowo dan Masa Depan Demokrasi Indonesia di Lampung Tengah

Terdahulu, AS Hikam selaku penulis buku "Demokrasi sebagai Tanggung Jawab" mengatakan buku ini menjadi refleksi terhadap praktik demokrasi di Indonesia. Lantas politik sebagai bentuk ekspresi diri dalam berdemokrasi, menurut AS Hikam harus dilihat sebagai vocation atau panggilan.

Dalam praktek demokrasi di Indonesia selama ini, fenomena kapasitas dengan mudah dikalahkan "isi tas". Sehingga hal ini memungkinkan praktek demokrasi dikontrol oleh oligarki dan cenderung mengabaikan kepentingan masyarakat.

"Demokrasi prosedural mengakibatkan praktek demokrasi yang transaksional," ungkap Ketua Dewan Analisis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara (BIN) 2013-2015 ini.

Pada kesempatan ini, Pemimpin Redaksi Indonews.id, Drs. Asri Hadi yang hadir di lokasi acara selain mendapat pemberian buku langsung dari menteri era Gus Dur ini, juga berkesempatan untuk foto bersama.

Sosok AS Hikam

Pria bernama lengkap Muhammad A. S. Hikam lahir di Tuban, Jawa Timur, 26 April 1958. Ia menempuh pendidikan SI Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada pada 1981.

Selanjutnya pada 1987, Ia meraih S2 Communication, S2 Political Science (1994) dan S3 Political Science (1995). Ketiganya ditempuh di University of Hawaii at Manoa USA.

AS Hikam juga pernah mengikuti Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XVII Lemhannas RI (2011).

Karier AS Hikam antara lain Menteri Negara Riset dan Teknologi RI (1991-2001). Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 1999-2001).

Anggota DPR-RI Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) (2004-2007) dan Ketua Dewan Analisis Strategis (DAS), Badan Intelijen Negara (BIN) (2013-2015).

Pengabdian di bidang pendidikan antara lain Dosen Universitas Presiden, (2009-sekarang), Dosen Sekolah Intelijen Negara, (STIN) Bogor (2008-2018), Dosen Unhan (2015-sekarang), dan Dosen pada Sesko TNI-AD, TNI AL.

Buku-buku AS Hikam antara lain: Demokrasi dan Civil Society, Jakarta: LP3ES, 1996, 1999; Politik kewarganegaraan: landasan redemokrati- sasi di Indonesia: Jakarta, Erlangga 1999; Islam, demokratisasi, dan pemberdayaan civil society: Jakarta, Erlangga 2000;

Gus Dur Ku, Gus Dur Anda, Gus Dur Kita, Bandung: Yrama Widya, 2013; Deradikalisasi dan Peran Civil Society di Indonesia, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2016, Demokrasi antara Asa dan Realita, Jakarta: Afkar Pustaka 2017; The Emergence of Indonesian Civil Society Under The New Order, Jakarta: President University Press 2022.*

Artikel Terkait
Dr. Justin Wejak: Buku "Jokowi" Karya Ansel Deri Hadir di Saat yang Tepat
Bedah Buku Hitam Prabowo Subianto di Kota Padang Sumatera Barat Diwarnai Tengkar Argumen yang Diduga "Penyusup"
Sejumlah Elemen Masyarakat Gelar Bedah Buku Hitam Prabowo dan Masa Depan Demokrasi Indonesia di Lampung Tengah
Artikel Terkini
KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik
Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas