Nasional

TNI Dampingi Suku Mausu Ane Hadapi Indahnya Masa Depan Kehidupan

Oleh : luska - Senin, 03/09/2018 14:01 WIB

TNI dan Warga Suku Mausu Ane. (Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Saat ini indahnya sinar masa depan telah menyelimuti setiap wajah Suku Mausu Ane, suku pedalaman di hutan Seram, Gunung Morkelle, Kecamatan Maluku Tengah. Sebelumnya Suku Mausu Ane sempat mengalami bencana kelaparan yang mendera mereka.

Segala upaya telah dilakukan oleh TNI untuk mengangkat masyarakat Suku Mausu Ane dari keterpurukan dan kelaparan. Hingga kini masyarakat Suku Mausu Ane telah hidup sejahtera distrata layaknya kehidupan manusia baik sandang, pangan dan papan yang masih dalam proses pembangunan.

" Kondisi kesehatan gizi masyarakat Suku Mausu Ane sekarang telah dalam konsidi baik dan sehat, mereka juga telah melakukan kegiatan seperti biasa yaitu para lelaki pergi ke hutan untuk berladang ataupun untuk mencari bahan makanan sedangkan bagi para wanitanya dan keluarga tetap berada di camp yang telah disediakan oleh TNI. Sedangkan untuk akses jalan, TNI telah membangun jalan yang saat ini tinggal 1 KM lagi dan selesai bangun jalan akan dilanjutkan dengan membangun hunian layak, untuk tempat pemukiman sudah kita doser seluas 1 HA, rencana 3 HA," jelas Dandim 502 Masohi Letkol Inf Harisandi melalui pesan singkatnya kepada Indonews.id, Minggu (2/9/2018).

Sebelumnya, kelaparan yang melanda Suku Mausu Ane ini disebabkan suku yang terletak di Pegunungan Seramber ini mempunyai hidup yang berpindah pindah ke lokasi baru (nomaden) seperti ke daerah pinggiran perkampungan dan juga perkebunan masyarakat. Selama mereka melakukan perpindahan, mereka kekurangan bekal makanan,sehingga menyebabkan daya tahan tubuh mereka berkurang dan mengalami sakit serta kurang gizi. Keadaan ini makin diperparah dengan kurangnya sumber makanan mereka, yang hilang akibat perkebunan warga yang terserang oleh hama babi hutan dan hama tikus.

Mendengar adanya laporan dari masyarakat desa tentang bencana kelaparan Suku Mausu Ane ini, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Suko Pranoto langsung gerak cepat memerintahkan prajuritnya untuk mendalami dan mengecek kebenaran informasi tersebut, setelah melakukan pengecekan dan benar di lokasi keberadaan Suku Mausu Ane, Pangdam Pattimura langsung mengirimkan personil Kodim 1502/Masohi melalui Dandim 1502 Masohi Letkol Inf Harisandi segara membantu dan menyambangi suku Mausu Ane dengan memberikan bantuan logistik berupa makanan dan obat-obatan.

Setelah berjalan darat selama 8 jam, Kodim 1502/Masohi dengan Koramil 1502-05/Wahai sebagai satuan kewilayahan terdekat, tiba di lokasi. Setibanya di lokasi puluhan prajurit TNI ini langsung memeriksa kesehatan satu persatu warga Suku Masuhi dan memberikan asupan makanan yang telah disediakan, juga memberikan obat bagi warga Suku Mausu Ane yang sedang sakit.

Dikarenakan kendala keterbatasan sarana angkutan dan transportasi, Kodim 1502/Masohi sebagai satuan kewilayahan, memberikan bantuan awal berupa 40 kardus mie instans dan 44 Karung beras kepada suku Suku Mausu Ane yang sudah dievakuasi ke Dusun Siahari, Kecamatan Seram Utara Timur, Kobi, Kabupaten Maluku Tengah.

“Suku Mausu Ane merupakan masyarakat terasing atau nomaden yang mana mereka hanya dapat ditemui dengan perantara salah satunya Raja Negeri Maneo Rendah, ” ujar Dandim 1502/Masohi Letkol Inf Harisandi Krishandoko.

Dandim telah melakukan kordinasi dengan Kepala Dusun Siahari Bapak Anton Katipana dan Bapak Pendeta Siahaya guna mengambil langkah-langkah cepat untuk memberikan dorongan logistik, dan akhirnya disepakati bahwa masyarakat suku Mausu Ane akan mengadakan pertemuan di Dusun Siahari serta mengambil bantuan tanggap darurat dari TNI, besok Rabu, 25 juni 2018 pukul 11.00 wit.

