Nasional

ITF Sunter Pengolahan Sampah Masa Depan

Oleh : luska - Senin, 21/05/2018 11:22 WIB

*ITF Sunter Lembaran Baru Pengolahan Sampah Masa Depan*

Jakarta, INDONEWS.ID - Pengolahan sampah dengan proses insinerasi dan pemanfaatan panas menjadi tenaga listrik (waste to energy) adalah teknologi yang diterapkan di Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter. Teknologi insinerasi sebagai komponen utama dalam ITF sudah melalui rangkaian kajian mendalam untuk menetapkan pertimbangan aspek-aspek teknologi yang ramah lingkungan dan mampu mereduksi sampah secara baik dan efektif. Fasilitas ITF telah hadir di Indonesia, diresmikan di Sunter, Jakarta.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman diwakili oleh Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Pertambangan dan Energi Yudi Prabangkara bersama Duta Besar Finlandia Paivi Hiltunen, Dubes Swedia Johanna Brismar Skoog dan Dubes Norwegia Vegard Kaale menghadiri acara Pencanangan Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah di Dalam Kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter yang dipimpin oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Finlandia, Swedia, Norwegia dan Denmark merupakan mitra dalam pembangunan proyek ini.

Asisten Deputi Yudi Prabangkara mengatakan “Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai ketua tim koordinasi untuk percepatan pembangunan pengolahan sampah yang menghasilkan energi dan berbasis teknologi ramah lingkungan.”

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), sebagai mitra pendamping Badan Usaha Milik Daerah PT.Jakarta Propertindo (Jakpro) turut mengambil peran dalam pemilihan teknologi pengolahan sampah yang akhirnya memiilh badan usaha milik pemerintah Finlandia yang bergerak di bidang energi bersih - Fortum sebagai mitra pembangunan dan pengoperasian ITF di DKI Jakarta. “Focal Point pada program pengolahan sampah ada di Kementerian KLHK, terutama di Direktorat Pengolahan Sampah, tapi ini bersifat multisektor, jadi ada beberapa kementerian terkait ,seperti Kementerian ESDM, Kementerian Dalam Negri, serta Kemenko Perekonomian juga terlibat.” Jelas Asdep Yudi Prabangkara.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta sendiri termasuk dalam 12 lokasi untuk membangun fasilitas pengolahan sampah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden (Prepres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang percepatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Sampah.

“Sudah ada 12 lokasi (provinsi dan kota) yang ikut dalam program Perpres 35 Tahun 2018, yaitu DKI Jakarta, Palembang, Tangerang, Tangerang Selatan, Jawa Barat, Bekasi, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, dan terakhir adalah Menado.” Tambah Asdep Yudi Prabangkara.

Produksi sampah di Jakarta sangat tinggi, diperkirakan mencapai 7000 hingga 8000 ton per hari. Bila hanya mengandalkan pola penimbunan sampah di TPA Bantargebang tidak dapat menyelesaikan masalah sampah. Alih-alih menyelesaikan, penimbunan sampah menyebabkan masalah lingkungan bertambah kompleks karena kapasitas sampah yang sudah melampaui batas. Sementara, jarak tempuh yang jauh dari kota Jakarta ke lokasi TPA Bantargebang menimbulkan permasalahan transportasi.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga menjelaskan bahwa program ini merupakan kolaborasi internasional dengan perusahaan BUMD (Jakpro), Perusahaan Energi Bersih Fortum dan World Bank yang akan ikut berpartisipasi dalam hal pendanaan.

“ITF dapat menciptakan efisiensi 2200 ton sampah dan 25% sampah tersebut dikonversikan menjadi 35 megawatt listrik. Hal ini akan menjadi lembaran baru mengenai pengolahan sampah masa depan, sehingga Jakarta akan bersih, ekonominya bergerak dan dapat menciptakan banyak peluang usaha dan lapangan kerja bagi warga Jakarta.” Pungkas Sandiaga Uno.***

Artikel Terkait