Untuk memudahkan karya baktinya terhadap warga Suku Mausu Ane yang tersebar di hutan Gunung Morkelle, secara bertahap Kodim 1502/ Masohi yang dipimpin langsung oleh Letkol Inf Hari Sandhi berhasil membawa turun ratusan warga Suku Mausu Ane ke camp penampungan yang telah disiapkan oleh TNI di Desa Siahara, Maluku Utara, Jumat (27/7/2018).

” Kami bersama Babinsa berhasil menurunkan 2 kk lagi, jadi saat ini jumlah keluarga seluruh Suku Mausu Ane ada 40 KK,” jelas Dansatgas kemanusiaan Suku Mausu Ane.

Dandim Harisandi menceritakan perjalanan untuk mencapai lokasi tempat dimana Suku Mausu Ane berada cukup sulit, kurang lebih menempuh jarak 14 Km antara lokasi Camp dusun Siahari dari desa Morokay dengan medan yang bervariasi baik jalanan aspal, sungai dan jalan-jalan berbatu.

dikatakan Harisandi sejak awal datangnya warga Suku Mausu Ane di camp penampungan, dirinya terus mempelajari apa yang menjadi kebiasaan dari suku Mausu Ane ini mulai dari cara mereka berinteraksi dan kebiasaan mereka ketika berkumpul maupun makan, hingga akhirnya Hari Sandhi mendapatkan pelajaran yang berharga dalam interaksi pergaualan diantara mereka.

Pelajaran tersebut dijadikan Hari Sandhi untuk dapat membawa Suku Mausu Ane lainnya turun gunung.

Suku Mausu Ane ini paling suka dengan rokok, kata Letkol Hari, mereka terbiasa dengan rokok dari dedaunan kering di hutan. Dandim 1502 inipun kemudian berinisiatif melakukan pendekatan dengan menawarkan rokok yang dibawanya, bahkan rokok tersebut dibakar sendiri oleh Dansatgas Kodim 1502 ini.

” Awalnya mereka takut untuk berinteraksi dengan kami, lalu saya tawarkan rokok kepada mereka satu persatu dan lansgung saya hidupkan dengan tangan saya sendiri, dan mereka yang semula takut lama lama menjadi dapat berinteraksi dengan saya, dan mereka yang semula hendak kabur melihat kami, tapi dengan rokok mereka malah bersahabat dengan kami,” cerita Dandim 1502.

Setelah selesai saling berinteraksi dengan bahasa suku tersebut dicampur dengan bahasa Indonesia dan bahasa isyarat, mereka (Suku Mausu Ane) mau diajak turun ke camp TNI, walaupun selama perjalanan hanya diam namun seseklai mereka (Suku Mausu Ane) tersenyum kepada kami, dan kamipun selalu merangkul hangat dan senyuman untuk menumbuhkan rasa percaya dan kenyamanan mereka, imbuh Dansatgas Kodim 1502.

Setelah sampai di camp TNI untuk Suku Mausu Ane, mereka terlihat kebingungan, terlihat hanya berdiri sambil melihat teman mereka ynag telah lebih dulu berada di camp. Tidak lama salah satu dari warga Suku Mausu menghampiri dan menjelaskan, akhirnya merekapun tersenyum dan mulai masuk ke camp untuk makan.

Saat ini kondisi masyarakat Suku Mausu Ane jauh lebih baik, kesehatan mereka telah membaik karena mendapat pelayanan kesehatan dari posko Kesehatan Kesdam XVI/Pattimura.

Satgas Penanggulangan Bencana Suku Mausu Ane juga telah membangun tenda-tenda pengungsian sementara, mendata bantuan-bantuan logistik yang diberikan guna mempermudah penyalurannya, meninjau dan menyiapkan daerah yang nantinya menjadi tempat relokasi, membagi perlalatan masak serta terus memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Suku Mausu Ane.

Bantuan paripurna TNI kepada Suku Mausu Ane terus berdatangan dari bantuan berupa perlengkapan darurat seperti tenda Serba guna : 5 set, dapur lapangan : 2 set, alat makan : 200 set, bahan makanan : 200 buah, ransum T2 ABC : 1000 kaleng, susu : 1000 buah, selimut : 200 buah, obat-obatan, pakaian layak pakai, air mineral, terpal dan alat komunikasi.

Pada 31 Juli yang lalu Posko Penanganan Suku Mausu Ane yang sudah disiapkan, sudah ditempati oleh 27 kk terdiri dari 116 jiwa, air bersih yang sudah dibuat dari sumber mata air yang terdekat sudah bisa dipakai dan akses jalan menuju daerah relokasi sedang dibuat, begitu juga dengan pendampingan kepada anak-anak dalam belajar dan bermain tetap dilaksanakan oleh Persit dibantu Babinsa, serta kondisi kesehatan Suku Mausu Ane sudah membaik.

TNI terus melakukan pendampingan kepada warga Suku Mausu Ane, kali ini puluhan ibu ibu Persit Kodim 1502 Masohi yang dipimpin oleh Ibu Laode, istri Danramil Wahai turut membantu masyarakat terasing khususnya anak-anak dalam memperkenalkan alat alat kebersihan seperti perlengkapan mandi.

Dandim 1502/Masohi Letkol Inf Hari Sandhi mengatakan pembinaan yang dilakukan para kan untuk para iibu ibu Persit ini akan berlangsung setiap seminggu dua kali. Peran ibu ibu Persit ini dikhususkan dalam pembinaan tata cara kehidupan sosial dan pendidikan serta pengetahuan, terutama bagi anak anak.

Seperti yang dilakukan para ibu Persit pada Sabtu (28/7/2018), sejak pukul 10.00 WIT sejumlah anak anak Suku Mausu Ane telah berkumpul untuk belajar menulis, membaca serta menggambar. Para Ibu Persit juga mengajarkan bagaiamana cara hidup sehat dengan memandikan anak anak Suku Mausu Ane, juga diajarkan menggosok gigi dan berpakaian rapi.

Mereka (Suku Mausu Ane) juga diberikan pengetahuan cara makan yang benar dengan menggunakan piring. Sedang ibu ibu Suku Mausu Ane diberikan pengetahuan tatacara berbusana yang baik, cara memasak dengan menggunakan alat dapur dan pengetahuan tentang kesehatan.

Pada hari yang sama, juga diberikan bantuan berupa pakaian, alat mandi, alat belajar, selimut, tenda untuk belajar.

Dandim Masohi Letkol Inf Hari Sandhi mengatakan sesuai dengan perintah Panglima Kodam (Pangdam) XVI/Pattimura, Mayjen TNI Suko Pranoto, TNI saat ini tengah membuat program suatu kawasan atau tempat yang layak bagi masyarakat suku Mausu Ane sehingga mereka bisa tinggal dan menetap.

Program yang ditugaskan kepada Kodim 1502/Masohi tersebut saat ini telah berjalan. Progres program ini akan terus dievaluasi setiap minggunya untuk pengembangan lebih lanjut.

Sejumlah program yang dijalankan Satgas 1502 bertujuan untuk memberikan rasa nyaman bagi para masyarakat Suku Mausu Ane dan diharapkan program ini dapat memberikan manfaat bagi warga Suku Mausu Ane dalam menyambung hidup mereka.

Dijelaskan Dandim 1502 Masuhi ini, TNI bersama aparat terkait telah membangun camp penampungan bagi warga Suku Mausu Ane, Camp ini terdiri dari camp keluarga sebanyak 40 tenda yang sesuai dengan jumlah kartu keluarga (KK), camp untuk dapur umum, camp pendidikan, camp kesehatan, camp untuk MCK, serta camp untuk berkumpul.

Di dalam camp tersebut warga Suku Mausu Ane akan diberikan kegiatan berupa pendidikan bagaimana caranya berkebun, berladang cengkeh, pala,cabe dll dan juga menggunakan alat masak memasak yang benar. Bagi anak anak mereka diberikan pendidikan berupa belajar membaca, pengenalan ilmu pengetahuan serta pendidikan ketrampilan lainnya.

Untuk dapat hidup sehat, prajurit TNI bersama aparat terkait juga memberikan penyuluhan serta pembelajaran bagaimana caranya hidup sehat dan menjaga kesehatan yang benar.

Bahkan, lanjutnya, TNI juga telah merancang pembuatan kampung atau desa baru yang di isi oleh warga Suku Mausu Ane. Desa tambahan ini akan didirikan diatas tanah seluas 40 hektare di kaki pegunungan Binaiya, Pulau Seram dan diisi sebanyak 45 rumah semi permanen.

” Kampung baru Suku Mausu ini akan terus didampingi oleh TNI,” imbuhnya.

Dikatakan Komandan Satgas 1502 ini, warga Suku Mausu Ane, mereka berterima kasih dan minta pendampingan terus hingga mapan dan mandiri.

” Momentum yang telah dapat kepecayaan dari masyarakat jadi harus terus berjalan dan dibina,” pungkasnya. (Lka)

Artikel Terkait